C. Pembaharuan Hukum Penanaman Modal di Indonesia
Penanaman modal hanya akan meningkat apabila tercipta iklim investasi yang kondusif dan sehat serta meningkatnya daya saing Indonesia sebagai tujuan investasi
tersebut. Untuk itu, semua pihak, baik pemerintah, kalangan usaha, dan masyarakat umum, harus dapat menciptakan iklim investasi yang sehat dan kondisif yaitu dengan
memelihara stabilitas makro ekonomi serta terjaminnya kepastian hukum dan kelancaran penanaman modal yang efisien.
Upaya menarik investor mengingat daya saing yang dimiliki Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar berupa wilayah yang luas dan subur dengan
kekayaan alam yang melimpah,upah buruh yang relatif rendah, pasar yang sangat besar, lokasi yang strategis, adanya kepentingan untuk mendorong iklim investasi yang sehat,
tidak adanya pembatasan atas arus devisa, termasuk modal dan keuntungan, Undang - Undang Penanaman Modal perlu terus diperbaharui.
75
Langkah - langkah yang dilakukan oleh pemerintah dalam menggairahkan kembali iklim investasi, yaitu melakukan pembangunan hukum di bidang investasi
karena hukum pada hakekatnya berfungsi sebagai penjamin, penegak ketertiban dan keadilan, serta penunjang pembaharuan masyarakat kearah modernisasi.
Oleh karena itu, dipandang perlu untuk melakukan penataan dan penyesuaian ketentuan penanaman modal di Indonesia
yang mencakup semua sektor.
76
75
Dhaniswara K. Harjono, Op.Cit, Hal 64.
Usaha pembangunan hukum pada dasarnya ditujukan untuk menampung kebutuhan hukum
menurut tingkat kemajuan di bidang - bidang non hukum.
76
Ibid, Hal 76.
Universitas Sumatera Utara
Hukum mempunyai peranan penting karena segala kegiatan ekonomi yang berlangsung apalagi dalam kondisi pasar global saat ini, hukum member peran mengatur
gerak ekonomi sehingga menjadi pertumbuhan ekonomi yang sehat. Untuk dapat tercapainya pembangunan ekonomi, diperlukan atau harus didukung dengan
pembangunan hukum. Oleh karena itu, penyempurnaan produk hukum dalam bentuk dikeluarkannya peraturan perundang - undangan di bidang penanaman modal yang
mengakomodasi kendala - kendala investasi yang terjadi selama ini demi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang lebih baik yang dapat meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan masyarakat Indonesia merupakan suatu langkah yang tepat. Di masa pemerintahan orde lama, baik penanaman modal asing maupun
penanaman modal dalam negeri tidak menunjukkan perkembangan yang berarti. Pemerintahan orde baru berusaha untuk menata kembali perekonomian Indonesia yang
porak poranda. Langkah awal yang ditempuh pemerintah dalam rangka memperbaiki perekonomian nasional antara lain adalah dengan menerbitkan Undang - Undang No. 1
Tahun 1967 Tentang Penanaman Modal Asing dan Undang - Undang No. 6 Tahun 1968 Tentang Penanaman Modal Dalam Negeri. Kedua undang - undang tersebut menjadi
tonggak dari sejarah kegiatan penanaman modal di Indonesia setelah Indonesia merdeka. Kebijakan pemerintah di masa orde baru yang membuka pintu terhadap masuknya
pihak asing bagi pemulihan ekonomi Indonesia pasca kebijakan ekonomi tertutup yang dianut rezim orde lama, telah memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan
sistem hukum di Indonesia. Pemerintah di masa orde baru memiliki pandangan yang lebih akomodatif terhadap penanaman modal asing.
77
77
Jonker Sihombing, Op.Cit, Hal 61.
Pemerintah di masa orde baru kemudian mengundang kehadiran penanaman modal asing dengan menerbitkan
Universitas Sumatera Utara
serangkaian peraturan perundang - undangan yang memfasilitasi keberadaan penanaman modal asing tersebut, serta berusaha untuk menciptakan iklim penanaman modal yang
kondusif yang didasari dengan pertimbangan agar dalam pembangunan nasional sumber - sumber dana dari luar negeri dapat dimanfaatkan untuk menutup kekurangan dalam
negeri, tanpa menimbulkan ketergantungan kepada luar negeri. Dalam rangka mengendalikan kepentingan nasional serta meningkatkan
kesejahteraan rakyat, ditempuh dengan berbagai kebijakan yang membatasi kegiatan penanaman modal asing.
78
Pemerintah menyadari bahwa perkembangan dunia bisnis khususnya dalam menarik investasi semakin kompetitif. Kemudian pemerintah kembali menyesuaikan
ketentuan penanaman modal asing yakni dengan menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1994 Tentang Pemilikan Saham Dalam Perusahaan yang Didirikan Dalam
Rangka Penanaman Modal Asing jo Peraturan Pemerintah No. 83 Tahun 2001. Pertimbangan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2001 Tentang
Pemilikan Saham Dalam Perusahaan yang Didirikan Dalam Rangka Penanaman Modal Asing yakni dalam rangka lebih mempercepat peningkatan dan perluasan kegiatan
ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, diperlukan langkah - langkah untuk lebih mengembangkan iklim usaha yang semakin mantap dan lebih menjamin
kelangsungan penanaman modal asing. Namun pembatasan - pembatasan sebagaimana dimaksud
disatu sisi akan mampu mengendalikan aktivitas penanaman modal asing agar tidak merugikan kepentingan nasional, disisi lain dapat memberikan kesan kurangnya
fleksibilitas pemerintah Indonesia yang dianggap merugikan kepentingan investor.
