Autokorelasi Uji Penyimpangan Asumsi Klasik .1 Multikolinerity

49 Sbi b - bi hitung - t  Dimana : b i = koefisien variabel ke-i b = nilai hipotesis nol Sb i = simpangan baku dari variabel independen ke-i 3.6 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik 3.6.1 Multikolinerity Multikolinerity adalah alat untuk mengetahui suatu kondisi, apakah terdapat korelasi variabel independen di antara satu sama lainnya. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinerity dapat dilihat dari nilai R-Square, F-hitung, t-hitung, serta standard error. Adanya multikolinerity ditandai dengan : a Standard erroer tidak terhingga. b Tidak ada satupun t-statistik yang signifikan pada α = 5, α = 10, α = 1. c Terjadi perubahan tanda atau tidak sesuai dengan teori. d R 2 sangat tinggi.

3.6.2 Autokorelasi

Autokorelasi terjadi bila error term µ dari waktu yang berbeda berkorelasi. Dikatakan bahwa error term berkorelasi atau mengalami korelasi serial apabila: Universitas Sumatera Utara 50 Variabel εi.εj ≠ 0; untuk i ≠ j, dalam hal ini dikatakan memiliki masalah autokorelasi. Ada beberapa cara untuk mengetahui keberadaan autokorelasi yaitu : a Dengan memplot garfik. b Dengan Durbin-Watson Uji D-Wtest.    t e e - e hitung - D 2 2 1 - t t Dengan hipotesis sebagai berikut: H : ρ = 0, artinya tidak ada autokorelasi Ha : ρ ≠ 0, artinya ada autokorelasi Dengan jumlah sampel tertentu dan jumlah variabel independen tertentu diperoleh nilai kritis dl dan du dalam tabel distribusi Durban-Watson untuk nilai α. Hipotesis yang digunakan adalah : Universitas Sumatera Utara 51 Gambar 3.1 Kurva Durbin watson Dimana : H : tidak ada autokorelasi Dw du : tolak H ada korelasi positif Dw 4du : tolak H ada korelasi negatif Du Dw 4-du : tolak H tidak ada korelasi dl ≤ Dw ≥ du : tidak bisa disimpulkan inconclusive 4-du ≤ Dw ≤ 4-dl : tidak bisa disimpulkan inconclusive Definisi Operasional 1. Jumlah deposito Y adalah dana simpanan masyarakat yang dititipkan dan disimpan oleh bank dalm bentuk deposito dan dinyatakan dalam rupiah. 2. Tingkat Bagi Hasil X1 adalah pendapatan atau hasil dari investasi yang dibagikan kepada nasabah dan dinyatakan dalam ratio angka. Universitas Sumatera Utara 52 3. Tingak Suku Bunga X2 adalah rata- rata bunga deposito pada bank umum pemerintah di Sumatera Utara yang dinyatakan dalam persen. Universitas Sumatera Utara 53

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Bank Syariah

Pengertian perbankan menurut pasal 1 butir 1 undang-undang Nomor 7 tahun 1992 adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak Wiroso, 2005 : 1. Jenis-jenis bank menurut Pasal 5 Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 adalah sebagai berikut : 1. Bank umum adalah bank yang dapat memberikan jasa dalamlalu lintas pembayaran pasal 1 Undang-undang Nomor 71992 tentang Perbankan. 2. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yan menerima simpanan hanya dalam bentuk lain yang dipersamakan dengan hal itu Pasal 1 Undang-undang Nomor 71992 tentang perbankan. Apabila hanya melihat pada Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan, memang tidak ada aturan tentang Bank Syariah khususnya bank umum syariah, karena dalam undang-undang tersebut secara umum hanya menjelaskan tentang perbankan konvensional, kecuali dalam Pasal 13.c yang mengatur tentang Usaha Bank Perkreditan Rakyat berdasarkan prinsip bagi hasil. Bank Syariah pertama berdiri di Indonesia sekitar tahun 1992 didasarkan pada Undang-undang Nomoor 7 tahun 1992 sebagai landasan hukum bank dan Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Tingkat Bagi Hasil dan Inflasi Terhadap Besarnya Jumlah Tabungan Pada PT. BPR Syariah Puduarta Insani Medan

7 116 73

Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Bagi Hasil Terhadap Deposito Mudharabah (Studi Kasus BPRS Puduarta Insani Medan)

8 140 95

Analisa Hubungan Jumlah Tabungan Terhadap Jumlah Kredit di BPRS Puduarta Insani

0 27 75

Analisa Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Jumlah Deposito Pada PT. Bank Sumut Medan

2 24 89

Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga Deposito, dan Jumlah Bagi Hasil Deposito terhadap Jumlah Deposito Mudharabah (Studi Kasus PT. Bank Syariah Mandiri Tahun 2008-2012)

0 13 130

Pengaruh Jumlah Bagi Hasil Deposito Mudharabah, Tingkat Imbalan SBIS, Suku Bunga Simpanan Berjangka 1 Bulan, dan Inflasi terhadap Jumlah Deposito Mudharabah (Studi Kasus PT. Bank Syariah Mandiri tahun 2007-2011)

0 16 136

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, TINGKAT BAGI HASIL, INFLASI, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH (Studi Empiris BPRS di DIY dan Jawa Tengah)

5 26 133

PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL DEPOSITO BANK SYARIAH DAN SUKU BUNGA DEPOSITO BANK UMUM TERHADAP JUMLAH Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito Bank Syariah Dan Suku Bunga Deposito Bank Umum Terhadap Jumlah Simpanan Deposito Mudharabah(Studi Pada Bank Umum Syar

0 1 13

PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL DEPOSITO BANK SYARIAH DAN SUKU BUNGA DEPOSITO BANK UMUM Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito Bank Syariah Dan Suku Bunga Deposito Bank Umum Terhadap Jumlah Simpanan Deposito Mudharabah(Studi Pada Bank Umum Syariah di Indonesia

0 2 16

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA DEPOSITO IN

0 0 1