Teori Suku Bunga Suku Bunga

30 Jadi dapat diartikan bunga pinjaman adalah bunga atau harga yang diberikan oleh nasabah peminjam kepada bank atas dana atau pinjaman yang diperolehnya. Contohnya : bunga kredit

2.2.3 Teori Suku Bunga

A. Teori Klasik Bunga adalah “harga” dari penggunaan loanable funds. Terjemahan langsung dari istilah tersebut adalah “dana yang tersedia untuk dipinjamkan”, atau dapat disebut “dana investasi”, sebab menurut teori klasik bunga adalah harga yang terjadi di “pasar” dana investasi. Dalam suatu periode ada anggota masyarakat yang menerima pendapatan melebihi apa yang mereka perlukan untuk konsumsinya selama periode tersebut. Mereka ini adalah kelompok “penabung”. Bersama-sama jumlah “tabungan” mereka membentuk supply atau penawaran akan loanable funds. Di lain pihak dalam periode yang sama ada anggota masyarakat yang membutuhkan dana, mungkin mereka ingin berkonsumsi lebih dari pendapatan yang diterima selama periode tersebut atau pengusaha yang membutuhkan dana untuk operasi atau perluasan usahanya. Mereka ini adalah investor. Jumlah dari seluruh kebutuhan mereka akan dapat membentuk permintaan akan loanable funds. Selanjutnya para penabung dan para investor ini akan bertemu di pasar loanable funds, dan dari proses tawar-menawar antara mereka akhirnya akan dihasilkan tingkat bunga kesepakatan atau keseimbangan. Menurut kaum klasik tingkat bunga ditentukan oleh : Universitas Sumatera Utara 31 1. Penawaran tabungan oleh rumah tangga 2. Permintaan dana tabungan oleh investor Semakin besar bagian pendapatan yang akan ditabung akan mengakibatkan turunnya tingkat bunga dan sebaliknya tingkat bunga akan naik bila penawaran tabungan semakin berkurang. Bila dilihat dari sudut permintaan dana tabungan, kenaikan permintaan dana oleh investor akan mengakibatkan naiknya tingkat bunga dan bila permintaan dana menurun, maka suku bunga juga bergerak turun. Jadi dapat dikatakan ada kepentingan yang berbeda antara pemilik dana dan investor terhadap tingkat bunga yang berlaku, dimana pemilik dana menginginkan tingkat bunga yang tinggi sedangkan investor sebaliknya mengharapkan bunga yang rendah. B. Teori Keynes Menurut Keynes tingkat bunga merupakan suatu fenomena moneter, yang artinya tingkat bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan akan uang ditentukan dalam pasar uang. Uang akan mempengaruhi kegiatan ekonomi GNP sepanjang uang itu akan mempengaruhi tingkat bunga. Perubahan tingkat bunga selanjutnya akan mempenagruhi keinginan untuk mengadakan investasi, dan demikian akan mempengaruhi sumber timbulnya “permintaan akan uang”.  Motif transaksi Keynes tetap menerima pendapatan golongan Cambridge, bahwa orang yang memgang uang guna memenuhi dan melancarkan transaksi-transaksi yang dilakukan dan permintaan masyarakat untuk tujuan ini dipengaruhi oleh tingkat pendapatan dan Universitas Sumatera Utara 32 tingkat bunga. Semakin tinggi pendapatan nasional semakin besar volume transaksi dan semakin besar pula kebutuhan uang untuk memenuhi transaksi.  Motif berjaga-jaga Keynes membedakan permintaan akan uang untuk tujuan pembayaran-pembayaran tidak regular, atau yang di luar rencana transaksi normal, misalnya untuk pembayaran keadaan-keadaan darurat seperti kecelakaan, sakit serta pembayaran tidak terduga lainnya. Orang memanfaatkan uang untuk keadaan yang tidak terduga tersebut, karena sifat uang yang liquid, atau nidah ditukarkan dengan barang atau jasa lain.  Motif spekulasi Sesuai dengan namanya motif dari memegang uang adalah untuk tujuan memperoleh keuntungan yang dapat diperoleh jika pemegang uang dapat memprediksi keadaan yang akan terjadi dengan benar. Teori Keynes khususnya menekankan adanya hubungan langsung antara kesediaan orang membayar harga uang tersebut tingkat bunga dengan unsure permintaan uang untuk tujuan spekulasi. Permintaan akan uang yang menururt Keynes disebut dengan “liquidity freference” preferensi likuiditas tergantung dari tingkat bunga. Preferensi likuiditas berdasarkan motif ini sangat peka terhadap perubahan tingkat bunga. Semakin rendah tingkat bunga i maka preferensi likuiditas akan semakin besar. Permintaan uang dengan motif spekulasi adalah disebabkan ketidakpastian suku bunga di masa yang akan datang. Motif spekulasi ini dikaitkan dengan jual beli obligasi dimana perubahan harganya ditentukan oleh perubahan tingkat bunga yang akan terjadi di masa yang akan datang. Bila masyarakat menganggap tingkat bunga saat ini lebih tinggi dari tingkat bunga Universitas Sumatera Utara 33 normal maka dalam masyarakat akan timbul ekspektasi tingkat bunga cenderung turun di masa yang akan datang. Turunnya tingkat bunga mengakibatkan harga obligasi naik dan pemegang obligasi memperoleh keuntungan. Dengan demikian pemegang obligasi lebih suka tetap memegang obligasinya disbanding dengan memegang uang. Jadi bila tingkat bunga naik, permintaan terhadap uang akan rendah dan sebaliknya bila tingkat bunga saat ini lebih rendah dari tingkat bunga normal, maka dalam masyarakat timbul ekspektasi bahwa tingkat bunga akan naik dimasa yang akan datang. Harga obligasi turun dan terjadi kerugian pada pemegang saham sehingga orang lebih suka memegang uang dari pada obligasi. Jadi menurut Keynes kenaikan permintaan uang baik untuk transaksi, berjaga- jaga maupun spekulasi akan menyebabkan naiknya tingkat bunga dan sebaliknya bila permintaan uang turun maka tingkat bunga akan bergerak turun. Permintaan uang akan mempunyai hubungan yang negatif dengan tingkat bunga yang normal. Apabila tingkat bunga turun dibawah tingkat normal, maka masyarakat yakin bahwa tingkat bunga akan kembali ke tingkat normal yakin bunga akan naik di waktu yang akan datang. Jika mereka memegang surat berharga di