Kadar Nitrat Nilai CN

23 Gambar 17. Perubahan kadar N pengomposandengan aerasi pasif kontrol Pada aerasi 0,8 lkg.menit, kompos dengan nilai CN awal 30 memiliki kadar nitrogen paling tinggi selama 21 hari pertama, namun pada minggu selanjutnya kadar nitrogen cenderung menurun. Sebaliknya pada kompos dengan nilai CN awal 40 dan 50 pada hari-hari awal kenaikanya tidak setinggi kompos dengan nilai CN awal 30, namun kenaikan kadar nitrogen ini berlangsung terus hingga hari ke-42, sehingga pada akhirnya kadar nitrogen kedua kompos tersebut menjadi lebih tinggi. Selanjutnya pada aerasi 1,2 lkg.menit, kadar nitrogen kompos dengan nilai CN awal 50 terlihat lebih stabil dibandingkan dengan kompos lainya yang naik turun. Untuk kompos dengan nilai CN awal 30 pada hari ke-7 naik hingga hari ke-21 lalu mulai mengalami sedikit penurunan. Selanjutnya, untuk kompos dengan nilai CN awal 40 pada hari ke-0 sampai hari ke-7 kadar nitrogen hanya naik sedikit namun pada hari-hari selanjutnya mulai naik dengan besar kenaikan bervariasi. Apabila dibandingkan nilai nitrogen antara kompos aerasi 0,8 lkg.menit dengan 1,2 lkg.menit, tidak terdapat perbedaan yang terlalu besar, hanya saja pada kompos dengan aerasi 1,2 lkg.menit mengalami perubahan kadar nitrogen yang lebih berfluktuatif. Secara umum kadar nitrogen pengomposan baik pada aerasi aktif maupun pasif mengalami kenaikan, namun juga ada pada beberapa titik mengalami penurunan. Kenaikan kadar nitrogen disebabkan oleh terjadinya nitrifikasi pada bahan pengompos. Menurut Griffiths 1989, nitrifikasi merupakan proses produksi nitrat NO 3 - dari amonium NH4 + dan proses ini menentukan sebagian besar kandungan nitrogen dalam aplikasi limbah organik untuk kesuburan tanah. Adapun pada hari-hari awal pengomposan jumlah kadar nitrogen masih rendah dikarenakan pada saat itu suhu pengomposan sedang tinggi yang disebabkan tingginya degradasi bahan organik turunya kadar C organik. Seperti menurut Utami 2008, suhu yang tinggi menyebabkan bakteri nitrifikasi tidak dapat beraktifitas secara optimum, namun seiring menurunya suhu pengomposan maka bakteri nitrifikasi pun dapat beraktifitas lebih aktif sehingga kadar nitrogen meningkat.

