II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Karakteristik air limbah domestik
Air limbah secara umum merupakan buangan dari masyarakat dan rumah tangga, industri serta buangan lainnya Salvato 1972 dalam Sugiharto 1987. Air
limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan pemukiman real estate, rumah makan, perkantoran, perniagaan, apartemen dan
asrama Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003KepMen LH No. 112 Th. 2003.
Kandungan zat padat, kecerahan, bau, warna dan suhu merupakan sifat fisik yang penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu perairan
Sugiharto 1987. Padatan tersuspensi yang berlebihan di badan perairan dapat menghasilkan endapan yang menyebabkan pendangkalan dan jika didominasi
bahan organik akan menimbulkan kondisi anaerob, sehingga dapat berbahaya bagi kehidupan biota akuatik.
Perubahan suhu akan mempengaruhi proses fisika, kimia dan aktivitas biologis organisme yang ada di perairan Metcalf dan Eddy 1991. Aktivitas
mikroorganisme umumnya berlangsung pada suhu 15 – 35 C Hindarko 2003.
Peningkatan suhu menyebabkan penurunan kelarutan gas dalam air Haslam 1995 dalam Effendi 2003. Peningkatan suhu juga menyebabkan peningkatan
dekomposisi bahan organik oleh bakteri Effendi 2003. Sugiharto 1987 menyebutkan bahwa air limbah dengan nilai pH yang
tidak netral akan menyulitkan proses biologis, sehingga mengganggu proses penjernihannya. Bakteri umumnya tumbuh baik pada pH netral dan alkalis. Nilai
pH optimum untuk pertumbuhan bakteri berkisar 6,5 – 7,5 Sidharta 2000. Peningkatan suhu sebesar 1
C akan meningkatkan konsumsi oksigen sekitar 10 Brown 1987 dalam Effendi 2003. Kadar oksigen terlarut pada
perairan alami biasanya kurang dari 10 mgliter. Jika oksigen terlarut di perairan habis, maka akan terjadi dekomposisi secara anaerob.
BOD Biochemical Oxygen Demand menggambarkan bahan organik yang dapat didekomposisi secara biologi biodegradable. Pada proses dekomposisi
bahan organik, bakteri memanfaatkan bahan organik sebagai sumber makananan
dari suatu rangkaian reaksi biokimia yang kompleks. Reaksi-reaksi tersebut dapat berupa katabolisme maupun anaboisme. Pada reaksi katabolisme, bahan organik
dipecah untuk menghasilkan energi. Sedangkan pada reaksi anabolisme, energi digunakan untuk sintesis sel baru.
COD Chemical Oxygen Demand menggambarkan total oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan organik yang bersifat biodegradable dan
non biodegradable secara kimiawi.
2.2. Kangkung air Ipomoea aquatica