limfosit dan eosinofil untuk lengket ke sel dan mengeluarkan mediator inflamasi. Pada fase ini mengakibatkan obstruksi hidung dan hipersekresi mukus. Mast sel
juga berperan dalam proses ini. Sekarang jelas bahwa mast sel akan dirangsang oleh reaksi-reaksi lain seperti IgG, aktivasi komplemen, beberapa obat, kimia,
dan faktor non spesifik. Akibatnya degranulasi dan menghasilkan histamin, heparin dan vasoaktif lainnya kemudian faktor kemotaktik, metabolit dari asam
arakidonat, prostaglandin dan leukotrin, sehingga gejala yang ditimbulkan adalah rinore, bersin, hidung tersumbat seperti alergi Drake-Lee, 1997; Nizar
Mangunkusumo, 2001.
2.3.2. Gambaran Polip
Secara makroskopis polip terlihat pucat, massa yang halus dan lunak. Secara histologi jaringan polip terlihat fibrillar stroma dengan isi cairan
interseluler di submukosa. Dapat terlihat eosinofil di sekitar jaringan tersebut Maqbool, 2001. Polip terkadang berwarna merah jika terkena trauma dan bila
terkena infeksi. Biasanya polip hidung memiliki epitel ciliated columnar dan goblet sel. Jika ada trauma menjadi squamous metaplasia. Jaringan submukosa
biasanya kemerahan dan terdiri dari pembuluh darah, kapiler dan serabut saraf, di jaringan tersebut terdapat plasma sel, limfosit, makrofag dan yang paling banyak
adalah eosinofil, terkadang juga terdapat netrofil Lane kennedy, 2003.
2.3.3. Patogenesis Polip
Patogenesis polip yaitu pada awalnya di temukan edema mukosa yang kebanyakan terjadi di meatus media. Kemudian stroma akan terisi oleh cairan
interseluler sehingga mukosa yang sembab menjadi massa polipoid. Bila proses ini berlanjut, mukosa yang sembab makin membesar daan kemudian akan turun
ke dalam rongga hidung sambil membentuk tangkai sehingga terjadilah polip. Polip dapat timbul di hidung yang tidak terinfeksi kemudian bisa menyebabkan
sumbatan yang mengakibatkan sinusitis, tetapi polip juga dapat timbul akibat iritasi kronis yang disebabkan infeksi hidung dan sinusitis Nizar
Mangunkusumo, 2001.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3. Hasil pembedahan polip hidung
2.3.4. Tanda dan Gejala Klinis Polip
Gejala utama polip hidung adalah obstruksi hidung, peenurunan fungsi indra penciuman dan fungsi pengecapan, rinore Spafford, 2002. Nyeri di
kening, pipi dan di hidung juga terkadang dijumpai pada pasien polip hidung, pasien juga sering mengeluhkan postnasal drip yang dijumpai pada pasien ini
bisa berwarna putih atau terkadang hijau disebabkan karena polip hidung merupakan inflamasi yang menyebabkan hipersekresi mukus. Patel Rowe-
Jones, 2007. Tanda dari penyakit polip yaitu biasanya memiliki suara yang bindeng
dan apabila sumbatan polip sudah berat pada pasien bisa terlihat bernapas dengan menggunakan mulut. Polip bisa terlihat dari luar tanpa menggunakan alat Drake-
Lee, 1997.
2.3.5. Diagnosis