BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Waktu danTempat
Penelitian ini dilakukan selama empat bulan: 1 bulanu ntuk pengumpulan data lapang di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan 4 bulan untuk
pengolahan data dan penyelesaian skripsi. Pengolahan data dilakukan di Laboratorium Analisis Spasial dan Lingkungan, Departemen Konservasi Sumber
Daya Hutan dan Ekowisata DKSHE, Fakultas Kehutanan IPB.
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang dilakukan selama kegiatan penelitian yaitu Global Positioning System GPS,kalkulator,golok, kamera digital, kompas, meteran, peta
kawasan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, pita ukur, tali tambang, suunto, Tabel pengukuran tally sheet, dan timbangan. Sedangkan dalam pengolahan dan
analisis data menggunakan seperangkat piranti lunak software, yaitu Arcview 3.3, ERDAS Imagine 9.1, Microsoft Word, Microsoft Excel, dan SPSS 17.0, serta
peta Rupa Bumi Indonesia dan Citra ALOS PALSAR resolusi 50 m tahun 2009.
3.3 Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam kajian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer yang dikumpulkan meliputi data inventarisasi vegetasi
dengan variable diameter pohon, tinggi pohon serta serasah tumbuhan. Data sekunder adalah data spasial Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berupa data
spasial areal reklamasibekastambangsertaliteratur yang mendukung dalam
pengolahan data tentang biomassa di lokasi penelitian.
3.4 Metode Pengambilan Data
Secara umum tahapan penelitian yang dilakukan dalam kajian penelitian biomassa terdiri dari tahap pengumpulan data, pengolahan data, dan penyususnan
model penduga biomassa Gambar 4.
3.4.1 Pengumpulan citra data ALOS PALSAR dan rupa bumi Indonesia
Data dan informasi spasial dari citra satelit dan peta lokasi penelitian diperlukan dalam perencanaan pengambilan contoh dan pengukuran biomassa di
Gambar 4 Diagram alir penelitian. Mulai
Pemotongan citra Peta jalan
Peta administrasi
Peta kerja Persiapan dan pengumpulan data :
Peta citra ALOS PALSAR Peta rupa bumi
Pra pengolahan citra : Pembuatan synthetic band
Citra komposit
Penentuan titik koordinat plot Survey lapang
Hasil inventarisasi tegakan Perhitungan biomassa
Peta citra ALOS PALSAR Nilaibackscatter
Dimensi pohon Nilai biomassa
Analisis dan pengolahan data : Penyusunan model biomassa
Analisis statistik overlay
Pemilihan model terbaik
Selesai Peta sebaran biomassa
lapangan. Data citra ALOS PALSAR diunduh dari situs ALOS Research and Application Project. Sedangkan peta Rupa Bumi Indonesia RBI untuk kawasan
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diperolehdari sumber–sumber yang berkecimpung dalam bidang ilmu spasial.
3.4.2 Pra pengolahan data citra
Dalam pengolahan data citra ALOS PALSAR resolusi 50 m dilakukan pembuatan synthetic band dan citra komposit. Data citra ALOS PALSAR yang
diunduh masih berbentuk raw format .raw, sehingga perlu dilakukan import dengan bantuan metadata format .hdr. Setelah citra di import format .img,
kemudian dilakukan pengkombinasian rasio HHHV menggunakan Erdas Model Builder guna pembuatan synthetic band. Citra komposit yang dibuat merupakan
penggabungan band HH, HV, dan ratio HHHV sebagai band red, green dan blue.
3.4.3 Pengolahan peta kerja lapang
Setelah dilakukan pengolahan data citra, tahap selanjutnya adalah pengolahan peta kerja lapang. Tahapan awal yang dilakukan adalah pemotongan
citra ALOS PALSAR resolusi 50 m, yakni berupa pembatasan citra sesuai dengan lokasi penelitian Data citra lokasi penelitian tersebut selanjutnya digunakan untuk
penentuan lokasi-lokasi plot contoh dengan mempertimbangkan aksesibilitas di
lapangan.
3.4.4 Teknik pengambilan data survei lapangan 3.4.4.1 Pengukuran variabel tegakan
Variabel tegakan yang diukur dalam plot-plot contoh meliputi: diameter pohon setinggi dada Dbh, tinggi total Tt, dan jenis pohon. Tingkat vegetasi
yang diukur di lapangan terdiri dari tingkat pohon, pancang, tiang,dan tumbuhan bawah.