waktu suku bunga naik harganya turun. Keynes menyatakan bahwa masyarakat mempunyai keyakinan adanya suatu tingkat bunga yang normal. Apabila tingkat bunga turun dibawah tingkat bunga normal, makin banyak orang yakin bahwa tingkat bunga akan kembali ke tingkat yang normal yakin bahwa bunga akan naik di waktu yang akan datang. Jika mereka memegang surat berharga di waktu suku bunga naik Universitas Sumatera Utara 34 harganya turun. Mereka akan menderita kerugian capital loss. Mereka akan menghindari kerugian ini dengan mengurangi surat berharga yang dipegangnya, dengan sendirinya akan menamah uang kas yang dipegang, pada waktu tingkat bunga naik. Hubungan permintaan negatif dengan tingkat bunga juga berkaitan dengan ongkos memegang uang kas opportunity costof holding money. Makin tinggi tingkat bunga, makin tinggi pula ongkos memegang uang kas dalam bentuk tingkat bunga yang tidak diperoleh karena kekayaan diwujudkan dalam bentuk uang kas, sehingga, keinginan memegang uang kas juga turun. Sebaliknya, jika tingkat bunga turun berarti ongkos memegang uang kas juga makin rendah sehingga permintaan akan uang kas akan naik. C. Teori Paritas Tingkat Bunga Sampai saat ini tidak ada negara yang benar-benar tertutup, artinya hubungan dengan luar negeri dianggap tidak ada. Selalu ada perbedaan-perbedaan dalam derajat “keterbukaan” suatu negara. Namun kiranya jelas bahwa adanya hubungan dengan luar negeri mempunyai pengaruh terhadap perkembangan tingkat bunga di dalam negeri. Teori paritas tingkat bunga adalah teori mengenai penentuan tingkat bunga dalam sisten devisa bebas, yaitu apabila penduduk masing-masing negara bebas memperjualbelikan devisa. Teori ini pada pokoknya menyatakan bahwa “dalam sistem devisa bebas tingkat bunga di negara satu akan cenderung sama dengan tingkat bunga di negara Universitas Sumatera Utara 35 lain. Setelah diperhitungkan perkiraan mengenai laju depresiasi mata uang negara yang satu dengan negara yang lain. Secara aljabar Rn = Rf + E Di mana : Rn = tingkat bunga nominal di dalam negeri Rf = tingkat bunga nominal di luar negeri E = laju depresiasi mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing Yang diperkirakan akan terjadi. Karena beberapa alasan tingkat bunga berbeda di seluruh dunia. Ketika diasumsikan tingkat bunga dalam perekonomian terbuka kecil ditentukan oleh tingkat bunga dunia, masyarakat luar negeri akan memberi pinjaman kepada negara itu, yang membuat tingkat bunga domestik turun. Dan jika bunga tingkat domestik berada di bawah tingkat bunga dunia, penduduk domestik akan memberi pinjaman ke luar negeri untuk mendapatkan pengembalian yang lebih tinggi, yang mendorong tingkat buga domestik naik. Akhirnya tingkat bunga domestik akan sama dengan tingkat bunga dunia. Perlu dicatat bahwa dalam praktek ada ‘biaya transaksi’ untuk memindahkan dana dari dalam negeri. Oleh sebab itu teori paritas bunga ini lebih tepat jika berbunyi bahwa tingkat bunga antara dua negara cenderung sama, setelah dikoreksi dengan laju depresiasi yang diperkirakan dari mata uang yang satu terhadap mata uang negara lain dan biaya transaksi biaya memindahkan dana. Dalam sistem devisa bebas biaya transaksi tersebut rendah, tetapi dalam sistem devisa yang kurang bebas, Universitas Sumatera Utara 36 biaya tersebut bisa tinggi. Oleh karena itu dalam sistem devisa yang tidak bebas, ada kemungkinan tingkat bunga di dalam negeri sangat berbeda dengan tingkat bunga di luar negeri, meskipun telah dikoreksi dengan laju depresiasi yang diperkirakan. D. Teori Nilai Teori ini didasarkan pada anggapan bahwa nilai sekarang present value lebih besar dari pada nilai yang akan datang future value. Perbedaan nilai ini harus mendapat penggantian dari peminjam atau debitur. Penggantian nilai inilah yang dimaksudkan dengan bunga. Jadi menurut teori, bunga merupakan pengganti atas perbedaan nilai tersebut. Jadi bunga adalah besarnya penggantian perbedaan antara nilai yang sekarang dengan nilai yang akan datang. E. Teori Pengorbanan Teori ini didasarkan pada pemikiran bahwa pengorbanan yang diberikan seharusnya mendapat balas jasa berupa pembayaran. Teori ini mengemukakan bahwa jika pemilik uang meminjamkan uangnya kepada debitur selama uangnya belum dikembalikan debitur atau bank, kreditur tidak dapat menggunakan uang tersebut. Pengorbanan kreditur inilah yang harus dibayar oleh debitur. Pembayaran inilah yang disebut dengan bunga. F. Teori laba Teori ini mengemukakan bahwa bunga ada karena adanya motif laba spread profit yang ingin dicapai. Bank dan para pelaku ekonomi mau dan bersedia membayar bunga didasarkan atas laba yang akan diperolehnya. Misalnya bank akan menerima deposito dan tabungan jenis lainnya dan akan membayar bunga atas Universitas Sumatera Utara 37 deposito dan tabungan jenis lainnya dan akan membayar bunga atas deposito dan tabungan lainnya tersebut karena bank itu akan memperoleh laba dari pemberian kredit. Spread profit bank sama dengan price credit dikurangi dengan cost of moneynya. Masyarakat Surplus Spending Unit SSU yang cara menabungnya bersifat non produktif atau hoarding idle money menjadi efektif produktif apabila salah satu motifnya untuk memperoleh laba dari tabungan yang dilakukannya. Jadi laba merupakan pendorong bagi terciptanya bunga, baik bagi pengusaha maupun bagi masyarakat SSU untuk menabungkan uangnya secara efektif dan produktif Drs. H. Malayu S.P Hasibuan-1998 G. Teori Kelompok Pasar Teori kelompok pasar The Perfect Habitat Theory mengemukakan bahwa jika permintaan pasar kelompok dana besar untuk jangka waktu satu bulan, tingkat bunga satu bulan akan lebih besar dari pada tingkat bunga tiga bulan. Alasannya adalah peranan harapan masuk sulit dan hubungan kelompok sangat menentukan.

