Gambar 8 Getah pinus mutu I dan mutu II. Di RPH Karangpucung, getah pinus yang dihasilkan masih termasuk ke
dalam kategori getah pinus mutu II. Perbedaan mutu getah pinus ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti frekuensi pengumpulan getah, perlakuan saat
melakukan pembaruan quarre, dan faktor lingkungan. Getah yang terlalu lama berada di petak sadapan akan cepat membeku dan berubah warna. Getah pinus
yang berkualitas baik berwarna putih bersih. Saat melakukan pembaruan quarre, tempurung kelapa dibiarkan terbuka sehingga tatal kulit kayu pinus masuk ke
dalam tempurung kelapa dan mengotori getah pinus. Selain itu, tempurung kelapa yang selalu terbuka menyebabkan daun pinus dan ranting-ranting masuk ke
dalam tempurung kelapa. Adapun kondisi lingkungan yang mempengaruhi mutu getah adalah cuaca. Saat musim hujan tiba, air akan turut masuk ke dalam
tempurung kelapa sehingga getah akan bercampur dengan air hujan.
5.2 Karakteristik Penyadap Getah Pinus
Karakterisitik responden dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, pekerjaan utama dan pekerjaan sampingan, ukuran
keluarga, dan luas areal sadapan. Responden yang dipilih dalam penelitian ini adalah penyadap yang melakukan kegiatan penyadapan getah pinus pada lokasi
penelitian yang ditentukan dan masih melakukan kegiatan penyadapan secara aktif.
5.2.1 Jenis Kelamin Penyadap Getah Pinus
Kegiatan penyadapan getah pinus masih didominasi oleh laki-laki yakni dengan persentase sebesar 93,33 seperti yang disajikan pada Tabel 6. Adapun
perempuan yang melakukan kegiatan penyadapan getah pinus dilatarbelakangi oleh keinginan responden untuk membantu suami memenuhi kebutuhan rumah
tangganya. Pada umumnya, perempuan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah sebagai ibu rumah tangga.
Tabel 6 Sebaran responden berdasarkan jenis kelamin
Jenis kelamin Jumlah orang
Persentase Laki-laki
56 93,33
Perempuan 4
6,67 Jumlah
60 100,00
5.2.2 Umur Penyadap Getah Pinus
Berdasarkan informasi pada Tabel 7, umur responden dengan persentase terbesar yakni 91,67 berada pada kisaran umur produktif. Menurut Muttaqien
2006, penduduk usia produktif berkisar antara 15-65 tahun. Tabel 7 Sebaran responden berdasarkan umur
5.2.3 Tingkat Pendidikan Penyadap Getah Pinus
Pendidikan penyadap getah pinus masih tergolong rendah yakni mayoritas penyadap berpendidikan sampai jenjang SD Tabel 8. Hal ini disebabkan
pendidikan belum menjadi prioritas utama penyadap. Selain itu, semakin tinggi tingkat pendidikan maka biaya yang harus dikeluarkan juga relatif lebih besar
sehingga keluarga penyadap lebih mengutamakan ketercukupan akan kebutuhan hidup sehari-hari daripada pendidikan. Menurut Mursidin 2009, pendidikan
khususnya pendidikan formal merupakan modal yang sangat berharga untuk mendapatkan kehidupan ekonomi yang layak, pendidikan juga sangat berpengaruh
terhadap pola kehidupan pada setiap individu, baik cara berpikir dan bersikap.
Umur tahun Jumlah orang
Persentase 26-35
12 20,00
36-45 10
16,67 46-55
18 30,00
56-65 15
25,00 66-75
4 6,67
76-85 1
1,67 Jumlah
60 100,01
Tabel 8 Sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan Jumlah orang
Persentase Tidak Tamat SD
2 3,33
Tamat SD 52
86,67 Tamat SMP
7 11,67
Jumlah 60
100,00
5.2.4 Ukuran Keluarga Penyadap Getah Pinus