5.6 Variabel-variabel yang Mempengaruhi Pendapatan dari Menyadap Getah Pinus
Uji regresi linier berganda bertujuan untuk mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhi besarnya pendapatan yang diperoleh dari hasil penyadapan
getah pinus. Menurut Riduwan et al. 2011, uji regresi linier berganda adalah suatu alat analisis untuk meramalkan pengaruh dua variabel bebas atau lebih
terhadap variabel terikat. Persamaan regresi linear berganda yang diperoleh dari pendapatan hasil
sadapan getah pinus sebagai variabel terikat Y dan variabel bebas X, yaitu: Y = - 3927000
– 56376,789 X1 + 258203,150 X2 + 48034,362 X3 Variabel Y menunjukkan pendapatan getah pinus, X1 adalah pengalaman bekerja
sebagai penyadap, X2 adalah frekuensi pengumpulan getah pinus, dan X3 adalah berat getah pinus. Dari hasil uji-f Tabel 15, diperoleh nilai-
P 0,000 α 0,05, maka tolak H
yang berarti minimal ada satu variabel X yang berpengaruh nyata terhadap Y atau dapat dikatakan bahwa model signifikan. Model tersebut
memiliki nilai koefisien determinasi adjusted R
2
adj sebesar 91,1. Hal ini menunjukkan pengalaman kerja, frekuensi pengumpulan getah pinus, dan berat
getah pinus dapat menjelaskan keragaman pendapatan dari hasil sadapan getah pinus sebesar 91,1, sedangkan sisanya yakni sebesar 8,9 dapat dijelaskan oleh
variabel lain di luar model. Tabel 15 Analisis ragam hubungan antara pendapatan getah pinus dengan
pengalaman kerja, frekuensi pengumpulan getah pinus, dan berat getah pinus
Sumber keragaman
Derajat bebas
Jumlah kuadrat Kuadrat tengah
F hitung P
Regresi 3
719.500.000.000.000 239.800.000.000.000 201,242
0,000 Galat
56 66.730.000.000.000 1.192.000.000.000
Total 59
786.200.000.000.000
Untuk melihat pengaruh tiap variabel penduga terhadap besarnya pendapatan getah pinus dilakukan uji-t. Hasil dari uji-t Tabel 16 menunjukkan
bahwa pengalaman kerja, frekuensi pengumpulan getah pinus, dan berat getah pinus berpengaruh signifikan terhadap pendapatan getah pinus P0,05.
Tabel 16 Uji pengaruh masing-masing variabel terhadap besarnya pendapatan getah pinus
Variabel Koefisien
terstandardisasi t hitung
P Pengalaman kerja
-0,117 -2,996
0,004 Frekuensi pengumpulan getah pinus
0,495 12,574
0,000 Berat getah pinus
0,876 22,328
0,000
Untuk melihat besar kecilnya pengaruh masing-masing variabel tehadap pendapatan getah pinus ditunjukkan dari nilai koefisien terstandardisasi Tabel
16. Pengaruh setiap variabel bebas X terhadap variabel terikat Y dari yang terbesar hingga yang terkecil adalah berat getah pinus, frekuensi pengumpulan
getah pinus, dan pengalaman kerja. Tabel 17 Uji korelasi masing-masing variabel terhadap besarnya pendapatan getah
pinus
Pengalaman kerja
Frekuensi pengumpulan
getah pinus Berat getah pinus
Pendapatan getah pinus
Pearson correlation
-0,023 0,395
0,819 Sig.2 tailed
0,001 0,062
0,010 N
60 60
60 Keterangan: Correlation is significant at the 0,01 level 2-tailed
Berdasarkan uji korelasi yang disajikan pada Tabel 17, pengalaman bekerja sebagai penyadap memiliki korelasi yang negatif -0,023 terhadap
pendapatan dari menyadap getah pinus. Hal ini diduga karena penyadap yang baru bekerja sebagai penyadap cenderung masih menaati peraturan atau tata cara
menyadap getah pinus yang diberlakukan oleh Perum Perhutani. Sebaliknya, penyadap yang sudah lama bekerja sebagai penyadap kurang memperhatikan tata
cara menyadap getah pinus dengan baik seperti dalam hal pembuatan koakan quarre. Jumlah koakan maksimal yang diperkenankan hanya empat buah
koakan. Namun, di lapangan banyak dijumpai jumlah koakan lebih dari empat seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 10.
Gambar 10 a Pohon yang roboh akibat koakan yang terlalu dalam, dan b Jumlah koakan yang melebihi koakan maksimal.
Saat ini, lebar koakan yang dianjurkan oleh Perum Perhutani adalah 6 cm. Akan tetapi, penyadap yang sudah lama dan terbiasa menggunakan kadukul yang
berukuran 8 cm enggan untuk mengganti ukuran kadukul tersebut. Perubahan ukuran kadukul ini untuk mengantisipasi kerusakan terhadap pohon. Perlakuan
yang kurang baik terhadap pohon seperti koakan yang terlalu dalam dan lebar akan menimbulkan kerusakan terhadap pohon sehingga tidak hanya dapat
menurunkan produktivitas getah pinus, tetapi juga dapat menyebabkan pohon rebah ketika ada angin Gambar 10. Penurunan produktivitas ini akan
berpengaruh terhadap pendapatan yang diperoleh dari sadapan getah pinus. Sosialisasi tentang tata cara menyadap getah pinus ini hanya diberikan di awal
ketika mulai terdaftar sebagai penyadap. Selain itu, pihak Perum Perhutani tidak memberikan sanksi yang tegas bagi para penyadap yang melanggar aturan karena
dikhawatirkan akan menurunkan motivasi penyadap dalam kegiatan menyadap getah pinus. Selain itu, sebagian besar penyadap sulit untuk menerima hal-hal atau
inovasi baru sehingga Perum Perhutani agak kesulitan dalam hal memberlakukan dan menegakkan peraturan baru dalam hal penyadapan getah pinus.
Frekuensi pengumpulan getah pinus 0,395 dan berat getah pinus 0,819 mempunyai korelasi yang positif terhadap pendapatan getah pinus. Hal tersebut
menandakan bahwa kedua variabel tersebut memiliki hubungan yang searah dengan pendapatan getah pinus. Apabila frekuensi pengumpulan getah pinus naik
satu kali per tahun maka akan meningkatkan pendapatan getah pinus Rp 258.203,150 per tahun dengan asumsi ceteris paribus. Berat getah merupakan
variabel yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap pendapatan dari sadapan getah pinus. Apabila berat getah naik 1 kilogram maka akan
a b
meningkatkan pendapatan getah pinus Rp 48.034,362 per tahun dengan asumsi ceteris paribus.
Dengan diketahuinya variabel-variabel yang berpengaruh terhadap pendapatan hasil sadapan getah pinus, diharapkan penyadap dapat meningkatkan
pendapatannya dari sadapan getah pinus sehingga kontribusi sadapan getah pinus terhadap pendapatan rumah tangga pun meningkat. Hal yang dapat dilakukan
adalah dengan cara memperbarui koakan secara rutin dan sesuai aturan dan mengumpulkan getah tepat waktu agar produktivitas dan mutu getah pinus dapat
meningkat.
5.7 Tingkat Kesejahteraan Penyadap Getah Pinus