30 Hal ini dibuktikan dengan dilakukanya uji statistik varian sidik ragam menggunakan
aplikasi SAS dimana hasilnya baik perlakuan perbedaan nilai CN awal maupun tingkat aerasi aktif selisihf hitung dan f tabel nya PrF lebih kecil dari 0,05, sehingga kedua perlakuan tersebut
memberikan hasil berbeda nyata terhadap nilai CN pengomposan. Interaksi antara perlakuanperbedaan nilai CN awal dengan tingkat aerasi aktif juga memberikan hasil yang berbeda
nyata.Pada uji lanjut duncan terlihat bahwa baik nilai CN awal 30, 40 dan 50 saling mempengaruhi nyataterhadap nilai CN pengomposan. Pada uji beda yang membandingkan antara kompos aerasi
aktif dengan pasif menghasilkan data yang tidak berbeda nyata, baik yang nilai CN awalnya 30, 40 maupun 50. Perhitunganya penggunaan aplikasi SAS dapat dilihat pada Lampiran 2.
4.4 Karakteristik Kandungan Kompos Akhir
Setelah 42 hari pengomposan, semua kompos dicampur dan diuji untuk mengetahui karakteristik kompos akhir. Untuk karakteristik fisik, kompos berwarna kehitaman, berbau sama
dengan tanah dan ukuran partikelnya 6,6 mm. Karakteristik warna dan bau sama dengan karakteristik fisik menurut standar SNI, yaitu kehitaman dan berbau tanah. Ukuran partikel kompos juga masuk
kedalam standar SNI yaitu berada di antara 0,55 – 25 mm. Kadar air kompos adalah 54,56 berada
sedikit diatas standar SNI, yaitu maksimal 50. Tabel 7. Karakteristik kompos akhir dengan pembanding SNI 19-7030-2004
Parameter Satuan
Kompos SNI
Minimal Maksimal
Warna Kehitaman
Kehitaman Bau
Berbau Tanah Berbau Tanah
Ukuran Partikel mm
6,6 0,55
25 Kadar Air
54,56 50
pH 7,31
6,8 7,49
CN 23,44
10 20
Bahan Organik 13,97
27 58
Kemampuan Ikat Air
39,2 7,49
58 Kadar Fosfor
0,03 0,1
Kadar Kalium 0,26
0,2 Bahan Asing
0,10 1,5
Tembaga mgkg
1,42 100
Arsen mgkg
0,118 13
Aluminium 0,15
2,2 Besi
0,29 2
Feal Coli MPNgr
100 1000
Salmonella MPN4gr
3 3
31 Selanjutnya untuk karakterisitk kimia, nilai derajad keasaman pH kompos 7,31 dan masih
berada dalam standar SNI, yaitu berada diantara 6,8 – 7,49. Nilai CN kompos 23,44 dan berada
sedikit diatas standar SNI, yaitu 10 – 20. Kadar fosfor kompos 0,03 dan berada dibawah standar
SNI, yaitu minimal 0,1. Kadar kalium kompos 0,26 dan masuk dalam standar SNI, yaitu minimal 0,2. Selanjutnya untuk kandungan bahan asing, kompos memiliki kurang dari 0,10 dan masuk
kedalam standar SNI yang menetapkan maksimal 1,5. Untuk kemampuan ikat air, kompos memenuhi standar SNI dengan nilai 39,2 dan untuk bahan organik kompos belum memenuhi
standar SNI dengan nilai 13,97 .. Adapun untuk unsur mikro seperti besi, aluminium, tembaga dan arsen, semua nilai nya memenuhi standar SNI. Selain itu untuk parameter cemaran bakteri, semua
nilainya memenuhi standar SNI. Beberapa parameter yang belum memenuhi standar SNI dikarenakan belum optimalnya perombakan bahan organik dalam proses pengomposan.
32
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Blotong, bagas dan abu ketel sebagai limbah padat industri gula dapat dimanfaatkan dengan cara dikomposkan bersama-sama dan menjadi pupuk organik. Parameter karakteristik akhir kompos, untuk
secara fisikberwarna kehitaman dan berbau tanah. Hal ini memenuhi persyaratan SNI kompos ideal SNI 19-7030-2004 untuk parameter warna dan bau. Untuk parameter kimia, kompos akhir memiliki
nilai CN 23,44 berada sedikit diatas standar SNI. Adapun untuk parameter unsur mikro, semua parameter telah memenuhi standar SNI dan untuk parameter cemaran bakteri, baik salmonella dan feal
coli nilainya telah memenuhi standar SNI.
Perlakuan formulasi nilai CN awal mempengaruhi proses pengomposan. Semakin tinggi nilai CN awal, maka semakin besar pula nilai penurunan CN pengomposan, terutama pada minggu
pertama. Melalui uji statistik varian perlakuan nilai CN awal terhadap pengomposan dan nilai CN akhir menunjukan hasil yang berbeda nyata, dimana artinya nilai CN awal 30, 40 dan 50
mempengaruhi proses pengomposan dan nilai CN akhirnya. Perlakuan aerasi aktif juga memberikan hasil yang berbeda nyata menurut uji statistik uji
varian. Hal ini menunjukan bahwa perbedaa n tingkat aerasi yang diberikan, yaitu 0,8 lkg.menit dan 1,2 lkgmenit mempengaruhi proses pengomposan dan nilai CN akhirnya. Aerasi dengan tingkat 0,8
lkgmenit memberikan penurunan nilai CN kompos selama pengomposan yang relatif lebih besar dibandingkan dengan aerasi 1,2 lkg.menit
Interaksi antara formulasi CN awal dengan aerasi juga menetukan nilai CN akhir kompos karena saling mempengaruhi. Adapun, faktor aerasi pasif dengan aerasi aktif secara rata-rata, tidak
menghasilkan perbedaan yang nyata menurut uji beda, sehingga tidak berpengaruh terhadap nilai CN akhir kompos.
5.2. Saran
Dalam penelitian selanjutnya perlu dilakukan penelitian selanjutnya dalam skala lebih besar lagi
pilot plant dan dengan perlakuan tumpukan kompos yang lebih tinggi.