Tingkat Kesejahteraan Penyadap Getah Pinus

meningkatkan pendapatan getah pinus Rp 48.034,362 per tahun dengan asumsi ceteris paribus. Dengan diketahuinya variabel-variabel yang berpengaruh terhadap pendapatan hasil sadapan getah pinus, diharapkan penyadap dapat meningkatkan pendapatannya dari sadapan getah pinus sehingga kontribusi sadapan getah pinus terhadap pendapatan rumah tangga pun meningkat. Hal yang dapat dilakukan adalah dengan cara memperbarui koakan secara rutin dan sesuai aturan dan mengumpulkan getah tepat waktu agar produktivitas dan mutu getah pinus dapat meningkat.

5.7 Tingkat Kesejahteraan Penyadap Getah Pinus

Kesejahteraan penyadap getah pinus diukur dengan menggunakan pendekatan garis kemiskinan menurut Sajogyo dan Bank Dunia. Sajogyo menggunakan indikator pengeluaran per kapita per tahun yang setara dengan konsumsi beras, sedangkan garis kemiskinan Bank Dunia adalah pendapatan per kapita sebesar US1 per hari. Ukuran kemiskinan menurut Bank Dunia bertujuan untuk menilai tingkat kemiskinan secara global. Gambar 11 menyajikan informasi bahwa responden yang termasuk kategori tidak miskin memiliki rata-rata pengeluaran per kapita adalah Rp 3.598.316,18 per tahun dengan persentase sebesar 56,67. Responden dengan persentase sebesar 43,33 masih di bawah garis kemiskinan. Responden yang masuk ke dalam kategori miskin memiliki rata-rata pengeluaran per kapita Rp 2.286.060,85 per tahun dengan persentase sebesar 13,33. Sedangkan responden yang tergolong miskin sekali dan paling miskin memiliki rata-rata pengeluaran tidak miskin sejahtera miskin miskin sekali paling miskin 56,67 13,33 13,33 16,67 Gambar 11 Persentase tingkat kesejahteraan penyadap getah pinus menurut kriteria kemiskinan Sajogyo. masing-masing sejumlah Rp 1.757.702,38orangtahun dengan persentase sebesar 13,33 dan Rp 1.228.749,99orangtahun dengan persentase sebesar 16,67. Berdasarkan kriteria kemiskinan menurut Bank Dunia yang disajikan pada Gambar 12, diketahui bahwa sebanyak 37 responden atau sebesar 61,67 masih berada di bawah garis kemiskinan dengan rata-rata pendapatan per kapita Rp 2.140.254 per tahun. Sebanyak 38,33 berada di atas garis kemiskinan dengan rata-rata pendapatan per kapita Rp 5.062.609 per tahun. Dilihat dari dua pendekatan tersebut, diperoleh informasi bahwa penyadap getah pinus masih banyak yang belum sejahtera. Oleh karena itu, perlu upaya peningkatan kesejahteraan penyadap getah pinus dengan salah satunya melalui peningkatan pendapatan dari hasil sadapan getah pinus. miskin tidak miskin sejahtera 61,67 38,33 Gambar 12 Persentase tingkat kesejahteraan penyadap getah pinus menurut kriteria Bank Dunia.

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kegiatan penyadapan getah pinus yang dilakukan oleh penyadap meliputi pembaruan quarre, peludangan atau pengumpulan getah pinus, dan pengangkutan getah pinus ke TPG. Getah pinus di KPH Banyumas Barat berasal dari enam BKPH yang merupakan kelas perusahaan pinus dengan target produksi getah pinus pada tahun 2012 sebesar 14.809.864 kilogram. 2. Karakteristik penyadap getah pinus di RPH Karangpucung didominasi oleh laki-laki dengan sebaran umur paling banyak pada kisaran 46-55 tahun, mayoritas berpendidikan SD, memiliki ukuran keluarga kecil, memiliki pekerjaan lain selain menyadap getah pinus dan sebagian besar melakukan kegiatan penyadapan getah pinus pada areal dengan luas 0,5 hektar. 3. Kontribusi pendapatan dari sadapan getah pinus terhadap pendapatan rumah tangga cenderung berbanding lurus dengan luas areal sadapan. Pada luas areal sadapan 0,5 ha kontribusi pendapatan dari sadapan getah pinus sebesar 37,88; 0,5-0,99 ha sebesar 53,71; 1-1,49 ha sebesar 73,76; 1,5-1,99 ha sebesar 67,53, dan 2-2,49 ha sebesar 93,32. Pada luas areal sadapan 1,5- 1,99 ha, kontribusi pendapatan dari sadapan getah pinus lebih rendah dibandingkan pada luas areal 1-1,49 ha karena kerapatan pohon dan pendapatan di luar sadapan getah pinus pada areal 1,5-1,99 ha lebih besar daripada penyadap yang memiliki areal 1-1,49 ha. 4. Variabel-variabel yang mempengaruhi besarnya pendapatan yang diperoleh dari sadapan getah pinus adalah pengalaman kerja, frekuensi pengumpulan getah pinus, dan berat getah pinus. 5. Menurut kriteria kemiskinan Sajogyo, sebesar 43,33 penyadap getah pinus masih berada di bawah garis kemiskinan, sedangkan menurut kriteria kemiskinan Bank Dunia, sebesar 61,67 penyadap getah pinus berada di bawah garis kemiskinan.