Diagnosis Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Penatalaksanaan

Gambar 2.3. Hasil pembedahan polip hidung

2.3.4. Tanda dan Gejala Klinis Polip

Gejala utama polip hidung adalah obstruksi hidung, peenurunan fungsi indra penciuman dan fungsi pengecapan, rinore Spafford, 2002. Nyeri di kening, pipi dan di hidung juga terkadang dijumpai pada pasien polip hidung, pasien juga sering mengeluhkan postnasal drip yang dijumpai pada pasien ini bisa berwarna putih atau terkadang hijau disebabkan karena polip hidung merupakan inflamasi yang menyebabkan hipersekresi mukus. Patel Rowe- Jones, 2007. Tanda dari penyakit polip yaitu biasanya memiliki suara yang bindeng dan apabila sumbatan polip sudah berat pada pasien bisa terlihat bernapas dengan menggunakan mulut. Polip bisa terlihat dari luar tanpa menggunakan alat Drake- Lee, 1997.

2.3.5. Diagnosis

Diagnosis dari polip hidung yaitu dengan anamnesis, kasus polip biasanya memiliki keluhan utama hidung tersumbat. Sumbatan menetap, tidak hilang timbul, dan semakin lama semakin berat. Pasien sering mengeluhkan terasa ada massa dalam hidung dan sukar membuang ingus. Terkadang juga sering mengalami gangguan penciuman. Gejala lainnya seperti postnasal drip, sakit kepala, nyeri di wajah, suara nasal bindeng, telinga terasa penuh, mendengkur, gangguan tidur dan penurunan kualitas hidup Quinn, 2008 Universitas Sumatera Utara

2.3.6. Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang

Dengan pemeriksaan rinoskopi anterior polip sudah dapat dilihat. Polip yang masif sering sudah menyebabkan deformitas hidung luar. Kalau ada fasilitas endoskopi untuk pemeriksaan hidung, polip yang masih sangat kecil dan belum keluar dapat terlihat. Pemeriksaan penunjang berupa foto rontgen polos atau CT- scan dibuat untuk mendeteksi adanya sinusitis. Pemeriksaan biopsi dapat diindikasikan jika ada massa unilateral pada pasien usia lanjut, jika penampakan makroskopis menyerupai keganasan atau pada foto terdapat gambaran erosi tulang Lane Kennedy, 2003. Bagian stadium pada polip menurut Mackay dan Lund 1997 stadium I yaitu polip masih terbatas di meatus medius. Stadium II yaitu polip sudah keluar dari meatus medius, tampak di rongga hidung tapi belum memenuhi rongga hidung. Stadium III yaitu polip yang massif Mangunkusumo dan Wardani, 2007 Gambar 2.4. Pemeriksan Fisik Polip Hidung

2.3.7. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan dari polip hidung yaitu polipektomi ataupun terapi medikamentosa atau bisa kombinasi dari keduanya. Hal yang penting dalam pengobatan ini adalah terapi medikamentosa dengan menggunakan kortikosteroid spray atau oral kortikosteroid Pasha Marks, 2008. Universitas Sumatera Utara Polipektomi dilakukan dengan anestesi lokal dan dilakukan dengan menggunakan senar polip untuk polip yang besar tetapi belum memadati rongga hidung Maqbool, 2001. Preoperatif terapi diberikan intranasal kortikosteroid digunakan dua kali sehari digunakan selama satu bulan. Jika polip tidak memiliki perbaikan dalam sebulan maka dilakukan operasi. Polipektomi sederhana dilakukan pada pasien polip hidung yang cenderung mengalami rekurensi, dilakukan dengan menggunakan forsep. Tehnik modern dengan menggunakan endoskopi dalam pemeriksaan hidung dan dievaluasi dengan monitor kemudian dapat terlihat bagian yang mengalami pembengkakan. Endoskop bisa digunakan untuk etmoidektomi, ataupun bisa digunakan sebagai monitor setelah operasi. Setelah operasi terkadang sering akan timbul rekurensi Drake-Lee, 1997.

2.3.8. Komplikasi