pada masing – masing plot contoh dipengaruhi oleh faktor jarak antar tanaman sehingga kerapatan pohon setiap plot berbeda.
5.3 Hubungan Biomassa dan Nilai Backscatter Citra ALOS PALSAR
Dari hasil pengolahan data citra ALOS PALSAR diperoleh nilai–nilai backscatter HH dan HV serta hubungannya dengan hasil perhitungan nilai
biomassa lapang. Gambar 7 dan 8 menyajikan pola hubungan biomassa dengan nilai–nilai backscatter HH dan HV.
50 100
150 200
250 300
-14 -12
-10 -8
-6 -4
-2
Biomassa tonha
Polarisasi HHdB
Gambar 7 Grafik hubungan biomassa dengan nilai backscatter HH.
Berdasarkan grafik tersebut Gambar 7 dan 8 kecenderungan nilai backscatter HV lebih rendah dibandingkan nilai HH dengan rata–rata secara
berturut –turut sebesar -15,66 dan -8,77. Hal ini dikarenakan faktor yang mempengaruhi besaran backscatter adalah sistem karakteristik objek. Menurut
JICA dan Fakultas Kehutanan IPB 2010 karakteristik objek
yang mempengaruhinya besaran backscatter salah satunya adalah kekasaran ukuran
dan orientasi objek. Kekasaran permukaan akan mempengaruhi refleksifitas microwave dan permukaan vegetasi yang beragam mengakibatkan pengaruh dari
nilai backscatter dari plot contoh. Selain itu, gambar 7 dan gambar 8 menunjukan nilai backscatter tidak mengalami peningkatan walaupun biomassa naik. Hal ini di
karenakan akibat proses yang di sebut proses saturasi. Setiap jenis tumbuhan mempunyai karakteristik yang berbeda – beda
berupa tajuk, struktur daun, diameter dan tinggi. Variasi tersebut mempengaruhi kekasaran permukaan dan tingkat kekasaran tersebut ditentukan oleh panjang
gelombang yang mengenai objek vegetasi sehingga menghasilkan nilai digital yang berbeda. Semakin kasar permukaan vegetasi akan mendapatkan tone citra
yang semakin cerah dan backscatter yang dihasilkan semakin tinggi. Citra yang digunakan merupakan citra ALOS PALSAR resolusi 50 m
dimana citra tersebut belum dilakukan proses koreksi kelerengan slope correction. Slope correction merupakan
salah satu cara guna untuk
50 100
150 200
250 300
-25 -20
-15 -10
-5
Biomassa tonha
Polarisasi HVdB
Gambar 8 Grafik hubungan biomassa dengan nilai backscatter HV.
meminimalisasikan bias yang diakibatkan oleh pengaruh topografi yang umunnya terjadi pada citra radar. Menurut JICA dan Fakultas Kehutanan IPB 2010 bias
yang terjadi dapat berupa bayangan bukit, image foreshortening dan layover yang dapat berpengaruh pada nilai backscatter objek yang bersangkutan. Objek yang
menghadap sensor akan mempunyai nilai tone yang lebih cerah sehingga akan mengakibatkan pula pada nilai backscatter yang tinggi dibandingkan dengan
objek yang membelakangi sensor sehingga hal ini mengakibatkan pengaruh pada citra biomassa yang dibuat.
5.4 Model Hubungan Biomassa dan Backscatter