Memperbaiki Fasilitas dan Pelayanan Penanaman Modal

B. Memperbaiki Fasilitas dan Pelayanan Penanaman Modal

Dalam rangka mendorong penanaman modal di Indonesia, pemerintah memberikan berbagai kemudahan pelayanan dan fasilitas kepada para penanam modal, baik bagi penanam modal baru maupun bagi penanam modal yang akan melakukan perluasan usaha. Fasilitas penanaman modal diberikan dengan pertimbangan tingkat daya saing perekonomian dan kondisi keuangan negara dan harus promotif dibandingkan dengan fasilitas yang diberikan negara lain. Undang - Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal menjanjikan beragam insentif, pelayanan, jaminan bagi investor. Pemberian fasilitas - fasilitas tersebut merupakan perubahan yang sangat penting dari Undang - Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal yang diharapkan dapat menarik investor. Pentingnya kepastian pemberian fasilitas ini mendorong pengaturan secara lebih detail terhadap bentuk fasilitas fiskal, fasilitas hak atas tanah, fasilitas imigrasi, dan fasilitas perizinan impor. Tujuan pemberian fasilitas - fasilitas yang bersifat insentif tersebut adalah sebagai berikut : 100 1. Untuk mempercepat penyebaran investasi ke seluruh pelosok tanah air, karena dengan adanya investasi terjadi pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya pertumbuhan, aka nada peningkatan kesejahteraan. Kalau dilihat dari realisasi dan rencana penanaman modal sekarang ini, hanya ada 7 - 8 provinsi di Indonesia dari 4 empat kategori yang masuk top five. Berarti terjadi ketidaksinambungan atau ketidakmerataan investasi. 2. Insentif atau fasilitas diberikan supaya ada percepatan dari sektor ekonomi. Perekonomian pasti tumbuh kalau sektor - sektor dibawahnya bekerja dengan baik. Ternasuk sisi sektor produksi, yaitu industri. Berarti harus ada sektor - sektor yang harus dipacu. 100 Ibid, Hal 137. Universitas Sumatera Utara Pemerintah memberikan fasilitas penanaman modal yakni kepada : 1. Penanam modal yang melakukan perluasan usaha; 2. Penanam modal yang melakukan penanaman modal baru. Agar tujuan investasi tersebut dapat tercapai, berdasarkan ketentuan Pasal 18 ayat 1 dan ayat 2 Undang - Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal. Ada 10 sepuluh bentuk fasilitas atau kemudahan yang diberikan kepada investor domestik maupun investor asing antara lain : 101 1. Fasilitas pajak penghasilan melalui pengurangan neto; 2. Pembebasan atau keringanan bea masuk impor barang modal yang belum bias diproduksi didalam negeri; 3. Pembebasan bea masuk bahan baku atau penolong untuk keperluan produksi tertentu; 4. Pembebasan atau penangguhan pajak penghasilan atas impor barang modal; 5. Penyusutan atau amortisasi yang dipercepat; 6. Keringan PBB; 7. Pembebasan atau pengurangan pajak penghasilan badan; 8. Fasilitas hak atas tanah; 9. Fasilitas pelayanan keimigrasian; 10. Fasilitas perizinan impor. Pemerintah menetapkan bahwa pembebasan atau pengurangan pajak penghasilan badan dalam jumlah dan jangka waktu tertentu hanya dapat diberikan kepada investor baru yang termasuk dalam kategori industri pionir, yakni indusitri yang memiliki keterkaitan yang luas, yang member nilai tambah dan eksternalitas yang tinggi, industri yang memperkenalkan teknologi baru, serta industri yang memiliki nilai strategis bagi perekonomian nasional. Bagi penanaman modal yang sedang berlangsung yang memerlukan penggantian mesin - mesin ataupun barang modal lainnya, pemerintah juga memberikan keringanan atau pembebasan bea masuk. Investor dapat dapat melakukan 101 Salim HS dan Budi Sutrisno, Op.Cit, Hal 274. Universitas Sumatera Utara penggantian atas mesin - mesin produksinya yang telah usang, sehingga target produksi dapat terpenuhi oleh peralatan yang ada. Keringanan di bidang perpajakan, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2007 Tentang Fasilitas PPh Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang - Bidang Usaha dan Daerah Tertentu. Fasilitas - Fasilitas tersebut menyangkut: 1. Pengurangan penghasilan neto kena pajak sebesar 30 tiga puluh persen selama 6 enam tahun; 2. Penyusutan atau amortisasi yang dipercepat; 3. Kompensasi kerugian yang lebih lama tetapi tidak lebih dari 10 sepuluh tahun; 4. Pengenaan potongan pajak atas deviden yang dibayar kepada wajib pajak luar negeri sebesar 10 atau tarif yang lebih rendah menurut Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda. Secara umum insentif dalam bidang penanaman