3.4.4.2 Penentuan plot dan data lapang Penempatan plot-plot contoh di lapangan dilakukan dengan metode
purposive sampling,dengan memperhatikan keterwakilan setiap tonewarna pada citra ALOS PALSAR. Selain itu, dalam pengambilan jenis tanaman juga sangat
diperhatikan berdasarkan tingkat pertumbuhannya yaitu tiang dan pohon. Tiang merupakan permudaan yang memiliki kelas diameter 20 cm dan tingkat pohon
mempunyai kelas diameter mencapai ≥ 20 cm. hal tersebut dilakukan untuk
pemudahan dalam ukuran kelas diameter. Bentuk dan ukuran plot contoh yang digunakan berbentuk lingkaran
Gambar 5 dengan luasan sebesar 0,04 Ha dan khusus untuk serasah dan tumbuhan bawah diberlakukan ukuran subplot contoh berbentuk bujur sangkar
sebesar 1m
2
.
Gambar 5 Plot contoh lingkaran luasan sebesar 0,04 Ha. A
B C
D
Keterangan : A :Persegi dengan luas 1,00 m untuk subplot semai, seresah, tumbuhan bawah
B :Jari-jari lingkaran panjang 2,82 m untuk subplot pancang C :Jari-jari lingkaran panjang 5,62 m untuk subplot tiang
D :Jari-jari lingkaran panjang 11,29 m untuk subplot pohon
Dimensi tegakan diameter dan tinggi digunakan karena memiliki korelasi dalam biomassa yang terdapat di dalam vegetasi tersebut. Penilaian biomassa
tumbuhan bawah, serasah, dan semak belukar didapatkan dari hasil pemotongan tumbuhan bawah, dan pengambilan serasah untuk di ukur berat basah, berat
kering dan kadar air setelah dilakukannya proses pemanasan pengovenan.
3.4.5 Analisis dan Pengolahan Data 3.4.5.1 Analisis backscatter
Informasi yang diperoleh dari SAR meliputi koefisien backscatter, yang menunjukkan kekuatan radiasi gelombang mikro yang dipancarkan dari antenna
dan kembali setelah hamburan pada permukaan target. Analisis koefisien backscatter memungkinkan untuk memperkirakan volume air yang terkandung
dalam tanah, volume biomassa di hutan, kondisi gelombang di laut dan lain-lain.
Backscatter dipengaruhi oleh faktor-faktor kompleks seperti elevasi hutan,
kemiringan permukaan tanah, kadar air dalam vegetasi dan tanah, serta ukuran dan bentuk batang, cabang dan daun. Menurut Hoekman 1990, deskripsi sinyal
backscatter dari RADAR memiliki beberapa aspek yaitu 1 tingkat sinyal rata-
rata, 2 polarisasi dan sifat fase sinyal dan 3 statistik sinyal. Analisis backscatter dalam penelitian ini dilakukan terhadap dua
polarisasi, yaitu HH dan HV. Adapun nilai backscatter dapat diperoleh dengan rumus kalibrasi berikut Shimada et al. 2009:
NRCSdB = 10log10DN
2
+ CF Keterangan :
NRCS = Normalized Radar Cross Section DN
= Digital Number CF
= Calibration Factor, yaitu -83,2 untuk HH dan -80,2 untuk HV 3.4.5.2 Pendugaan biomassa
Biomassa atas
perumukaan tanah
diduga dengan
menggunakan persamaan alometrik biomassa berdasarkan diameter pohon dan kerapatan jenis
pada pohon Tabel 5 dan Tabel 6.
NamaJenis BeratJenis gcm
3
Sumber
Bungur Lagerstroemia speciosa 0,69
Anonim 1981 Campedak Artocarpus integer
0,70 Oey Djoen Seng
1951 di dalam Soewarsono FH
1990
Duku Lansium domesticum 0,85
Anonim 1981 Melinjo Gnetum gnemon
0,76 Anonim 1981
Puspa Schima wallichii 0,657
Woods of the World
Kemiri Aleurites moluccana 0,33
Anonim 1981 Bintangur Calophyllum inophylum
0,69 Martawijaya A et al
1992 Jambu Hutan Psidium guajava
0,75 Anonim 1981
Bacang Mangifera foetida 0,73
Oey Djoen Seng 1951 di dalam
Soewarsono FH 1990
Rambutan Nephelium lappaceum 0,91
Martawijaya A et al 1992
Buni Antidesma bunius 0,64
Anonim 1981 Durian Durio zibethinus
0,54 Sudrajat 1979
Selain pengolahan data vegetasi kelas pohon, tiang dan pancang, dilakukan juga pendugaan biomassa kelas tumbuhan bawah dan serasah. Persamaan yang
digunakan dalam pendugaan biomassa pada tumbuhan bawah atau serasah adalah HairiahdanRahayu 2007:
Tabel 5 Persamaan-persamaan allometrik yang digunakan untuk menduga nilai biomassa tersimpan di dalam beberapa jenis pohon
Tabel 6 Kerapatan jenis kayu ρ pada berbagai jeniskayu
Keterangan : BK = Beratkering total gr BKc = Berat kering contoh gr
BBc = Berat basah contoh gr BB = Beratbasah total gr Total BK =
BKc sub contoh BBc sub contoh
x Total BB
Kategori biomassa Persamaan allometrik
Sumber
Pohon bercabang W= 0.
