10
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Bahan dan Alat Penelitian
Bahan utama yang digunakan adalah limbah padat industri gula berupa blotong, abu ketel dan bagas. Ketiga bahan tersebut didapatkan dari pabrik gula GMP Lampung. Selain itu, bahan
bakulainnya yaitu zat kimia untuk keperluan analisis contoh uji.Bahan tersebut antara lain aquades, katalis CuSO
4
.Na
2
SO
4
, H
2
SO
4
pekat, larutan NaOH 6 N, larutan asam borat 2, indikator Mengsel, larutan H
2
SO
4
terstandarisasi, dan larutan buffer pH 7. Peralalatan utama yang digunakan yaitu seperangkat alat pipa aerasi, blower,termometer,
flowmeter skala 50 lmenitdan peralatan analisis sampel.Peralatan analisis sampel yang digunakan antara laincawan alumunium, timbangan analitik, sudip, label, cawan porselen, desikator, gegep, labu
kjedahl, kjedahl aparatur, pipet mohr 1 ml, pipet mohr 10 ml, gelas piala 50 ml, gelas piala 500 ml, destilator nitrogen semi otomatis, tabung destilasi, labu Erlenmeyer, oven, tanur, buret, tabung ulir,
rak tabung reaksi, bulp, stopwatch,kompor penangas, kuvet, spektrofotometer, plastik sampel, mortar dan pH-meter.
3.2. Metode Penelitian
3.2.1. Penelitian Pendahuluan
Penelitian ini diawali dengan penelitian pendahuluan, yaitu karakterisasi bahan baku awal meliputi nilai C, nilai N dan nilai CN.Setelah mengetahui karakteristik masing-masing bahan, maka
dapat ditentukan perumusan campuran bahan kompos.Total bahan baku campuran yang digunakan yaitu 5 kg untuk tiap reaktor.Penentuan nilai CN dari pencampuran blotong, abu ketel dan bagasdapat
dihitung dengan menggunakan persamaan berikut. ሺ ሻ ሺ ሻ
ሺ ሻ ሺ ሻ
3.2.2. Rancangan Alat Pengompos Reaktor
Pengomposan pada penelitian ini menggunakan metode aerated static pile. Metode ini dikembangkan dalam rangka mengeliminasi masalah kebutuhan lahan dan masalah sulit lain pada
sistem windrow. Metode aerated static pile merupakan metode yang memberikan banyak keuntungan yang nyata dibandingkan dengan sistem windrow, yaitu mengatasi masalah bau dengan lebih baik
karena kondisi reaktor tertutup, proses inaktivasi bakteri lebih efektif, keseragaman temperatur terhadap seluruh bahan lebih terkendali dan terjamin, penggunaan lahan lebih sedikit karena
menggunakan reaktor, dan total biaya relatif lebih murah. Reaktor berbentuk tabungdrum dengan kapasitas volume 30 l. Diameter reaktor dan tinggi
reaktor yaitu 30 cm dan 75 cm. Reaktor tersebut termodifikasi dengan pipa aerasi reaktor yang terletak melintang pada badan reaktor. Pipa aerasi reaktor memiliki lubang aerasi yang berfungsi meneruskan
11 udara ke dalam tumpukan bahan baku. Pipa aerasi memiliki kran yang berfungsi mengatur laju aerasi.
Reaktor memiliki saluran lindi untuk mengeluarkan air yang terbentuk selama proses pengomposan.. Berikut ini adalah gambar ilustrasi dari reaktor dan proses aerasi :
Gambar 2.Ilustrasi Reaktor dan Proses Aerasi
3.2.3. Penelitian Utama
Penelitian utama meliputi pengecilan bahan baku, pencampuran dan pengujian. Dalam pengecilan bahan baku, dilakukan penyaringan bahan dengan menggunakan saringan kawat dengan
ukuran lubang saringan 1 cm.Selanjutnya pada pencampuran, bahan dicampur secara manual menggunakan tangan sebanyak masing-masing 5 kg untuk tiap reaktor. Pengukuran suhu setiap
harinya selama periode pengomposan, pengukuran pH, kadar air, kadar nitrit, kadar karbon dan kadar nitrogen dilakukan setiap satu minggu sekali. Pengukuran dilakukan dua kali pengulangan duplo.
Setelah proses pengomposan selesai, karakterisasi dilakukan terhadap kandungan kompos akhiryang meliputi pengukuran kadar fosfor, dan kadar kalium. Semua prosedur pengujian terdapat pada
lampiran. Pengambilan sampel dilakukan pada tiga titik yaitu bagian bawah, tengah dan atas.Pengambilan sampel pada bagian bawah dan tengah dilakukan melalui lubang pengambilan
sampel sedangkan pada bagian atas dilakukan dengan membuka tutup reaktor terlebih dahulu. Penelitian ini diberlakukan dua macam perlakuan, yaitu nilai CN awal dan tingkat aerasi.
Untuk nilai CN awal dipilih nilai 30, 40 dan 50. Selanjutnya untuk tingkat aerasi dipakai 0,8 dan 1,2 lkg.menit. Aerasi pada penelitian ini dilakukan selama satu jamhari untuk masing-masing reaktor
pengomposan sesuai dengan perlakuan aerasinya.
3.3. Rancangan Percobaan