Pembangunan Daerah - Daerah Tertinggal Alih Teknologi

3. Mendorong Berkembangnya Industri Barang - Barang Ekspor Non Migas Untuk Mendapatkan Devisa

Sejak krisis ekonomi ekspor nasional non migas pada pertengahan tahun 1997. Merosotnya nilai ekspor Indonesia mengancam sektor riil. Daya saing industri yang berorientasi ekspor dan menyerap tenaga kerja besar menjadi sangat menurun. Untuk menutup defisit transaksi berjalan, pemerintah harus memacu nilai ekspor baik migas maupun non migas. Dalam meningkatkan nilai ekspor baik migas dan non migas diperlukan adanya investasi asing. Dengan peningkatan nilai ekspor diharapkan akan meningkatkan devisa atau valuta asing yang dicadangkan dan dikuasai oleh bank. Dana inilah yang akan digunakan untuk membiayai impor dan kewajiban lain kepada pihak asing. 62

4. Pembangunan Daerah - Daerah Tertinggal

Investasi asing diharapkan sebagai salah satu sumber pembiayaan dalam pembangunan yang dapat digunakan untuk membangun infrastruktur. Pembangunan infrastruktur inilah yang diperlukan dalam rangka membangun daerah - daerah yang tertinggal. Proyek - proyek infrastruktur tersebut sifatnya lebih kepada cost recovery, sehingga proyek tersebut dapat mendukung program pengentasan kemiskinan.

5. Alih Teknologi

Penanaman modal asing yang masuk membawa teknologi yang potensial untuk bisa dialihkan kepada mitra lokalnya. Ada 3 tiga corak pengalihan teknologi yakni melalui pemberian lisensi licensing atau pemberian hak franchising, subkontrak subcontracting dan pemasok peralatan bahan baku. 63 62 Erman Radjagukguk, Op.Cit, Hal 28. Mencermati teknologi yang 63 Sentosa sembiring, Op.Cit, Hal 127. Universitas Sumatera Utara dibawa oleh investor mempunyai nilai yang cukup tinggi, investor berharap ada proses tawar menawar dalam mengalihkan teknologi yang dibawa. Pada hakikatnya modal yang ditanamkan oleh investor asing digunakan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia. Dengan status sebagai badan hukum, perusahaan asing atau gabungan antara badan hukum asing dengan badan hukum domestik haruslah menjalankan usahanya di Indonesia. Setiap perusahaan asing yang akan berinvestasi di Indonesia harus melakukan kerjasama usaha joint venture dengan perusahaan Indonesia, yang kemudian menjadi suatu perusahaan baru dengan status Perseroan Terbatas PT di bawah hukum Indonesia yang sesuai dengan Undang - Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Tidak ada batasan minimum dalam nilai investasi maupun permodalannya. Pada prinsipnya tidak semua bidang usaha dapat dijalankan oleh investor asing di Indonesia, namun hanya bidang usaha yang hanya ditetapkan oleh pemerintah. Dana yang dimiliki oleh pihak asing sebenarnya tersedia dalam jumlah yang cukup besar untuk di investasikan di negara - negara berkembang, termasuk untuk di investasikan di Indonesia. Namun, investasi asing akan mencari negara - negara yang mempunyai daya tarik yang tinggi ditinjau dari berbagai hal. Infrastruktur yang memadai, iklim investasi yang kondusif, stabilitas keamanan dan politik, stabilitas ekonomi makro, penegakan hukum, transparansi di pasar modal, dan pasar keuangan yang bekerja dengan efisien tanpa adanya distorsi dari pemerintah menjadi pertimbangan bagi kehadiran investasi asing. Prospek pengembangan penanaman modal khususnya penanaman modal asing sangatlah menjanjikan. Apabila pemerintah mampu membuat berbagai kebijakan yang Universitas Sumatera Utara mendukung kegiatan ekonomi secara adil tanpa ada unsur diskriminasi didalamnya. Menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara tujuan investasi atau penanaman modal tidaklah sulit jika kondisi ekonomi nasional stabil, keamanan dapat terjaga dengan baik, kepastian hukum dapat diciptakan, sehingga penanaman modal dapat berjalan dengan baik. Dalam menyatukan kepentingan antara investor dengan negara penerima modal tidaklah mudah karena apabila negara penerima modal terlalu ketat dalam menentukan syarat penanaman modal maka investor tidak akan datang bahkan yang sudah ada pun bisa merelokasi perusahaannya. Menyikapi hal ini, maka sejumlah negara pun melakukan kebijakan liberalisasi di bidang investasi antara lain membuka seluas - luasnya bidang usaha yang dimasuki oleh investor asing yang sebelumnya tertutup. Selain itu prosedur untuk berinvestasi pun disederhanakan. 64

B. Masalah - Masalah dalam Penanaman Modal di Indonesia

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Penanaman Modal Asing Langsung (PMAL) Dan Pengeluaran Pemerintah (PP) Terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Di Indonesia Pasca Krisis Ekonomi 1998

4 51 159

Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue (Studi : Di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Simeulue)

2 103 140

Pengaruh Pengeluaran Pemerintahan dan Penanaman Modal Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Sumatera Utara

0 30 95

Perlindungan Hukum Pemegang Saham Minoritas Dalam Perusahaan Joint Venture Studi Penanaman Modal Asing Di Sumatera Utara

0 21 337

Analisis Perlindungan Hukum Investor Penanaman Modal Asing Melalui Putusan Pailit

1 49 158

UPAYA PEMERINTAH SUMATERA SELATAN MENARIK INVESTOR ASING DALAM KEGIATAN PENANAMAN MODAL

0 0 10

Analisis Terhadap Perlindungan Investor Asing Dalam Kegiatan Penanaman Modal Di Sumatera Utara (Studi Putusan MA - RI No. 382 K/TUN/2010)

0 0 6

BAB II KEBIJAKAN DASAR PEMERINTAH TERHADAP INVESTOR ASING DAN DOMESTIK BERDASARKAN UNDANG - UNDANG NO. 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL A. Kebutuhan Indonesia Terhadap Penanaman Modal Asing - Analisis Terhadap Perlindungan Investor Asing Dalam Kegiat

0 0 25

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Terhadap Perlindungan Investor Asing Dalam Kegiatan Penanaman Modal Di Sumatera Utara (Studi Putusan MA - RI No. 382 K/TUN/2010)

0 0 30

ANALISIS TERHADAP PERLINDUNGAN INVESTOR ASING DALAM KEGIATAN PENANAMAN MODAL DI SUMATERA UTARA (STUDI PUTUSAN MA-RI NO. 382 KTUN2010)

0 0 11