11ρD
2.62
Katterings 2001 diacu dalam Hairiah dan Rahayu 2007
Sengon Paraserienthes falcataria
W = 0.0272D
2.831
Sugiarto 2002; Van Noordwijk 2002 diacu dalam Hairiah dan Rahayu2007
Karet Hevea brasilensis W = 0.095 D
2.62
Pamoengkaset. al 2000 Akasia Acacia mangium
W = 0.07 D
2.580
Wicaksono2004
Keterangan :diacu dalam www.worldagroforestry.org Keterangan :
W =biomassa Kg D = diameter pohon cm
Nilai dugaan biomassa di atas permukaan tanah dalam satuan per hektar
diperoleh dengan cara penjumlahan total biomassa dari masing-masing tingkat
vegetasi pohon dan serasah pada tiap plot contoh.
3.4.5.3
Analisis regresi Dalam menyusun model hubungan antara kandungan biomassa di atas
permukaan tanah dengan nilai backscatter dari polarisasi HH atau HV pada citra
ALOS PALSAR, dilakukan analisis regresi dengan model-model linier,
eksponensial, inverse polynomial, dan Schumacher Tabel 7.
Model terbaik dipilih berdasarkan kriteria statistic : koefisiendeterminasi R
2
, RMSE Root Mean Square Error, P-value α = 5. Koefisiandeterminasi
R
2
menunjukkan besarnya persentase variasi nilai-nilai biomassa yang dapat diterangkan oleh nilai-nilai backscatter HH atau HV. Nilai R
2
berkisar antara 0 nol hingga 100 , dimana semakin tinggi nilai R
2
maka hubungan antar peubah semakin kuat. Semakin rendah nilai RMSE, maka tingkat akurasi pendugaan
semakin baik.
3.4.5.4 Perhitungan akurasi hasil klasifikasi biomassa
Analisis akurasi hasil pengklasifikasian kelas biomassa dilakukan dengan menghitung Overall Accuracy dan Kappa Accuracy menggunakan rumus berikut:
OA =
∑
100
Tabel 7 Model-model regresi yang digunakan untuk membuat model penduga
biomassa tegakan berdasarkan data citra satelit
Jenis Model BentukModel
Liniar Y = a + bX
Eksponensial Y = expa + bX
Inverse polynomial Y = X a + bX
Schumacher Y = aexpb X
Keterangan : Y
= Kandungan biomassa di atas permukaan tanah tonha X
= Nilai Backscatter
Keterangan : OA
= Overall Accuracy X
ii
= Nilai diagonal dari matriks kontingens baris ke-I dan kolomke-i N
= Banyaknya pixel dalam contoh KA
=
∑ ∑
∑
Keterangan : X = nilai diagonal dari matrik kontingensi baris ke-i dan kolom ke-i
X = jumlah piksel dalam kolom ke-i X = jumlah piksel dalam baris ke-i
N
= banyaknya piksel dalam contoh
BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Letak dan Luasan
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan gagasan pulau dari bagian selatan Kepulauan Riau, bagian timur daratan dari Provinsi Sumatera
Selatan sampai selat Karimata dengan koordinat 108 58
’
BT dan di bagian utara dari Kepulauan Seribu. Dalam bagian-bagian dari Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki luasan wilayah mencapai 81.725, 14 km
2
wilayah lautan dan daratan Secara geografis Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terletak 104
50 –109 30
’
BT dan antara 0 50
’
–04 10
’
LS. Adapun batas - batas adminitrasi dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yaitu
bagian sebelah Barat dengan Selat Malaka, bagian sebelah Timur dengan Selat Karimata, bagian sebelah Utara dengan Laut Natuna dan bagian sebelah Selatan
dengan Laut Jawa. PTA 2002
4.2 Kondisi Fisik 4.2.1