D. Kepastian Hukum Bagi Investor Asing Di Sumatera Utara
Wilayah Sumatera Utara terkenal karena luas perkebunannya hingga kini, perkebunan tetap menjadi primadona perekonomian provinsi. Perkebunan tersebut
dikelola oleh perusahaan swasta maupun negara. Sumatera Utara menghasilkan karet, coklat, teh, kelapa sawit, kopi, cengkeh, kelapa, kayu manis, dan tembakau. Perkebunan
tersebut tersebar di Deli Serdang, Langkat, Simalungun, Asahan, Labuhan Batu, dan Tapanuli Selatan.
Badan Penanaman Modal dan Promosi BPMP Sumatera Utara mencatat peningkatan realisasi investasi asing di Sumatera Utara pada triwulan II-2012. Sumut ini
memiliki sumber daya yang tentunya potensial. Hingga triwulan II ini saja total investasi asing sudah mencapai USD159.419.000.000 seratus lima puluh Sembilan milyar empat
ratus sembilan belas juta. Naik tipis dari triwulan sebelumnya yang hanya USD154.780.000.000 seratus lima puluh empat milyar tujuh ratus delapan puluh juta.
153
Pada triwulan III tahun 2012 realisasi investasi di Sumatera Utara sudah mencapai Rp 6.400.000.000.000,- enam triliun empat ratus milyar dari target yang ditetapkan senilai
Rp 9.000.000.000.000 sembilan triliun. Angka itu artinya Sumatera Utara baru bisa mencapai persentase investasi sekitar 67 enam puluh tujuh.
154
153
Wahyudi Siregar, “Cenderung Fluktuatif, Investasi Asing di Sumut Tumbuh Positif”,
Tingginya potensi tambang emas, minyak bumi, panas bumi, perkebunan, pertanian, perikanan dan sektor-
sektor prospektif lainnya, memberikan ketertarikan tersendiri bagi para investor.
http:economy.okezone.comread2012081020675920cenderung-fluktuatif-investasi-asing-di-sumut- tumbuh-positif
, diakses terakhir tanggal 30 Januari 2013.
154
Fahrizal Fahmi Daulay
, “
Realisasi Investasi di Sumut Capai Rp 6,04 Triliun”, http:www.tribunnews.com20121106realisasi-investasi-di-sumut-capai-rp-604-triliun
, diakses terakhir tanggal 31 Januari 2013.
Universitas Sumatera Utara
Sumatera Utara Sumut menargetkan bisa merealisasikan investasi sebesar Rp 7.800.000.000.000,- tujuh triliun delapan ratus milyar di tahun 2013. Target yang dibuat
berdasarkan penghitungan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM Pusat ini turun dari target tahun 2012 sebesar Rp 8.000.000.000.000,- delapan triliun.
155
Kesiapan Sumatera Utara dalam proyek Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia MP3EI, dimana Sumatera Utara akan dikembangkan
menjadi salah satu dari enam koridor ekonomi di Indonesia. Beberapa peluang investasi yang bisa digarap seperti potensi Kuala Namu, Pelabuhan Kuala Tanjung dan Sei
Mangkei.
156
Langkah-langkah proaktif dan inovasi yang ditempuh dengan mengembangkan kemitraan strategis diantara sesama pelaku usaha dengan pemerintah daerah, kenyataanya
secara signifikan mampu menumbuhkan minat berinvestasi para pemilik modal untuk menanamkan modalnya di Sumatera Utara, diberbagai bidang lapangan usaha potensial.
Hal ini juga tidak terlepas dari persepsi yang sama dari seluruh pemegang saham, tentang perlunya menarik investasi lebih besar untuk menggerakkan roda perekonomian dalam
volume yang lebih besar di Sumatera Utara, sehingga mampu menciptakan lapangan kerja lebih banyak, sekaligus memperbaiki tingkat pendapatan masyarakat.
Selain itu, para pengusaha tersebut juga diharapkan bisa menjalin kerjasama dengan pengusaha Sumatera Utara di bidang lainnya seperti pertanian, energi, pariwisata,
perindustrian, perdagangan, dan lain sebagainya.
155
Tubas Media, “Target Investasi Sumatera Utara 2013, Rp. 7,8 Triliun”, http:www.tubasmedia.comberitatarget-investasi-sumatera-utara-2013-rp-78-triliun
, diakses terakhir tanggal 31 Januari 2013.