78
Ana Rokhmatussa’dyah dan Suratman, Hukum Investasi dan Pasar Modal, Jakarta. Sinar Grafika, 2009, Hal 48.
Universitas Sumatera Utara
Penanaman modal mempunyai arti yang sangat penting bagi pembangunan ekonomi nasional sebagaimana tujuan yang hendak dicapai melalui Undang - Undang
No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal. Dengan diundangkannya Undang - Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman modal maka semua undang - undang
terdahulu yang mengatur tentang penanaman modal mulai dari Undang - Undang No. 1 Tahun 1967 jo Undang - Undang No. 11 Tahun 1970 Tentang Penanaman Modal Asing
dan Undang - Undang No. 6 Tahun 1968 jo Undang - Undang No. 12 Tahun 1970 Tentang Penanaman Modal Dalam Negeri, dinyatakan tidak berlaku lagi berdasarkan
Pasal 38 Undang - Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal. Lahirnya Undang - Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal untuk
dapat mengakomodasi berbagai kepentingan yang ada di masyarakat, dan bertindak lebih adil kepada semua golongan penanam modal tanpa mengorbankan kepentingan
nasional.
79
Pembaharuan hukum penanaman modal sangatlah dibutuhkan dan bertujuan untuk :
Pemerintah menyadari adanya beberapa kendala pokok yang dihadapi pemilik modal yang akan menanamkan modalnya di Indonesia, dan Undang - Undang No. 25
Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal dibuat dengan mengantisipasi hal - hal tersebut. Penanaman modal di era globalisasi tidak dapat dipisahkan dari rangkaian perjanjian -
perjanjian internasional, dimana Indonesia telah ikut serta melibatkan diri didalamnya baik secara bilateral, regional, maupun multilateral.
80
1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional;
2. Menciptakan lapangan kerja;
3. Meningkatkan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan;
4. Meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional;
79
Jonker Sihombing, Op.Cit, Hal 81.
80
Dhaniswara K Harjono, Op.Cit, Hal 77.
Universitas Sumatera Utara
5. Meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional;
6. Mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan;
7. Mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil dengan
menggunakan dana yang berasal baik dari dalam negeri maupun luar negeri; 8.
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Perubahan Undang - Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal tiada lain bertujuan untuk penyempurnaan hukum di bidang penanaman modal demi
tercapainya kepastian hukum. Dalam hal ini dapat dilihat berbagai perbedaan Undang - Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal dengan Undang - Undang
Penanaman Modal Asing dan Undang - Undang Penanaman Modal Dalam Negeri antara lain :
81
1. Tidak ada pengertian Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam
Negeri, yang selama ini merupakan dua perusahaan nasional yang berbeda asal permodalannya.
2. Undang - Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal hanya
membedakan perusahaan nasional dengan perusahaan asing saja. 3.
Sebelum Undang - Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal perusahaan non PMA dan non PMDN ditangani oleh masing - masing instansi
yang diberi kewenangan sesuai PP No. 17 tahun 1986 dan setelah Undang - Undang Pemerintah Daerah, diserahkan kepada pemerintah daerah
kabupatenkota. Sementara itu dalam rangka PMDN dan PMA ditangani langsung oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM termasuk perijinannya.
4. Menurut Undang - Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal,
semua urusan penanaman modal penanganannya dilayani melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu PTSP BKPM.
5. Sebelum Undang - Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal,
BKPM merupakan instansi non departemen yang secara nasional diberi kewenangan untuk menerbitkan perijinan disektor usaha industriperdagangan,
jadi tidak sekedar koordinasi.
6. Disektor perdagangan sebelum berlakunya Undang - Undang No. 25 Tahun 2007
Tentang Penanaman Modal, ada kewajiban yang diterapkan berbeda kepada perusahaan nasional yang sebahagian sahamnya dikuasai asing. Dengan
berlakunya Undang - Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal maka ketentuan itu tidak berlaku lagi.
81
Adang Abdullah, “Tinajauan Hukum Atas UU Penanaman Modal No. 25 Tahun 2007 : Sebuah Catatan”, Jurnal Hukum Bisnis Vol. 26 No. 4, 2007, Hal 5.
Universitas Sumatera Utara
Lahirnya Undang - Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal tidak terlepas dari perkembangan masyarakat khususnya komunitas pebisnis yang semakin
dinamis, baik di dalam negeri maupun di dunia internasional, terlebih lagi di era masa kini yang lebih dikenal dengan era globalisasi, arus putaran modal semakin cepat dari
satu tempat ke tempat lain. Pemerintah telah menetapkan kebijakan dasar tentang penanaman modal di
Indonesia. Dengan adanya berbagai langkah yang terencana yang ditempuh oleh pemerintah diharapkan akan tercapai percepatan dan peningkatan dalam penanaman
modal di Indonesia.
D. Kebijakan Dasar Pemerintah Terhadap Investor Asing dan Domestik