4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pemetaan Partisipatif Daerah Penangkapan
Ikan kurisi dapat ditangkap dengan menggunakan alat tangkap cantrang dan jaring rampus. Kapal dengan alat tangkap cantrang memiliki ukuran sebesar 10-24
GT yang lebih sering dioperasikan di daerah yang cukup jauh dari kawasan PPP Labuan, sedangkan kapal dengan alat tangkap jaring rampus memiliki ukuran kapal
sebesar 2-3 GT lebih sering dioperasikan di daerah yang tidak terlalu jauh dari PPP Labuan.
Gambar 5. Pemetaan partisipatif daerah penangkapan ikan kurisi di Perairan Selat Sunda
Kedua alat tangkap ini memiliki lama trip atau lamanya penangkapan pun berbeda. Nelayan dengan alat tangkap jaring rampus akan melakukan penangkapan
selama satu hari, sedangkan nelayan dengan alat tangkap cantrang sekali berangkat lamanya adalah 3-4 hari. Selain itu yang membedakan kedua alat tangkap ini adalah
daerah penangkapan yang berbeda. Nelayan dengan alat tangkap jaring rampus lebih banyak menangkap ikan di daerah Carita, Panimbang, Tanjung Lesung dan
Pulau Papole. Nelayan dengan menggunakan alat tangkap cantrang lebih banyak
23
menangkap di daerah Sumur, Panaitan, Rakata, Sebesi dan Leukecang lihat Gambar 5. Biasanya nelayan di TPI Labuan, setiap berangkat menangkap ikan, akan
melakukan penangkapan di daerah sama. Namun, jika di tempat tersebut tidak ada ikan, maka nelayan akan pindah tempat ke suatu tempat dimana terdapat banyak
ikannya. Jika pada musim paceklik dimana tidak terdapat ikan maka banyak nelayan yang melakukan andon, yaitu nelayan berangkat melaut ke suatu daerah
dengan lama yang tidak ditentukan. Biasanya, nelayan melakukan andon ke daerah Binuangen atau Lampung dengan lama yang tidak ditentukan biasanya selama 8-30
hari.
4.2. Komposisi Alat Tangkap
PPP Labuan merupakan salah satu PPP yang memiliki jumlah nelayan terbanyak. PPP Labuan terdapat tiga TPI yang aktif yaitu TPI I untuk kapal-kapal
berukuran 24 GT dengan alat tangkap kursin, obor dan bagan. Selain itu terdapat TPI II untuk kapal-kapal berukuran 10-24 GT dengan menggunakan alat tangkap
jaring rampus, cantrang, rawai dan payang. TPI III digunakan untuk mendaratkan hasil tangkapan kapal perikanan berukuran 2-10 GT dengan alat tangkap arad dan
payang.
Gambar 6. Komposisi alat tangkap di PPP Labuan tahun 2011 PPP Labuan merupakan PPP dengan jumlah penduduk yang cukup banyak.
Sebagian besar penduduk Labuan merupakan nelayan, baik berasal dari Labuan itu sendiri maupun penduduk pendatang dari luar Pulau Jawa. PPP Labuan memiliki
139 unit alat tangkap. Alat tangkap yang digunakan pun berbagai macam, seperti
24
terlihat pada Gambar 6, sehingga dapat disimpulkan bahwa nelayan Labuan lebih banyak menggunakan jaring arad yaitu sebesar 27, kemudian alat tangkap payang,
kursin, bagan, gardan, obor, rawe dan jaring. Dengan komposisi sebesar 13, 11, 10, 9, 10, 12 dan 7. Jaring arad merupakan alat tangkap yang lebih
banyak digunakan oleh nelayan PPP Labuan, kondisi alat tangkap arad adalah indikasi sebagian besar nelayan Labuan adalah nelayan yang menangkap sehari one
day fishing kondisi nelayan Labuan yang memiliki tingkat keterbatasan biaya, faktor lain karena biasanya nelayan jaring arad hanya melakukan penangkapan
selama satu hari saja one day fishing, sehingga biaya yang dibutuhkan untuk modal awal tidak terlalu banyak. Hal ini terjadi karena untuk satu kali melaut nelayan
membutuhkan modal untuk membeli keperluan melaut seperti es balok, bahan bakar, air bersih dan persediaan makanan, untuk mendapatkan perbekalan maka
membutuhkan biaya yang cukup besar, sehingga banyak nelayan yang hanya menggunakan alat tangkap arad dengan one day fishing sehingga biaya yang
digunakan lebih kecil.
4.3. Komposisi Hasil Tangkapan