Perilaku dan Aktivitas Makan Ekspresi dan Emosi

primer, terutama di Sumatera. Penebangan hutan pada hutan-hutan primer ini menyebabkan penurunan kepadatan Orangutan hingga 60 Rao, 1997. D. Perilaku dan Aktivitas Orangutan Orangutan merupakan satwa arboreal yang bergerak di atas pohon dengan keempat anggota tubuhnya. Orangutan jarang turun ke tanah, kecuali untuk mencari rayap. Daerah jelajah Orangutan Sumetera adalah 200 hingga 1.000 ha, dengan daerah jelajah harian 800 hingga 1.200 m Supriatna, 2000. Presentase aktivitas Orangutan menurut Rijksen 1978 adalah 47 untuk makan, 40 untuk beristirahat, 12 untuk menjelajah, dan sisanya untuk melakukan interaksi sosial. Perilaku Orangutan dapat dibedakan berdasarkan kelas umur. Bayi Orangutan selalu digendong oleh induknya dan bergantung sepenuhnya kepada induknya untuk makan dan tidur di sarang yang sama dengan induknya. Orangutan juvenileanak sudah mampu mencari makan sendiri walaupun masih bergantung pada induknya, bermain sendiri atau dengan Orangutan lainnya, dan mampu membuat sarang sendiri yang diletakkan di dekat sarang induknya. Orangutan remaja mulai menunjukkan perilaku seksual, senang bermain dengan Orangutan remaja lain, dan melakukan pergerakan secara berkelompok. Jantan setengah dewasa dibedakan dari perilakunya yang menghindari perjumpaan dengan Orangutan jantan dewasa lain. Betina dewasa terlihat diikuti oleh anak-anaknya, dan jantan dewasa terlihat hidup soliter serta sering melakukan seruan panjang long call MacKinnon, 1971.

1. Perilaku dan Aktivitas Makan

Pakan Orangutan dapat berubah-ubah tergantung pada jenis pakan yang sedang tersedia. Orangutan termasuk primata frugivora. Saat sedang musim buah, pakan Orangutan dapat 100 berupa buah, dan saat bukan musim buah, alternatif pakan Orangutan adalah dedaunan 25, kulit kayu 37, buah 21, dan serangga 7 Napier dan Napier, 1985. Sumber pakan terpenting adalah buah ara Ficus spp. yang berbuah sepanjang tahun. Orangutan merupakan pengumpul pakan yang oportunis, yaitu memakan apa saja yang dapat diraihnya, termasuk madu pada sarang lebah. Kegemarannya pada makanan yang tidak biasa ditemui dan tertebar acak di habitatnya, menyebabkan Orangutan selalu bergerak dalam rangka mencari makanan kegemarannya. Saat bukan musim buah Orangutan akan lebih aktif bergerak dibandingkan pada saat musim buah. Menurut MacKinnon 1974, Orangutan memiliki kemampuan luar biasa dalam menemukan sumber makanan yang kecil, jarang, dan tertebar acak. Orangutan sering mematahkan dahan-dahan ketika melakukan aktivitas makan. Pohon yang terlihat baru saja mengalami kerusakan merupakan tanda bahwa Orangutan pernah berada pada pohon tersebut untuk makan. MacKinnon, 1974.

2. Ekspresi dan Emosi

Orangutan memiliki derajat kemampuan lebih tinggi dibanding jenis kera besar lainnya dalam melakukan ekspresi wajah Maple, 1980. Rijksen 1978 mencatat sepuluh jenis ekspresi wajah yang terlihat dalam aktivitas bermain, kopulasi, perilaku agresif, takutstress, perilaku agonistik, dan dalam interaksi sosial lainnya. Orangutan merupakan satwa yang cukup pendiam. Vokalisasi yang Orangutan lakukan hanya dapat didengar dari jarak dekat. Beberapa dari vokalisasi tersebut dilakukan dengan cara menarik nafas dan bukan membuang nafas. Jantan seringkali melakukan long call yang dapat didengar oleh manusia hingga jarak 1 km. Vokalisasi ini mungkin dimaksudkan untuk memberi jarak antar Orangutan jantan yang hidup secara soliter Groves, 1971.

3. Perilaku Bersarang