modal yang bersifat non pajak dapat dibagi atas : 102 1. Diberikan jaminan terhadap tindakan nasionalisasi; 2. Jaminan investasi atas terjadinya peristiwa - peristiwa tertentu; 3. Telah diratifikasinya konvensi penyelesaian sengketa investasi oleh Indonesia, termasuk pengakuan atas wewenang ICSID dalam penyelesaian sengketa investasi; 4. Ada mekanisme penyelesaian sengketa melalui arbitrase pada BANI; 5. Tersedianya kawasan - kawasan industri; 6. Adanya kawasan berikat; 7. Adanya Entreport Produksi Tujuan Ekspor EPTE beserta fasilitasnya; 8. Adanya fasilitas kredit ekspor dan asuransi ekspor; 9. Adanya berbagai insentif di bidang ekspor; 10. Adanya draw back facilities; 11. Adanya perkecualian atas impor duty untuk produk yang berorientasi ekspor. Dalam mempercepat pertumbuhan penanaman modal di Indonesia, pemerintah menetapkan kebijakan terpadu satu pintu dalam bidang pelayanan, fasilitas fiskal, dan informasi mengenai kegiatan penanaman modal. Pelayanan Terpadu Satu Pintu PTSP 102 Ana Rokhmatussa’dyah dan Suratman, Op.Cit, Hal 69. Universitas Sumatera Utara adalah kegiatan penyelenggaraan suatu perizinan dan non perizinan yang mendapatkan pendelegasian atau perlimpahan wewenang dan lembaga atau instansi yang memiliki kewenangan perizinan dan non perizinan yang proses pengelolaannya dimulai dari tahap permohonan sampai dengan tahap terbitnya dokumen yang dilakukan dalam satu tempat. 103 Pelayanaan Terpadu Satu Pintu PTSP tersebut dilakukan oleh lembaga atau instansi yang berwenang dibidang penanaman modal yang mendapat pendelegasian atau perlimpahan wewenang dari lembaga atau instansi yang memiliki kewenangan perizinan dan non perizinan di tingkat pusat atau lembaga atau provinsi, ataupun kabupatenkota. 104 Tujuan Pelayanan Terpadu Satu Pintu PTSP adalah untuk membangun penanaman modal dalam memperoleh kemudahan pelayanan, fasilitas, dan informasi mengenai penanaman modal, dengan cara mempercepat, menyederhanakan pelayanan, dan meringankan biaya pengurusan perizinan dan non perizinan. 105 Pada saat ini Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM melakukan koordinasi kebijakan penanaman modal yang tertuang dalam Pasal 27 Undang - Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, baik koordinasi antar instansi pemerintah, antar instansi pemerintah dengan Bank Indonesia, antar instansi pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, maupun sesama antar instansi pemerintah daerah. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya serta pelayanan terpadu satu pintu tercantum dalam Pasal 28 Undang - Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 103 Pasal 1 angka 4 Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal. 104 Jonker Sihombing, Op.Cit, Hal 98. 105 Pasal 3 Peraturan Presiden No. 27 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal. Universitas Sumatera Utara BKPM perlu melibatkan perwakilan dari setiap sektor dan daerah terkait dengan pejabat yang mempunyai kompetensi dan kewenangan. Koordinasi yang harmonis diantara berbagai institusi yang berkaitan dengan efektivitas sistem hukum akan dapat berjalan dengan baik apabila ada kejelasan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan dari masing - masing institusi, sehingga tidak terjadi duplikasi dan bahkan konflik. Hal ini karena fungsi koordinasi adalah menyangkut kejelasan pola pelayanan terpadu serta pembagian kerja dan kewenangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. 106 Dengan demikian, calon investor tidak perlu lagi menghabiskan waktu dan tenaga untuk mendatangi beberapa instansi atau lembaga untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan berkenaan dengan rencana penanaman modalnya. Fungsi koordinasi dan pelayanan terpadu satu pintu yang dimiliki oleh BKPM dimaksudkan agar lembaga tersebut dapat bertindak sebagai “one stop investment service centre”. 107 BKPM yang pada awalnya didirikan berdasarkan Keputusan Presiden No. 20 Tahun 1973 jo Keputusan Presiden No. 183 Tahun 1998 dimaksudkan sebagai suatu one stop investment service center jo Keputusan Presiden No. 121 Tahun 1999 Tentang BKPM dan Keputusan Presiden No. 122 Tahun 1999 Tentang Pembentukan BKPM. BKPM merupakan lembaga non departemen yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. BKPM mempunyai fungsi - fungsi sebagai berikut : 108 1. Penetapan kebijaksanaan di bidang investasi dan penciptaan iklim usaha sesuai dengan kebijakan umum yang ditetapkan; 2. Pengoordinasian kegiatan investasi dan sistem pelayanannya secara lintas sektoral dan regional serta potensi sumber daya manusia; 106 Dhaniswara K Harjono, Op.Cit, Hal 248. 