156
Analisa, “Ratusan Pengusaha Akan Datang ke Medan Bahas Investasi”, http:www.analisadaily.comnewsread2012110685787ratusan_pengusaha_akan_datang_ke_medan_ba
has_investasi.UQnvNOT57ng , diakses terakhir tanggal 31 Januari 2013.
Universitas Sumatera Utara
Masalah yang timbul berkenan dalam iklim investasi ini adalah persepsi rendahnya kepastian hukum, juga tercermin dari banyaknya tumpang tindih kebijakan
antar pusat dan daerah dan antar sektor. Belum mantapnya pelaksanaan program desentralisasi mengakibatkan kesimpang siuran wewenang antara pemerintah pusat dan
daerah dalam kebijakan investasi. Disamping itu juga terdapat keragaman yang berasal dari kebijakan investasi antar daerah. Kesemuanya ini mengakibatkan ketidak jelasan
kebijakan investasi nasional, yang pada gilirannya akan menurunkan minat investasi. Disisi lain penerapan peraturan daerah PERDA lebih didorong oleh keinginan untuk
menaikkan Pendapatan Anggaran Daerah PAD secara berlebihan, yang dikhawatirkan dapat merugikan pembangunan kota.
157
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Kadin Sumut Irfan Mutyara mengatakan, belum kunjung membaiknya realisasi investasi asing di Sumatera Utara,
dikarenakan belum mampunya pemerintah memberikan kepastian investasi. Misalnya dalam pemilikan atau hak pemakaian lahan yang masih sering menyebabkan konflik
dengan warga. Bagaimana iklim investasi kita mau membaik. Kalau setiap hari para investor itu disuguhkan dengan informasi terkait konflik pertanahan dan konflik
perburuhan yang berkelanjutan. Keputusannya di pemerintah, kalau pemerintah tegas dan memberikan jaminan, investasi itu datang sendiri. Itu sudah terbukti di daerah-daerah
yang pemerintahnya berani memberikan jaminan.
158
157
Arfan Samawi, “Investasi di Sumatera Utara”,
Kurang menggairahkan iklim investasi, juga disebabkan oleh keterbatasan daya saing produksi supply side dan
kapasitas dari sistem dan jaringan infrastruktur. Keterbatasan kapasitas infrastruktur,
http:belajarterusjanganmenyerah.blogspot.com200911investasi-di-sumatera-utara-peningkatan.html ,
diakses terakhir tanggal 31 Januari 2013.
158
Wahyudi Siregar, Loc.Cit.
Universitas Sumatera Utara
berpengaruh pada peningkatan biaya distribusi, yang pada gilirannya justru memperburuk daya saing produk-produk yang dihasilkan.
Pemerintah Sumatera Utara terus mempersiapkan diri guna menyambut masuknya investasi baru. Salah satunya dengan menyiapkan peraturan daerah yang mempermudah
investor masuk ke Sumatera Utara. Badan Penanaman Modal dan Promosi BPMP Sumatera Utara Sumut saat ini, sedang membuat rancangan peraturan daerah ranperda
tentang kemudahan investasi tersebut. Ranperda mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Permendagri No 64 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Pemberian Insentif dan
Pemberian Kemudahan Penanaman Modal di Daerah.
159
Prosedur investasi harus dirubah menjadi seramah mungkin untuk penanaman modal. Selain itu, investor terutama asing mengalami kesulitan untuk menanamkan
modal, karena kurangnya informasi yang memadai. Informasi yang akurat terkait berbagai hal yang dibutuhkan investor, masih sulit diperoleh. Itu disebabkan belum
terintegrasinya sistem informasi dari pusat hingga daerah. Kemudahan investasi sangat dibutuhkan investor mengingat perekonomian Indonesia terutama Sumatera Utara
semakin membaik, butuh upaya lebih agar mampu menarik lebih banyak investor masuk ke dalam negeri.
Adanya ranperda tersebut, diharapkan bisa memberikan kemudahan bagi investor untuk berinvestasi di seluruh
daerah di wilayah Sumatera Utara. Sejumlah poin - poin penting di dalam ranperda itu terkait kemudahan insentif seperti keringanan pajak, retribusi, kemudahan mendapatkan
informasi dan ketersediaan infrastruktur. Ranperda akan menjabarkan poin-poin tersebut secara rinci.
159
Fahrizal Fahmi Daulay, ‘
Pemprov Godok Ranperda Kemudahan Investasi di Sumut”, http:medan.tribunnews.com20121120pemprov-godok-ranperda-kemudahan-investasi-di-sumut
, diakses terakhir tanggal 31 Januari 2013.
Universitas Sumatera Utara
E. Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 382 KTUN2010