Intoleransi Aspirin dan NSAID dengan Polip Hidung

2.7. Intoleransi Aspirin dan NSAID dengan Polip Hidung

Aspirin acetylsalicylic acid dan non-steroidal antiinflamatory drugs NSAIDs memiliki pebedaan patogenesis dalam mengakibatkan polip hidung. Gejala dari toleransi NSAIDs dan AIA aspirin-induced asthma yang paling sulit untuk diobati, dan memiliki resiko untuk terjadinya polip hidung. Beberapa konsep telah dijelaskan dalam patogenesis dari AIA yaitu mengenai inhibisi enzim siklooksigenase, di saluran pernapasan mengakibatkan bronkokonstriksi. Inhibisi dari COX merangsang reaksi biokimia spesifik yang bisa menyebabkan asma. Beberapa teori mengenai COX yaitu: 1. NSAIDs dengan aktivitas anti siklooksigenase mengakibatkan bronkokonstriksi pada pasien yang sensitif terhadap aspirin 2. NSAIDs yang tidak memiliki aktivitas tidak mengganggu COX tidak mengakibatkan bronkospasme 3. Ada hubungan positif antara NSAIDs yang memiliki potensi menghambat COX dalam menginduksi asma pada pasien yang sensitif. Biasanya kebanyakan pasien mengalami keluhan pada umur 30-40 tahun. Biasanya keluhan utama dimulai dengan gejala rhinitis vasomotor yang terjadi intermittent dengan rinore. Setelah beberapa bulan atau tahun, akan terjadi sumbatan di hidung, dan lama kelamaan akan muncul polip hidung pada pemeriksaan fisik. Polip hidung banyak ditemukan pada pasien AIA. Sebanyak 47 pasien dari 80 pasien asma yang mengalami intoleransi aspirin didiagnosis polip hidung Szczeklik, 1997. Adanya suatu triad berupa kepekaan terhadap aspirin, polip hidung, dan asma telah didokumentasikan. Salah satu manifestasi dari gangguan ini yaitu rhinitis alergi kronik. Pada pasien dapat timbul polip dimana pengangkatan polip dapat mencetuskan gejala asma atau memperburuk rhinitis. Mekanismenya diduga karena ada perubahan lintasan arakidonat Higler, 1997. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1. Hubungan antara polip nasal, asma, dan intoleransi aspirin. Pasien polip Hidung Pasien asma Pasien asma dan toleransi aspirin Onset asma Diagnosa polip Onset dari gejala rhinitis Brown et al. 1660 413 24.8 18211 41 tahun 44 tahun Drake-Lee et al. 200 5829 10 5 34 40 Braun et al. 350 118 33.7 63 18 4462 kasus asma menjadi polip 1862 kasus polip menjadi asma 7-8thn potensi polip Larseen et al. 180 38 21 7 3,9 Onset dari asma 3.3 tahun berpotensi jadi polip Onset dari polip 2 tahun menjadi asma Friedmen et al. 187 8344.3 Korchia et al. 156 7044.8 2314.7 Weillw 500 21142 Settipane et al. 211 14971 30 14.2 3.1 pasien asma polip,40 tahun, 12.4 asma mengalami polip40t ahun Moneret- Vaturin et al. 191 7740.4 47 24.8 Universitas Sumatera Utara Hubungan antara polip hidung dan asma bergantung dari umur, yaitu peningkatan umur rentang umur: 10-50 tahun menurut Settipane, hanya 3,1 dari pasien asma dibawah umur 40 tahun mengalami polip hidung, 12,4 pasien dengan umur diatas 40 tahun. Polip hidung biasanya didiagnosis setelah terjadinya asma. Kesimpulannya polip hidung yang memiliki riwayat asma bronkiale adalah 13 kasus,. Diagnosis polip hidung biasanya dalam kurun waktu beberapa tahun setelah asma. Sekitar 23 pasien polip hidung tidak ada keluhan mengenai gejala asma, dan rhinitis terjadi lebih banyak dibanding asma pada seluruh populasi Jankowski, 1997. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah : Variabel yang diamati Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Umur Jenis kelamin Faktor risiko Keluhan utama Keluhan tambahan Stadium Polip Hidung Lama perawatan Keadaan saat pulang Rekurensi Komplikasi pasca operasi Penatalaksanaan Pemeriksaan fisik Universitas Sumatera Utara