49
Sbi b
- bi
hitung -
t
Dimana : b
i
= koefisien variabel ke-i b
= nilai hipotesis nol Sb
i
= simpangan baku dari variabel independen ke-i
3.6 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik 3.6.1 Multikolinerity
Multikolinerity adalah alat untuk mengetahui suatu kondisi, apakah terdapat korelasi variabel independen di antara satu sama lainnya. Untuk mengetahui ada
tidaknya multikolinerity dapat dilihat dari nilai R-Square, F-hitung, t-hitung, serta standard error. Adanya multikolinerity ditandai dengan :
a Standard erroer tidak terhingga.
b Tidak ada satupun t-statistik yang signifikan pada
α = 5, α = 10, α = 1.
c Terjadi perubahan tanda atau tidak sesuai dengan teori.
d R
2
sangat tinggi.
3.6.2 Autokorelasi
Autokorelasi terjadi bila error term µ dari waktu yang berbeda berkorelasi. Dikatakan bahwa error term berkorelasi atau mengalami korelasi serial apabila:
Universitas Sumatera Utara
50
Variabel εi.εj ≠ 0; untuk i ≠ j, dalam hal ini dikatakan memiliki masalah
autokorelasi.
Ada beberapa cara untuk mengetahui keberadaan autokorelasi yaitu : a
Dengan memplot garfik. b
Dengan Durbin-Watson Uji D-Wtest.
t
e e
- e
hitung -
D
2 2
1 -
t t
Dengan hipotesis sebagai berikut: H
: ρ = 0, artinya tidak ada autokorelasi
Ha :
ρ ≠ 0, artinya ada autokorelasi Dengan jumlah sampel tertentu dan jumlah variabel independen tertentu
diperoleh nilai kritis dl dan du dalam tabel distribusi Durban-Watson untuk nilai α.
Hipotesis yang digunakan adalah :
Universitas Sumatera Utara
51
Gambar 3.1 Kurva Durbin watson
Dimana : H
: tidak ada autokorelasi Dw du
: tolak H ada korelasi positif
Dw 4du : tolak H
ada korelasi negatif Du Dw 4-du
: tolak H tidak ada korelasi
dl ≤ Dw ≥ du
: tidak bisa disimpulkan inconclusive 4-du
≤ Dw ≤ 4-dl : tidak bisa disimpulkan inconclusive
Definisi Operasional
1. Jumlah deposito Y adalah dana simpanan masyarakat yang dititipkan dan
disimpan oleh bank dalm bentuk deposito dan dinyatakan dalam rupiah. 2.
Tingkat Bagi Hasil X1 adalah pendapatan atau hasil dari investasi yang dibagikan kepada nasabah dan dinyatakan dalam ratio angka.
Universitas Sumatera Utara
52
3. Tingak Suku Bunga X2 adalah rata- rata bunga deposito pada bank umum
pemerintah di Sumatera Utara yang dinyatakan dalam persen.
Universitas Sumatera Utara
53
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Bank Syariah
Pengertian perbankan menurut pasal 1 butir 1 undang-undang Nomor 7 tahun 1992 adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak Wiroso, 2005 : 1. Jenis-jenis bank menurut Pasal 5 Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 adalah
sebagai berikut : 1.
Bank umum adalah bank yang dapat memberikan jasa dalamlalu lintas pembayaran pasal 1 Undang-undang Nomor 71992 tentang Perbankan.
2. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yan menerima simpanan hanya dalam
bentuk lain yang dipersamakan dengan hal itu Pasal 1 Undang-undang Nomor 71992 tentang perbankan.
Apabila hanya melihat pada Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan, memang tidak ada aturan tentang Bank Syariah khususnya bank umum
syariah, karena dalam undang-undang tersebut secara umum hanya menjelaskan tentang perbankan konvensional, kecuali dalam Pasal 13.c yang mengatur tentang
Usaha Bank Perkreditan Rakyat berdasarkan prinsip bagi hasil. Bank Syariah pertama berdiri di Indonesia sekitar tahun 1992 didasarkan pada Undang-undang Nomoor 7
tahun 1992 sebagai landasan hukum bank dan Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun
Universitas Sumatera Utara