Jumlah Tangkapan yang Diperbolehkan Pola Musiman

8 benar-benar berhubungan langsung dengan mortalitas penangkapan. Suatu alat tangkap baik jenis maupun ukuran yang dipilih adalah yang mempunyai hubungan linear dengan laju tangkapan.

2.5. Jumlah Tangkapan yang Diperbolehkan

Bila penangkapan ikan lebih banyak dibandingkan kemampuan ikan memijah, maka wilayah laut tersebut akan miskin. Hal tersebut yang dikenal sebagai kondisi upaya tangkap lebih overfishing. Sehubungan dengan hal itu terdapat analisis total allowable catch jumlah tangkapan yang diperbolehkan dan maximum sustainable yield jumlah maksimum tangkapan lestari. Analisis surplus produksi juga dapat menentukan jumlah tangkapan yang diperbolehkan total allowable catchTAC dan tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan. Besarnya TAC biasanya dihitung berdasarkan nilai tangkapan maksimum lestari suatu sumberdaya perikanan yang perhitungannya didasarkan atas berbagai pendekatan atau metode Boer dan Aziz 1995. Jumlah tangkapan yang diperbolehkan TAC adalah 80 dari potensi maksimum lestarinya FAO 1995. Departemen Kelautan dan Perikanan DKP in Sulistiyawati 2011 telah mengeluarkan daftar potensi sumberdaya ikan dan jumlah tangkapan yang diperbolehkan. Potensi sumberdaya ikan di Perairan Indonesia sebesar 6,25 juta ton per tahun. Potensi tersebut terdiri dari 4,4 juta ton per tahun yang berasal dari perairan teritorial dan perairan wilayah serta 1,85 juta ton per tahun dari perairan ZEEI.

2.6. Pola Musiman

Pola musim yang berlangsung di suatu perairan sangat dipengaruhi oleh pola arus dimana terjadi interaksi antara udara dan laut Nontji 1987 in Sulistyawati 2011. Angin yang dapat menentukan terjadinya gelombang dan arus permukaan air laut serta curah hujan yang dapat menentukan kadar salinitas air laut. Perubahan cuaca tersebut yang dapat mempengaruhi kondisi laut. Berdasarkan arah utama angin yang bertiup dari suatu daerah ke daerah lain, dikenal istilah musin timur dan musim barat. Di Indonesia terdapat empat musim yang dapat mempengaruhi 9 kegiatan penangkapan, yaitu musim barat, musin timur, musim peralihan awal tahun dan musim peralihan akhir tahun kedua. Pada bulan Mei hingga September terjadi musim timur sedangkan pada bulan November hingga Maret terjadi musim barat. Pada bulan April dan Oktober mengalami musim peralihan. Selama bulan Maret, angin yang bertiup adalah angin barat akan tetapi kecepatannya telah berkurang. Memasuki bulan April, arah angin sudah tidak menentu dan pada periode tersebut dikenal dengan musim peralihan. Siklus ini berlangsung kembali ketika memasuki bulan Oktober yang disebut dengan musim peralihan akhir tahun Djufri 2002 in Sulistyawati 2011.

2.7. Ikan Kurisi Nemipterus japonicus