2 dilihat dari performa alat tersebut, perlu juga diperhatikan analisis biaya dalam operasional alat
tersebut sehingga efisiensi dalam penentuan penggunaan alat pengupas kulit ari kedelai dapat tercipta. Menurut Hendriadi et al. 2008 pengembangan teknologi mekanisasi tanpa memperhatikan
kondisi wilayah dan tidak diikuti oleh perbaikan infrastruktur kelembagaan pendukung, sistem usaha dan analisis kelayakan usaha tidak akan memberikan hasil yang optimal. Analisis kelayakan usaha
yang dapat dilakukan dapat berupa analisis usaha secara keseluruhan maupun evaluasi alternatif. Penelitian aspek ekonomi teknik yang akan dilakukan akan difokuskan pada aspek teknis dan
finansial dari alat pengupas kulit ari kacang kedelai tipe tampah, tipe engkol semi mekanis, dan tipe rol mekanis, sehingga bisa mendapatkan evaluasi alternatif pada setiap kegiatan pengupasan kulit ari
kacang kedelai. DeGarmo et al. 1984 menyatakan bahwa evaluasi alternatif adalah suatu metode analisis
yang dilakukan untuk menentukan pilihan terbaik secara finansial di antara alternatif penggunaan teknologi yang dapat digunakan.Oleh karena itu perlu dilakukan studi kelayakan operasional
pengupasan kulit ari biji kedelai antara alat pengupas kulit ari biji kedelai tipe tampah, alat pengupas kulit ari biji kedelai tipe engkolsemi mekanis ENGKOL23-BPTTG, dan alat pengupas kulit ari biji
kedelai tipe mekanis OTOROL23-BPTTG. Penelitian ini dilakukan sebagai tugas akhir dan perhitungan biaya operasional alat pengupas
kulit ari kacang kedelai yang dibuat oleh Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna BPTTG, Daerah Istimewa Yogyakarta DIY. Pengujian dilakukan di BPTTG.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1.
Menentukan biaya operasional alat pengupas kulit ari biji kedelai tipe tampah, engkol semi mekanis dan mekanis dengan menggunakan metode biaya pokok.
2. Membandingkan biaya operasional alat pengupas kulit ari biji kedelai tipe tampah, engkol
semi-mekanis dan mekanis pada jumlah kedelai yang diolah oleh UD Barokah.
1.3 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah : 1.
Sebagai referensi pemilihan alat pengupas kulit ari biji kedelai bagi pelaku usaha pengolahan kedelai.
2. Sebagai referensi studi ekonomi teknik bagi inovator alat pengupas biji kedelai untuk maju
ke tahap komersialisasi alat.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kedelai
Menurut Margono et al. 1993 kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan
lemak nabati yang sangat penting peranannya dalam kehidupan. Asam amino yang terkandung dalam proteinnya tidak selengkap protein hewani, namun penambahan bahan lain seperti wijen, jagung atau
menir adalah sangat baik untuk menjaga keseimbangan asam amino tersebut. Kacang-kacangan dan umbi-umbian cepat sekali terkena jamur aflatoksin sehingga mudah menjadi layu dan busuk. Untuk
mengatasi masalah ini, bahan tersebut perlu diawetkan. Hasil olahannya dapat berupa makanan seperti keripik, tahu dan tempe, serta minuman seperti bubuk dan susu kedelai. Kedelai mengandung protein
35 bahkan pada varitas unggul kadar proteinnya dapat mencapai 40 - 43 . Dibandingkan dengan beras, jagung, tepung singkong, kacang hijau, daging, ikan segar, dan telur ayam, kedelai mempunyai
kandungan protein yang lebih tinggi, hampir menyamai kadar protein susu skim kering. Bila seseorang tidak boleh atau tidak dapat makan daging atau sumber protein hewani lainnya, kebutuhan
protein sebesar 55 gramhari dapat dipenuhi dengan makanan yang berasal dari 157.14 gram kedelai. Kedelai dapat diolah menjadi : tempe, keripik tempe, tahu, kecap, susu, dan lain-lainnya. Proses
pengolahan kedelai menjadi berbagai makanan pada umumnya merupakan proses yang sederhana, dan peralatan yang digunakan cukup dengan alat-alat yang biasa dipakai di rumah tangga, kecuali mesin
pengupas, penggiling, dan cetakan. Komposisi kedelai per 100 gram bahan dapat dilihat pada Tabel 1, sedangkan perbandingan antara kadar protein kedelai dan beberapa bahan makanan lain terdapat pada
Tabel 2. Tabel 1. Komposisi kedelai per 100 gram bahan
Sumber: BALITKABI 1993
Tabel 2. Perbandingan antara kadar protein kedelai dan beberapa bahan makanan lain
BAHAN MAKANAN PROTEIN BERAT
Susu skim kering 36.00
Kedelai 35.00
Kacang hijau 22.00
Daging 19.00
Ikan segar 17.00
Telur ayam 13.00
Jagung 9.20
Beras 6.80
Tepung singkong 1.10
Sumber: BALITKABI 1993
Saat ini kebutuhan kedelai Indonesia sebagian besar masih diimpor dari beberapa negara di dunia, perkembangan produksi dan impor kedelai Indonesia disajikan pada Tabel 3.
KOMPONEN KADAR
Protein 35
– 45 Lemak
18 – 32
Karbohidrat 12
– 30 Air
7
4
Tabel 3. Data produksi dan impor kedelai sampai tahun 2000 - 2009 No
Tahun Produksi tontahun