meminimalisasikan bias yang diakibatkan oleh pengaruh topografi yang umunnya terjadi  pada  citra  radar. Menurut  JICA  dan  Fakultas  Kehutanan  IPB  2010 bias
yang terjadi dapat berupa bayangan bukit, image foreshortening dan layover yang dapat  berpengaruh  pada  nilai  backscatter objek  yang  bersangkutan.  Objek  yang
menghadap  sensor  akan  mempunyai  nilai  tone  yang  lebih  cerah  sehingga  akan mengakibatkan  pula  pada  nilai  backscatter yang  tinggi dibandingkan  dengan
objek yang membelakangi sensor sehingga hal ini mengakibatkan pengaruh pada citra biomassa yang dibuat.
5.4 Model Hubungan Biomassa dan Backscatter
Sebelum  proses pembuatan  layout distribusi  biomassa  perlu  dilakukan pemilihan  dan  pengujian  model  normalitas  dan  homogenitas  dugaan  biomassa
yang  berdasarkan  hasil  dari  analisis  regresi.  Untuk  pembuatan  model  dugaan digunakan  36  data  dari  44  data  yang  diperoleh  hal  ini  disebabkan  adanya
ketidaknormalan data lapang sehingga diperlukan perlakuan berupa penghapusan atau  pengurangan  jumlah  data  sebenarnya.  Tabel  10  dan  11 menyajikan  hasil
analisis regresi HH dan HV untuk penyusunan model pendugaan biomassa.
No Model
Parameter SE
RMS E
R
2
Asumsi Model Normalitas
Homogenita s
1 Y = a + bX
a = 210,091 30,99
36,11 43,60
Tidak terpenuhi P   0,15
Tidak terpenuhi
b = 17,980 3,51
2 Y = expa + bX
a = 7,311 0,77
35,36 45,90
Terpenuhi P  0,01
Tidak terpenuhi
b = 0,406 0,11
3 Y = X a + bX
a = 0,282 0,09
34,60 38,87
Terpenuhi P  0,01
Tidak terpenuhi
b = 0,053 0,01
4 Y = aexpb
X a = 2,871
2,28 36,38
42,70 Terpenuhi
P  0,01 Tidak
terpenuhi b = -23,635
5,67
Tabel 10 Rekap data uji analisis data regeresi pada polarisasi HH
No Model
Parameter SE
RMSE R
2
Asumsi Model Normalitas
Homogenitas
1 Y = a + bX
a =
217,621 28,81
34,11 49,6
Tidak terpenuhi P   0,15
Tidak Terpenuhi
b = 10,551 1,83
2 Y = expa + bX
a = 8,183 0,93
32,07 55,5
Terpenuhi P = 0,042
Terpenuhi b = 0,293
0,07 3
Y = X a + bX a = 0,997
0,20 31,50
57,1 Terpenuhi
p  0,01 Terpenuhi
b = 0,092 0,02
4 Y = aexpb
X a =0,690
0,71 31,61
56,8 Terpenuhi
p   0,01 Terpenuhi
b = -60,991 12,95
Berdasarkan  hasil  analisis  regresi  Tabel  9  dan  10 yang  terdiri  dari masing-masing  polarisasi  HH  dan  HV  diperoleh  model  terbaik.  Pada  polarisasi
HH diperoleh  model  pendugaan  yaitu  Y  =  exp7,311 +  0,406X  dengan  RMSE yaitu 35,36 serta R
2
yaitu 45,90 dengan salah satu  uji asumsi model  normalitas terpenuhi. Sedangkan pada polarisasi HV diperoleh model pendugaan yaitu Y = X
0,997  +  0,092X dengan  RMSE  yaitu  31,50 serta  R
2
yaitu  57,1    dengan kedua  asumsi  model    normalitas  dan  homogenitas  yang  terpenuhi. Dari  kedua
model  yang  di  peroleh  dari  masing-masing  polarisasi  HH  dan  HV    diputuskan pada  pengambilan  model  pada polarisasi  HV,  hal  ini  dikarenakan  pada  model
pada  polarisasi  HH  dalam  pengujian  asumsi  model  homogenitas  yang  tidak terpenuhi.
Penelitian  tentang  kajian  biomassa  dengan  citra  ALOS  PALSAR  ini menunjukan  bahwa  polarisasi  HV  dapat  mengiterpretasikan  biomassa  dengan
baik, hal ini pun didukung pula dengan pernyataan Awaya 2009 dan Rautse et al 2007  yang  menyatakan  bahwa  polarisasi  HV  mampu  menjelaskan  pendugaan-
pendugaan biomassa di lapangan dengan baik. Tabel 11 Rekap data uji analisi data regersi pada polarisasi HV
5.5 Peta Distribusi Biomassa