Perilaku Bersarang Grooming Behaviour

Orangutan merupakan pengumpul pakan yang oportunis, yaitu memakan apa saja yang dapat diraihnya, termasuk madu pada sarang lebah. Kegemarannya pada makanan yang tidak biasa ditemui dan tertebar acak di habitatnya, menyebabkan Orangutan selalu bergerak dalam rangka mencari makanan kegemarannya. Saat bukan musim buah Orangutan akan lebih aktif bergerak dibandingkan pada saat musim buah. Menurut MacKinnon 1974, Orangutan memiliki kemampuan luar biasa dalam menemukan sumber makanan yang kecil, jarang, dan tertebar acak. Orangutan sering mematahkan dahan-dahan ketika melakukan aktivitas makan. Pohon yang terlihat baru saja mengalami kerusakan merupakan tanda bahwa Orangutan pernah berada pada pohon tersebut untuk makan. MacKinnon, 1974.

2. Ekspresi dan Emosi

Orangutan memiliki derajat kemampuan lebih tinggi dibanding jenis kera besar lainnya dalam melakukan ekspresi wajah Maple, 1980. Rijksen 1978 mencatat sepuluh jenis ekspresi wajah yang terlihat dalam aktivitas bermain, kopulasi, perilaku agresif, takutstress, perilaku agonistik, dan dalam interaksi sosial lainnya. Orangutan merupakan satwa yang cukup pendiam. Vokalisasi yang Orangutan lakukan hanya dapat didengar dari jarak dekat. Beberapa dari vokalisasi tersebut dilakukan dengan cara menarik nafas dan bukan membuang nafas. Jantan seringkali melakukan long call yang dapat didengar oleh manusia hingga jarak 1 km. Vokalisasi ini mungkin dimaksudkan untuk memberi jarak antar Orangutan jantan yang hidup secara soliter Groves, 1971.

3. Perilaku Bersarang

Orangutan membuat sarang untuk tidur minimal satu kali dalam satu hari Maple, 1980. Sarang terdistribusi secara acak dan letaknya tergantung pada beberapa pertimbangan seperti jaraknya dengan sungai, dengan pohon buahfeeding tree, keterlindungan dari matahari siang hari, angin malam hari, dan keterjangkauan pandangannya terhadap areal hutan MacKinnon, 1974; Rijksen, 1978. MacKinnon 1974 menyatakan bahwa pembuatan sarang berlangsung selama 2-3 menit dengan tahapan sebagai berikut : 1. Rimming, dahan ditekuk secara horisontal membentuk lingkaran sarang dan ditahan dengan cara melekukkan dahan lain. 2. Hanging, dahan ditekuk masuk ke dalam sarang membentuk mangkuk sarang. 3. Pillaring, dahan ditekuk kebawah untuk menopang lingkaran sarang dan memberi kekuatan ekstra. 4. Loose, dahan dipatahkan dari pohon dan diletakkan di dasar sarang sebagai alas, atau di atas sarang sebagai atap. Sarang yang sudah ada dapat digunakan kembali, dan terdapat kasus tertentu dimana sarang dibangun kembali oleh individu Orangutan lain. Menurut Rijksen 1978 sarang biasanya dibangun sedemikian rupa, sehingga Orangutan mendapatkan pemandangan yang luas dari hutan. Hal ini berlaku bagi Orangutan Sumatera maupun Orangutan Kalimantan. MacKinnon 1974 berpendapat bahwa pada lokasi sumber makanan, sumber mineral salt lick, dan karakteristik geografis tertentu seperti punggungan bukit, sarang banyak ditemukan pada lereng yang menghadap ke arah barat. Hal ini dapat terkait dengan arah sinar matahari, arah angin pada malam hari, dan pandangan yang luas yang diperoleh. Orangutan biasanya pergi tidur 30 menit sebelum matahari terbenam, dan lebih awal lagi ketika cuaca buruk MacKinnon, 1974. Pada hari-hari hujan, sarang yang digunakan untuk berteduh pada siang hari seringkali digunakan lagi untuk istirahat malam hari. Orangutan jarang terlihat meninggalkan sarangnya setelah hari gelap.

4. Grooming Behaviour

Pada sebagian besar satwa primata, grooming berkutu-kutuan merupakan perilaku yang menunjukkan adanya interaksi sosial, ikatan, aktivitas pra kopulasi, dan dominansi. Aktivitas grooming dapat mengurangi tekanan, mengekspresikan ikatan sosial, menunjukkan kesatuan grup, serta dapat membangun ketertarikan, simpati, dan kerjasama Maple, 1980. Dalam melakukan grooming Orangutan menggunakan anggota tubuh yang bervariasi, seperti bibir, lidah, jari-jari, punggung tangan, dan kadang-kadang menggunakan kaki dan jari-jari kakinya. Bagian tubuh yang mendapatkan perlakukan grooming pada self grooming adalah bagian yang dapat disentuh dan dilihat sekaligus seperti tungkai kaki, kaki, dagu, katong suara, dan bantalan pipi. Sementara pada social grooming seluruh bagian tubuh memiliki kemungkinan untuk mendapat perlakuan grooming. Namun biasanya pada tubuh bagian atas. Seperti bahu, kepala, dada, leher, dan lengan Maple, 1980 .

III. METODE PENELITIAN