107 Hulman Panjaitan, Op.Cit, Hal 28. 108 Ana Rokhmatussa’dyah dan Suratman, Op.Cit, Hal 64. Universitas Sumatera Utara 3. Pemberian pelayanan perizinan dan fasilitas serta pelayanan teknis dan bisnis di bidang investasi; 4. Pelaksanaan kerjasama luar negeri di bidang investasi dan pendayagunaan bantuan teknik luar negeri, dan lain - lain. BKPM sebagai lembaga koordinasi mengatur secara rinci pedoman dan tata cara permohonan penanaman modal. Hal ini dapat dilihat dalam Keputusan Kepala BKPM No. 57SK2004 jo Keputusan Kepala BKPM No. 1P2008 Tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal Yang Didirikan Dalam Rangka Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing jo Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman modal Nomor 12 Tahun 2009 Tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal. Ada 3 tiga jenis permohonan dalam bidang investasi yaitu : 109 1. Permohonan penanaman modal baru; 2. Permohonan perluasan penanaman modal; dan 3. Permohonan perubahan penanaman modal. Permohonan penanaman modal baru adalah permohonan untuk mendapatkan persetujuan penanaman modal, baik penanaman modal dalam rangka Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN dan Penanaman Modal Asing PMA beserta fasilitasnya yang diajukan oleh calon penanam modal untuk mendirikan dan menjalankan usaha baru. 110 Permohonan perluasan penanaman modal adalah permohonan untuk mendapatkan persetujuan penambahan modal beserta fasilitasnya dalam rangka penambahan kapasitas terpasang yang disetujui danatau menambah jenis produksi barangjasa. Perluasan ini 109 Salim HS dan Budi Sutrisno, Op.Cit, Hal 232. 110 Pasal 1 angka 1 Keputusan Kepala BKPM No. 57SK2004 jo Keputusan Kepala BKPM No. 1P2008 Tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal Yang Didirikan Dalam Rangka Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing. Universitas Sumatera Utara tidak hanya di bidang pertambangan, telekomunikasi, tetapi juga perluasan penanaman modal di subsector tanaman pangan dan perkebunan. Permohonan perubahan penanaman modal adalah permohonan persetujuan atas perubahan ketentuan - ketentuan penanaman modal yang telah ditetapkan dalam persetujuan penanaman modal sebelumnya. Prosedur dan tata cara penanaman modal untuk perusahaan penananaman modal dalam negeri dapat mengajukan pendaftaran di PTSP BKPM, PTSP Perangkat Daerah Provinsi bidang Penanaman Modal PDPPM, atau PTSP Perangkat Daerah KabupatenKota bidang Penanaman Modal PDKPM sesuai kewenangannya, apabila diperlukan dalam pengurusan perizinan pelaksanaan penanaman modalnya. 111 Prosedur dan tata cara untuk penanam modal asing yang akan melakukan penanaman modal di Indonesia mengajukan permohonan pendaftaran ke PTSP BKPM, sebelum atau sesudah berstatus badan perseoan terbatas. 112 Keberadaan BKPM sebagai lembaga yang kuat dalam rangka investasi terutama dalam rangka pelayanan satu atap sebagaimana tertuang dalam Undang - Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, yang telah diupayakan dengan Keputusan Presiden No. 29 Tahun 2004 Tentang Penyelenggaraan Penanaman Modal Dalam Rangka Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing melalui pelayanan satu atap. Apalagi pada saat ini BKPM telah mengeluarkan kebijakan baru agar para calon investor lebih nyaman berusaha di Indonesia yakni dengan mengklaim antrean 111 Pasal 16 ayat 6 Peraturan Kepala BKPM No 12 Tahun 2009 Tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal. 112 Pasal 16 ayat 1 - 5 Peraturan Kepala BKPM No. 12 Tahun 2009 Tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal. Universitas Sumatera Utara pengurusan izin investasi di instansi tersebut tidak akan melebihi satu jam. 113 Anteran panjang disebabkan karena investor tidak tahu dokumen apa saja yang dibutuhkan sehingga membutuhkan waktu yang lama. Kemudian BKPM juga akan menerapkan reformasi administrasi melalui perbaikan informasi mengenai cara aplikasi izin investasi di situs BKPM dan pembenahan layanan informasi BKPM melalui telepon atau surat elektronik. Selain itu BKPM berencana menerapkan sistem pelacakan dokumen izin aplikasi yang bias diakses investor melalui hubungan internet. Tiap investor akan diberikan PIN untuk melacak dokumen jadi bisa mengawasi proses pengurusan izin investasi.

