3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Limbah Padat Industri Gula
Limbah padat industri gula mengandung bahan organik yang berpotensi mencemari lingkungan bila tidak tertangani dengan baik.Limbah padat yang dihasilkan dengan jumlah yang cukup besar
adalahblotong, bagas dan abu ketel. Blotong filter cake merupakan residu dari proses pemurnian nira berupa endapan semi basah seperti lumpur yang cukup padat Isroi 2008. Pada PG Jati tujuh 2010
produksi blotong mencapai 3,8 dari total tebu yang digiling per harinya.Selama masa giling berlangsung, total blotong yang dihasilkan dapat mencapai 22.500 ton per tahun.Komposisi blotong
tergantung dari pola produksi dan tebu yang digunakan. Komposisi blotong dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1.Komposisi blotong
Senyawa Komposisi
Bahan Organik 15,59
Nitrogen 0,32
Karbon 8,39
Fosfor 0,49
CN ratio 26,22
Kalium K
2
O 0,19
Kalsium 1,81
Besi 0,43
Alumunium 0,52
Mangan 0,04
Magnesium 0,084
Sumber: PG Jati Tujuh 2010 Menurut Lavarack et al. 2002bagasmerupakan hasil samping proses pembuatan gula tebu
sugarcane yang mengandung residu berupa serat, minimal 50 serat bagasdiperlukan sebagai bahan bakar boiler, sedangkan 50 sisanya hanya ditimbun sebagai buangan yang memiliki nilai ekonomi
rendah. Penimbunan bagas dalam kurun waktu tertentu akan menimbulkan permasalahan bagi pabrik. Mengingat bahan ini berpotensi mudah terbakar, mengotori lingkungan sekitar, dan menyita lahan
yang cukup luas untuk penyimpanannya. Tanaman tebu yang berisi air yang digunakan sebagai bahan pembuat gula nira dan memiliki
komposisi yang lebih kompleks yaitu sacharose, zat sabut atau fiber, gula reduksi, dan beberapa bahan lainnya. Sabut yang terkandung dalam bagas, tersusun dari beberapa komponen penyusun yaitu
selulosa, pentosan, lignin, dan beberapa komponen lain. Komponen bagasyang berasal dari PG Jatitujuh sebagai bahan acuan adalah sesuai dengan Tabel 2.
4 Tabel 2. Komposisi bagas PG Jati Tujuh pada tahun 2010
Senyawa Komposisi
Bahan Organik 60,48
Karbon 33,12
Nilai CN 165,6
Kalsium 0,535
Magnesium 0,014
Besi 0,074
Alumunium 0,083
Mangan 0,007
Kadar Air 36,26
pH 4,90
Sumber: PG Jati Tujuh 2010 Abu ketel atau abu pembakaran bagas merupakan hasil perubahan secara kimiawi dari
pembakaran bagas murni. Bagas digunakan sebagai bahan bakar untuk memanaskan boiler dengan temperatur mencapai 550-600
o
C Hernawati dan Indarto 2010. Abu ketel dapat dimanfaatkan kembali karena karena mengandung mineral anorganik atau unsur-unsur logam yang merupakan unsur
hara atau nutrisi yang diperlukan oleh tanaman Purwati 2007. Menurut Misran 2005, limbah abu ketel dapat dicampurkan dengan beberapa zat lain untuk dijadikan menjadi pupuk mixed fine
compost . Senyawa kimia abu ketel yang dominan adalah SiO
2
silika, yaitu sebesar 70,97 . Komposisi bahan yang terkandung pada abu ketel dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Komposisi abu ketel PG Sindang Laut pada tahun 2010
Senyawa Komposisi
Bahan Organik 4,23
Kadar Air 62,95
Nitrogen 0,03
Karbon 2,3
Fosfor 0,23
CN ratio 76,67
Kalium 0,85
Kalsium 0,2
Besi 0,15
Aluminium 0,52
Mangan 0,76
Magnesium 0,05
Sumber : PG Sindang Laut 2010
5
2.2. Pengomposan Co-composting