Fisiologi Hidung TINJAUAN PUSTAKA

dan sinus kavernosa. Sistem vena pada hidung tidak mempunyai katup, sehingga infeksi mudah menyebar ke sinus kavernosa Ballenger, 2003. Menurut Hollinshead 1966 dalam Dewi 2012 bagian antero-superior septum nasi memiliki persarafan sensori dari nervus ethmoidalis anterior yang merupakan percabangan dari nervus nasosiliaris yang berasal dari nervus oftalmikus. Sebagian kecil septum nasi pada antero-inferior mendapatkan persarafan sensori dari nervus alveolaris cabang antero-superior. Sebagian besar septum nasi lainnya mendapatkan persarafan sensori dari cabang maksilaris nervus trigeminus n.V2. Nervus nasopalatina mempersarafi septum bagian tulang, memasuki rongga hidung melalui foramen sfenopalatina berjalan ke septum bagian superior, selanjutnya kebagian antero-inferior dan mencapai palatum durum melalui kanalis insisivus.

2.2. Fisiologi Hidung

Fungsi hidung ialah untuk jalan nafas, alat pengukur kondisi udara, penyaring udara, sebagai indra penghidu, untuk resonansi suara, membantu proses bicara dan refleks nasal. 1. Sebagai jalan nafas pada inspirasi, udara masuk melalui nares anterior, lalu naik ke atas setinggi konka media kemudian turun ke bawah ke arah nasofaring, sehingga aliran udara ini berbentuk lengkungan atau arkus. Pada ekspirasi, udara masuk melalui koana dan kemudian mengikuti jalan yang sama seperti udara inspirasi. Akan tetapi di bagian depan aliran udara memecah, sebagian akan melalui nares anterior dan sebagian lain akan kembali ke belakang membentuk pusaran dan bergabung dengan aliran udara. 2. Fungsi hidung sebagai pengatur kondisi udara perlu untuk mempersiapkan udara yang akan masuk ke dalam alveolus paru. Fungsi ini dilakukan dengan cara mengatur kelembapan udara. Fungsi ini dilakukan oleh palut lendir. Mengatur suhu fungsi ini dimungkinkan karena banyaknya pembuluh darah di bawah epitel dan adanya permukaan konka dan septum yang luas, sehingga radiasi dapat Universitas Sumatera Utara berlangsung secara optimal. Dengan demikian, suhu udara kurang lebih 37 derajat celcius. 3. Sebagai penyaring dan pelindung berguna untuk membersihkan udara inspirasi dari debu dilakukan oleh rambut pada vestibulum nasi, silia, palut lendir. Debu dan silia akan lengket pada palut lendir dan partikel besar dikeluarkan melalui refleks bersin. 4. Hidung juga bekerja sebagai indra penghidu dengan adanya mukosa olfaktorius pada atap rongga hidung, konka superior dan sepertiga bagian atas septum. Partikel bau bisa mencapai daerah ini dengan cara difusi dengan palut lendir atau bila menarik nafas dengan kuat. 5. Resonansi suara oleh hidung penting untuk kualitas suara ketika berbicara. Sumbatan di hidung menyebabkan resonansi suara berkurang atau hilang, sehingga terdengar suara sengau. Hidung membantu proses pembentukan kata- kata. Kata dibentuk oleh lidah, bibir dan palatum mole. Mukosa hidung merupakan reseptor refleks yang berhubungan dengan saluran cerna, kardiovaskuler dan pernapasan Grevers, 2006.

2.3. Polip Hidung