4.3.3 Kadar Nitrat

Kadar nitrat perlu untuk dilakukan uji dikarenakan dalam pengaplikasianya nanti merupakan bentuk yang akan diserap langsung oleh tanaman. Selain itu, kadar nitrat juga berkorelasi erat dengan kadar nitorgen dalam kaitanya dengan siklus nitrogen. Nitrat berawal dari proses pembentukan 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1 2 3 4 5 6 K ad ar N Waktu Hari 30 40 50 7 14 21 28 35 42 Nilai CN Awal 24 ammonium dari ammonia dan hidrogen, yang selanjutnya akan dioksidasi menjadi nitrit dan nitrit inilah yang akan menjadi nitrat melalui prose oksidasi. Griffiths 1989 mengemukakan bahwa nitrifikasi merupakan proses alami mengembalikan ke kondisi normal yang dilakukan oleh bakteri genus nitrosomonas dan nitrobacter dengan cara mengoksidasi dan mentransformasi senyawa ammoniak yang potensial beracun menjadi senyawa nitrat yang tak beracun. Nitrifikasi menggunakan sebagian kecil energi yang dilepaskan ketika ammonia dioksidasi menjadi nitrat dan mengurangi karbon anorganik dalam CO 2 menjadi karbon organik. Griffiths 1989 juga menambahkan bahwa nitrifikasi merupakan proses produksi nitrat NO 3 - dari amonium NH 4 + dan proses ini menentukan sebagian besar kandungan nitrogen dalam aplikasi limbah organik untuk kesuburan tanah. Perubahan kadar nitrat selama pengomposan dapat dilihat pada Gambar 18, 19 dan 20. Gambar 18. Perubahan kadar nitrat pengomposan dengan aerasi 0,8 kg.menit Gambar 19. Perubahan kadar nitrat pengomposan dengan aerasi 1,2 lkg.menit 5 10 15 20 25 1 2 3 4 5 6 K adar N itr at m g L Waktu Hari 30 40 50 5 10 15 20 1 2 3 4 5 6 K adar N itr at m g L Waktu Hari 30 40 50 7 14 21 28 35 42 7 14 21 28 35 42 Nilai CN Awal Nilai CN Awal 25 Gambar 20. Perubahan kadar nitrat pengomposan denganaerasi pasif kontrol Pada pengomposan, jumlah kadar nitrat berfluktuasi namun memiliki kecenderungan meningkat. Adapun kenaikan kadar nitrat khususnya pada akhir-akhir masa pengomosan disebabkan oleh mulai tercukupinya ketersediaan ammonium, dan mulai menurunya suhu pengomposan mendekati suhu ruang 25-27°C. Ketersediaan ammonium ini sangat penting dalam proses nitrifikasi karena dengan adanya ketersediaan amonium, maka bakteri pengikat nitrogen baru akan mampu mengubah unsur tersebut dari yang semula berbentuk amonium maka nantinya akan diubah kebentuk nitrit dan pada akhirnya nanti akan diubah kedalam bentuk nitrat. Selanjutnya, suhu juga memainkan peranan yang penting dalam menentukan pembentukan nitrat karena kompos dengan kondisi suhu lingkungan yang terlalu rendah maka proses nitrifikasi akan berlangsung lambat, begitu pula pada kondisi yang terlalu tinggi proses nitrifikasi ini akan melambat juga, sehingga dengan demikian kondisi suhu ruang yang mampu membantu proses nitrifikasi Utami, 2008. Pada proses pengomposan ini, kadar nitrat mulai stabil pada hari ke-35 yang terlihat sangat jelas pada kompos aerasi pasif kontrol. Sedangkan pada aerasi 1,2 lkg.menit, kadar nitrat untuk kompos nilai CN awal 30 dan 40 mulai stabil pada hari ke-35, namun untuk kompos dengan nilai CN awal 50 masih menunjukan adanya kenaikan kadar nitrat sampai memasuki hari ke-42. Hal yang cukup berbeda terjadi pada kompos dengan aerasi 0,8 lkg.menit yang sampai hari ke-42 belum menunjukan adanya kestabilan kadar nitrat. Sudah stabil dan belum stabilnya kadar nitrat kembali lagi dipengaruhi oleh faktor keberlangsungan pendegradasian bahan organik dalam kompos. Apabila masih belum stabil maka proses pendegradasian masih cukup aktif berjalan. Hal ini terlihat dari grafik perubahan kadar C organik pada Gambar 12, 13 dan 14 dimana sampai dengan hari ke-35 degradasi bahan organik masih aktif berjalan dengan menurunnya kadar C dan pada hari-hari selanjutnya kadar C mulai stabil yang menunjukan mulai menurunnya kegiatan pendegradasian bahan organik oelh miroorganisme. Selain itu dengan semakin meningkatnya kadar nitrat, maka pH pengomposan semakin meningkat karena proses nitrifikasi menyebabkan pH pengomposan menjadi lebih basa yang disebabkan terbentuknya ammonium. 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 1 2 3 4 5 6 K adar N itr at m g L Waktu Hari 30 40 50 7 14 21 28 35 42 Nilai CN Awal 26

4.3.4 Nilai CN