C. Memberikan Jaminan Keamanan Investasi

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Penanaman Modal Asing Langsung (PMAL) Dan Pengeluaran Pemerintah (PP) Terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Di Indonesia Pasca Krisis Ekonomi 1998

4 51 159

Peranan Penanaman Modal Dalam Pembangunan Di Daerah Kabupaten Simeulue (Studi : Di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Simeulue)

2 103 140

Pengaruh Pengeluaran Pemerintahan dan Penanaman Modal Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Sumatera Utara

0 30 95

Perlindungan Hukum Pemegang Saham Minoritas Dalam Perusahaan Joint Venture Studi Penanaman Modal Asing Di Sumatera Utara

0 21 337

Analisis Perlindungan Hukum Investor Penanaman Modal Asing Melalui Putusan Pailit

1 49 158

UPAYA PEMERINTAH SUMATERA SELATAN MENARIK INVESTOR ASING DALAM KEGIATAN PENANAMAN MODAL

0 0 10

Analisis Terhadap Perlindungan Investor Asing Dalam Kegiatan Penanaman Modal Di Sumatera Utara (Studi Putusan MA - RI No. 382 K/TUN/2010)

0 0 6

BAB II KEBIJAKAN DASAR PEMERINTAH TERHADAP INVESTOR ASING DAN DOMESTIK BERDASARKAN UNDANG - UNDANG NO. 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL A. Kebutuhan Indonesia Terhadap Penanaman Modal Asing - Analisis Terhadap Perlindungan Investor Asing Dalam Kegiat

0 0 25

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Terhadap Perlindungan Investor Asing Dalam Kegiatan Penanaman Modal Di Sumatera Utara (Studi Putusan MA - RI No. 382 K/TUN/2010)

0 0 30

ANALISIS TERHADAP PERLINDUNGAN INVESTOR ASING DALAM KEGIATAN PENANAMAN MODAL DI SUMATERA UTARA (STUDI PUTUSAN MA-RI NO. 382 KTUN2010)

0 0 11