2.3 Deposito Syariah

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Tingkat Bagi Hasil dan Inflasi Terhadap Besarnya Jumlah Tabungan Pada PT. BPR Syariah Puduarta Insani Medan

7 116 73

Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Bagi Hasil Terhadap Deposito Mudharabah (Studi Kasus BPRS Puduarta Insani Medan)

8 140 95

Analisa Hubungan Jumlah Tabungan Terhadap Jumlah Kredit di BPRS Puduarta Insani

0 27 75

Analisa Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Jumlah Deposito Pada PT. Bank Sumut Medan

2 24 89

Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga Deposito, dan Jumlah Bagi Hasil Deposito terhadap Jumlah Deposito Mudharabah (Studi Kasus PT. Bank Syariah Mandiri Tahun 2008-2012)

0 13 130

Pengaruh Jumlah Bagi Hasil Deposito Mudharabah, Tingkat Imbalan SBIS, Suku Bunga Simpanan Berjangka 1 Bulan, dan Inflasi terhadap Jumlah Deposito Mudharabah (Studi Kasus PT. Bank Syariah Mandiri tahun 2007-2011)

0 16 136

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, TINGKAT BAGI HASIL, INFLASI, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH (Studi Empiris BPRS di DIY dan Jawa Tengah)

5 26 133

PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL DEPOSITO BANK SYARIAH DAN SUKU BUNGA DEPOSITO BANK UMUM TERHADAP JUMLAH Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito Bank Syariah Dan Suku Bunga Deposito Bank Umum Terhadap Jumlah Simpanan Deposito Mudharabah(Studi Pada Bank Umum Syar

0 1 13

PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL DEPOSITO BANK SYARIAH DAN SUKU BUNGA DEPOSITO BANK UMUM Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito Bank Syariah Dan Suku Bunga Deposito Bank Umum Terhadap Jumlah Simpanan Deposito Mudharabah(Studi Pada Bank Umum Syariah di Indonesia

0 2 16

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA DEPOSITO IN

0 0 1