432.100,00respondentahun. Biaya lain-lain yang termasuk ke dalam anggaran pengeluaran yaitu biaya insidental, sandang, hajatan, dan biaya pembelian pupuk.
Adapun yang dimaksud dengan biaya insidental adalah biaya yang dikeluarkan sewaktu-waktu dan besarnya tidak terduga. Sebagian responden mengkategorikan
biaya untuk pengobatan ketika sakit dan kecelakaan sebagai biaya insidental. Pada umumnya, responden mengeluarkan biaya untuk sandang hanya pada waktu-
waktu tertentu, misalnya saat hari raya. Untuk biaya hajatan, responden harus menyisihkan pendapatanya setiap bulan kurang lebih sebesar Rp 50.000,00
– Rp 100.000,00 karena hajatan bersifat tidak menentu. Selain uang, ada juga tambahan
lain untuk menghadiri hajatan misalnya saja beras dan sembako. Besar pengeluaran rata-rata rumah tangga untuk biaya lain-lain adalah sebesar Rp
1.598.166,67 per tahun. Pengeluaran rata-rata untuk non pangan tiap rumah tangga responden adalah sebesar Rp 2.951.266,67 per tahun.
5.5 Kontribusi Penyadapan Getah Pinus terhadap Pendapatan Rumah Tangga Penyadap
Pendapatan dari sadapan getah pinus memberikan kontribusi yang berbeda-beda terhadap pendapatan rumah tangga responden. Jika pendapatan dari
sadapan getah pinus memberikan kontribusi yang besar terhadap pendapatan rumah tangga penyadap, maka penyadapan getah pinus merupakan sumber utama
dalam pemenuhan kebutuhan rumah tangga. Selain itu, kontribusi hasil sadapan getah pinus juga dipengaruhi oleh pendapatan di luar sadapan getah pinus.
Semakin besar pendapatan di luar sadapan getah pinus, maka kontribusi dari sadapan getah pinus semakin kecil.
Penyadap yang memiliki luas areal sadapan 2-2,49 hektar memberikan kontribusi terbesar yakni sebesar 93,32 terhadap pendapatan rumah tangganya.
Selebihnya, penyadap yang memiliki luas areal sadapan kurang dari 0,5 hektar hanya memberikan kontribusi sebesar 37,88 terhadap pendapatan rumah
tangganya. Jika dilihat dari Gambar 9, luas areal sadapan cenderung sebanding dengan kontribusi hasil sadapan getah pinus terhadap pendapatan rumah tangga
walaupun pada luasan areal 1,5-1,99 hektar kontribusi hasil sadapan getah pinus lebih kecil daripada penyadap yang memiliki luas areal sadapan 1-1,49 hektar. Hal
ini disebabkan pendapatan penyadap dari sadapan getah pinus pada areal 1,5-1,99 hektar lebih kecil daripada areal 1-1,49 hektar. Sebagaimana uji korelasi yang
menunjukkan bahwa pendapatan dari sadapan getah pinus dan luas areal sadapan memiliki korelasi yang positif dan signifikan terhadap kontribusi hasil
penyadapan getah pinus Tabel 14. Sebaliknya, terdapat korelasi yang negatif antara pendapatan di luar sadapan getah pinus terhadap kontribusi sadapan getah
pinus.
37.88 53.71
73.76 67.53
93.32
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
0,5 0,5-0,99
1-1,49 1,5-1,99
2-2,49 P
er se
n ta
se K
o n
tr ib
us i
Luas Areal Sadapan ha sadapan getah pinus
Gambar 9 Persentase kontribusi pendapatan dari penyadapan getah pinus terhadap pendapatan rumah tangga responden.
Tabel 14 Uji korelasi antara kontribusi pendapatan dari sadapan getah pinus dengan pendapatan dari sadapan getah pinus, pendapatan non sadapan
getah pinus, dan luas areal sadapan
Pendapatan dari sadapan
getah pinus Pendapatan dari
non sadapan getah pinus
Luas areal sadapan
Kontribusi sadapan getah
pinus Pearson
correlation 0,649
-0,848 0,488
Sig.2-tailed 0,000
0,000 0,000
N 60
60 60
Keterangan: correlation is significant at the 0,01 level 2-tailed
Pendapatan sadapan getah pinus yang rendah diduga dipengaruhi oleh kerapatan pohon. Kerapatan pohon pada areal 1,5-1,99 hektar 312 pohonhektar
lebih besar dibandingkan kerapatan pohon pada areal 1-1,49 hektar 255 pohonhektar Perum Perhutani 2012b. Seperti yang dikemukakan oleh
Kasmudjo 2011, jarak tanam yang jarang pada umumnya akan menghasilkan getah pinus lebih banyak karena penjarangan bertujuan untuk memberi ruang
tumbuh agar pohon dapat tumbuh dengan baik. Selain itu, menurut Budiatmoko 2007, pohon dengan tajuk yang penuh akan berfotosintesis dengan baik sehingga
ada kesempatan bagi pohon untuk menambah pertumbuhan riap diameternya. Penambahan riap diameter tersebut juga akan menambah persentase kayu gubal
yang menjadi tempat berkumpulnya getah pinus. Penjarangan pohon juga bertujuan untuk memberi kesempatan agar cahaya matahari dapat masuk sehingga
dapat meningkatkan suhu di dalam tegakan. Peningkatan suhu menyebabkan getah tidak cepat membeku dan terus mengalir. Selain disebabkan oleh jarak
tanam, kontribusi pendapatan dari sadapan getah pinus juga dipengaruhi oleh besarnya pendapatan yang bersumber dari kegiatan selain menyadap getah pinus.
Pada areal 1,5-1,99 hektar, pendapatan di luar sadapan lebih besar daripada penyadap yang memiliki areal sadapan 1-1,49 hektar sehingga kontribusi
pendapatan getah pinus pada areal 1,5-1,99 hektar menjadi lebih kecil.
5.6 Variabel-variabel yang Mempengaruhi Pendapatan dari Menyadap Getah Pinus