C. Jenis Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian terbagi menjadi dua yaitu :
1. Data Sekunder
Data sekunder adalah data primer yang telah diolah dan disajikan oleh pihak lain yang dapat menunjang penelitian, sebagai berikut:
1. Bioekologi Orangutan mencakup taksonomi, morfologi, perilaku, struktur sosial, makanan, dan habitatnya;
2. Keadaan umum lokasi penelitian mencakup kondisi fisik kawasan letak, luas, topografi, geologi, iklim, keadaan tanah dan hidrologi, dan kondisi
biotik; 3. Data penunjang lain yang terdapat di Stasiun Riset YEL-SOCP.
2. Data Primer
Data primer adalah data yang didapat langsung di lapangan meliputi Komposisi dan struktur vegetasi pada masing-masing tipe habitat
bersarang Orangutan, serta Frekuensi dan kondisi sarang Orangutan pada masing-masing tipe habitat bersarang Orangutan.
D. Metode Pengumpulan Data
Data sekunder dikumpulkan dengan melakukan penelusuran dokumen dan literatur. Data primer dikumpulkan dengan melakukan observasi langsung
di lapangan dengan teknik dan metode sesuai dengan data yang diperlukan meliputi :
1. Pengenalan Lapang
Pengenalan lapang dilakukan untuk menentukan lokasi pengamatan, menandai jalurtransek pengamatan yang akan digunakan dalam kegiatan
analisis vegetasi dan survey sarang.
2. Analisis Vegetasi
Analisis vegetasi dilakukan pada masing-masing tipe habitat bersarang Orangutan. Analisis vegetasi menggunakan metode jalur
berpetak dengan lebar jalur 20 m dan panjang jalur 100 m. Jumlah plot yang digunakan sebanyak 5 plot pengamatan.
Keterangan : a. Petak tingkat semai dan tumbuhan bawah 2 m x 2 m
b. Petak tingkat pancang 5 m x 5 m c. Petak tingkat tiang 10 m x 10 m
d. Petak tingkat pohon 20 m x 20 m
Semai adalah tingkat habitus tumbuhan dengan tinggi 1 meter, pancang adalah tingkat habitus tumbuhan dengan tinggi antara 1 meter
hingga 5 meter, tiang adalah tingkat habitus tumbuhan dengan tinggi 5 meter dan diameter 10 cm, dan pohon adalah tingkat habitus tumbuhan
berdiameter 10 cm. Data yang dikumpulkan untuk tingkat pohon dan tiang meliputi jenis vegetasi, jumlah individu setiap jenis, diameter batang
setinggi dada, tinggi total, dan tinggi bebas cabang. Data yang dikumpulkan untuk tingkat pancang dan semai adalah jenis vegetasi dan
jumlah individu tiap jenis.
3. Survey sarang Nest Survey
Sarang Orangutan dihitung dengan melakukan pengamatan pada 7 jalur pengamatan yang merupakan sampel dari masing-masing tipe habitat.
Total panjang jalur pengamatan adalah 9,47 km. Pada tipe habitat hutan gambut digunakan jalur sepanjang 3,175 km, pada tipe habitat daerah
peralihan digunakan jalur sepanjang 4,045 km, dan pada hutan Dipterocarpaceae atas digunakan jalur sepanjang 2,25 km. Data yang
diambil dari seluruh sarang yang ditemukan adalah: 1. Lokasi sarang beserta tipe habitatnya
2. Jenis vegetasi yang digunakan untuk membuat sarang, diameter setinggi dada, dan tinggi pohon.
3. Kondisi sarang, ketinggian sarang, dan jarak sarang dari jalur. Arah jalur
a b
c d
20 m 10 m
Gambar 4. Plot analisis vegetasi dengan metode jalur berpetak.
Pengamatan dilakukan dengan cara berjalan perlahan pada jalur berhenti setiap dua langkah dan mencari sarang di antara kanopi pohon.
Pengamatan dilakukan dua kali pada masing-masing jalur dengan arah yang berbeda bolak-balik, hal ini dilakukan untuk menghindari
terlewatnya sarang yang hanya terlihat dari satu arah saja. Kondisi sarang dikategorikan ke dalam lima kelas seperti pada tabel
1.
Kelas Sarang Kategori
A Sarang baru, ditandai dengan daun yang masih hijau
B Daun pembentuk sarang sudah berwarna coklat
C Konstruksi sarang mulai sedikit rusak
D Terdapat 1 lubang
E Terdapat 2 lubang atau lebih
Habis Tersisa ranting saja
E. Analisis Data