II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Taksonomi Orangutan
Menurut Poirier 1964 dalam Groves 1972, klasifikasi dari Orangutan Pongo abelii Lesson, 1827 adalah sebagai berikut :
Ordo : Primata
Sub Ordo : Anthropoidea
Superfamili : Homoidea
Famili : Pongidae
Genus : Pongo
Spesies : Pongo pygmaeus
Subspesies : Pongo pygmaeus abelii Lesson, 1827
Orangutan adalah nama yang diambil dari bahasa Melayu yang berarti orang yang hidup dalam hutan Galdikas, 1979. Penggunaan istilah
Orangutan dalam bahasa ilmiah dilakukan pertama kali oleh Tulp pada tahun 1941, kemudian Poirier pada tahun 1964.
Genus Pongo terbagi menjadi dua spesies yaitu Pongo abelii untuk Orangutan Sumatera dan Pongo pygmaeus pygmaeus, Pongo pygmaeus morio,
Pongo pygmaeus wurmbii untuk Orangutan Kalimantan.
B. Morfologi Orangutan
Napier dan Napier 1967 menjelaskan bahwa rambut Orangutan dapat digunakan sebagai penuntun kasar dalam membedakan Orangutan Sumatera
dengan Orangutan Kalimantan. Lebih lanjut MacKinnon 1974 menjelaskan beberapa ciri yang membedakan Orangutan Sumatera dengan Orangutan
Kalimantan. Juvenil dari Orangutan Kalimantan memiliki rambut berwarna jingga terang yang berangsur menjadi gelap seiring pertambahan usianya
hingga berwarna hampir hitam ketika dewasa. Orangutan Sumatera memiliki warna rambut lebih terang dan memiliki rambut berwarna putihkuning pada
wajah, janggut, dan area genitalnya. Warna rambut Orangutan Sumatera tidak mengkilap, namun lebih lembut dibanding rambut Orangutan Kalimantan.
Kaki Orangutan Sumatera terlihat lebih plantigrade berjalan dengan menggunakan telapak kaki dan tumit menyentuh permukaan dibanding
Orangutan Kalimantan. Selain itu, Orangutan Sumatera memiliki wajah lebih panjang dan oval, dibanding Orangutan Kalimantan yang berwajah lebih
lebar.
Menurut Rijksen 1978, perbedaan Orangutan Sumatera berdasarkan kelas umur adalah sebagai berikut :
a. Bayi infant, berumur 0 - 2,5 tahun dan berat 2 - 6 kg. Memiliki warna bulu yang terang di sekitar matanya, dan lebih gelap pada
bagian mulutnya. b. Anak juvenile, berumur 2,5 - 5 tahun dan berat 6 - 15 kg.
Memiliki warna bulu yang tidak jauh berbeda dengan bayi Orangutan
c. Remaja adolescent, berumur 5 - 8 tahun dan berat 15 - 30 kg. Memiliki bulu yang panjang di sekitar wajahnya, dan warna pada
bagian wajah mulai berubah lebih gelap. Pada tahapan ini sulit membedakan antara Orangutan betina dengan Jantan.
d. Jantan setengah dewasa subadult male, berumur 8 - 1315 tahun dan berat 30 - 50 kg. Wajah sudah berwarna gelap, mulai
ditumbuhi janggut, dan bulu di sekitar muka tidak panjang lagi. Alat kelamin telah lengkap dan telah mencapai usia dewasa secara
seksual.
e. Betina dewasa adult female, berumur 8 - 1315 tahun dan berat 30 - 50 kg. Orangutan betina dewasa juga memiliki janggut dan
sulit dibedakan dengan Orangutan setengah dewasa. f. Jantan Dewasa adult male, berumur 1315 tahun dan berat 50 -
90 kg. Ukuran tubuhnya sangat besar, memiliki bantalan di sekitar pipinya, kantung leher, dan memiliki janggut.
Gambar 2. Orangutan Sumatera
C. Penyebaran dan Habitat Orangutan