permasalahan  dalam  menyangkut  suatu  luasan  areal  polygon,  batas  line  atau arc, dan lokasi point.
Aplikasi–aplikasi  yang  dapat  dibentuk  dalam  sistem  informasi  geogarfis dapat berupa data spasial peta. Menurut Jaya 2002,data spasial yang digunakan
dalam bidang kehutanan antara lain: 1 peta rencana tata ruang, 2 peta tataguna hutan,  3  peta  rupa  bumi  kontur,  4  peta  jalan,  5  peta  sungai,  6  peta  tata
batas, 7 peta batas unit pengelolaan hutan, 8 peta batas administrasi kehutanan, 9  peta  tanah,  10  peta  iklim,  11  peta  vegetasi,  12  peta  potensi  sumberdaya
hutan
2.3 Citra Sistem RADAR Radio Detecting and Ranging
Pengembangan  sistem  RADAR ditujukan  sebagai  suatu  cara  yang menggunakan gelombang radio untuk mendeteksi adanya obyek dan menentukan
jarak  posisinya  Lillesand  dan  Kiefer  1979.  Proses  sistem  RADAR meliputi transmisi ledakan  pendek  atau  pulsa  tenaga  gelombang  mikro  ke  arah  yang
dikehendaki  dan  merekam  kekuatannya  dari  asal  gema  “echo”  atau  “pantulan” yang diterima dari obyek dalam sistem medan perang.
Penginderaan  jauh  sistem  RADAR merupakan  penginderaan  jauh  sistem aktif,  tenaga  elektromagnetik  yang  digunakan di  dalam  penginderaan  jauh
dibangkitkan  pada  sensor.  Tenaga  ini  berupa  pulsa  bertenaga  tinggi  yang dipancarkan  dalam  waktu  yang  sangat  pendek  yaitu  sekitar  10
-6
detik  Lillesand dan Kiefer 1979.
Sistem  RADAR mempunyai  sensor  sendiri  sensor  aktif  sehingga permukaan bumi yang direkam tidak menggunakan energi matahari. Hal ini yang
membuat  perbedaan  antara  sistem  optik  dengan  sistem  radar  karena  pada  sistem optik  bergantung  padascattering  dan  penyerapan  yang  disebawan  oleh  klorofil,
struktur  daun  maupun  biomassa,  sedangkan  sensor  dari  sistem  RADAR tergantung  dari  struktur  kasar  tajuk,  kadar  air  vegetasi,  sebaran  ukuran  bagian-
bagian  tanaman  dan  untuk  panjang  gelombang  tinggi  tergantung  pada  kondisi permukaan  tanah.Selain  itu, energi  gelombang  RADAR menyebar  ke  seluruh
bagian permukaan bumi, dengan sebagian energi yang dikenal sebagai backscatter atau  hamburan  balik.Hamburan  balik  ini  dipantulkan  kembali  pada  RADAR
sebagai  pantulan gelombang RADAR yang lemah dan diterima oleh antena pada bentuk polarisasi tertentu horizontal atau vertikal, tidak selalu sama dengan yang
ditransmisikan.  Pantulan  gelombang  tersebut  dikonversikan  menjadi  data  dijital dan  dikirim  ke  perekaman  data  kemudian  ditampilkan  menjadi  image citra
satelit.  Sistem  RADAR seperti  ini  dinamakan  dengan  SLR  side  looking  radar atau SLAR side looking airborne radar. Sistem SLAR menghasilikan jalur citra
yang  berkesinambungan  yang  menggambarkan  daerah  medan  luas    serta berdekatan dengan jalur terbang.
Faktor  utama  yang  mempengaruhi  sifat  khas  transmisi  sinyal  dari  suatu sistem  RADAR adalah panjang  gelombang dan  polarisasi pulsa yang digunakan.
Tabel  1  menunjukkansaluran  panjang  gelombang  yang  lazim  digunakan  dalam transmisi  pulsa. Kode  huruf  untuk berbagai  saluran  K,  X, L  dsb  digunakan  dan
menandakan  berbagai  saluran  yang  berbeda  panjang  gelombangnya.  Pada umumnya  untuk  saluran  K  dan  X  merupakan  saluran  yang  paling  umumn
digunakan dalam terapan sumber daya bumi.
Kode saluran Panjang gelombang
λ mm Frekuensi f = C
λ-1
Megaherts 10
6
putaran – detik
-1
K
a
7.5 – 11 40.000 – 26.500
K 11 – 16.7
26.500 – 18.000 K
4
16.7 – 24 18.000 – 12.500
X 24 – 37.5
12.500 – 8.000 C
37.5 – 75 8.000 – 4.000
S 75 – 150
4.000 – 2.000 L
150 -300 2.000 – 1.000
P 300 – 1000
1.000 – 300
Sinyal  RADAR  dapat  ditransmisikan  atau  diterima  dalam  bentuk polarisasi  yang  berbeda artinya sinyal  dapat disaring  sedemiian  sehingga  getaran
gelombang elektrik dibatasi hanya pada suatu bidang datar yang tegak lurus arah perjalanan gelombang. Satu sinyal SLAR dapat ditransmisikan pada bidang datar
H ataupun tegak V. Sinyal tersebut dapat pula diterima pada bidang mendatar atau  tegak.  Demikian  pula  dapat  diterima  pada  bidang  mendatar  maupun  tegak
Sumber :Lillesand dan Kiefer 1979 Tabel 1  Penandaan saluran RADAR
sehingga  ada  empat  kombinasi  sinyal  transmisi  dan  penerimaan  yang  berbeda, yaitu dikirim H diterima H HH, dikirim H diterima V HV, dikirim V diterima
H  VH,  dan  dikirim  V  diterima  V  VV.  Karena berbagai  objek  mengubah polarisasi  tenaga  yang  dipantulkan  dalam  berbagai  tingkatan  maka  bentuk
polarisasi sinyal mempengaruhi kenampakan objek pada citra yang dihasilkan. Sifat  yang  mempengaruhi  dalam  pantulan  yang  paling  utama  adalah
ukuran  geometris  dan  sifat  khas  elektrik  obyek.  Sifat  dari  ukuran  geometris adalah    suatu  corak  “pandangan  samping”  di  dalam  mencitrakan  berbagai  relatif
medan.  Pada  gambar  2  ditunjukan  bahwa  variasi  sensor  geometris  medan  relatif untuk berbagai orientasi medan. Variasi lokal lereng medan mengakibatkan sudut
datang  sinyal  yang  berbeda–beda.  Sebaliknya,  variasi  ini  mengakibatkan  hasil balik  yang relatif tinggi bagi kelerengan  yang menghadap  sensor, dan hasil balik
yang  rendah  atau  tidak  ada  sama  sekali  bagi  kelerengan  membelakangi  sensor. Kekuatan  hasil balik lawan grafik waktu yang ditempatkan pada medan sehingga
dimana sinyal dapat dikorelasikan pada kenampakan yang menghasilkan Gambar 2 dan secara skematik perubahan pada nilai kecerahan. Namun berbeda denganp
permukaan dengan kekasaran yang pada dasarnya sama atau lebih besar daripada panjang  gelombang  yang  ditransmisikan    sehingga  pemantulann  dari  permukaan
kasar menjadi  membaur  dan  sebagian  kecil akan  kembali  ke antena  seperti  yang digambarkan  Gambar  3.  Pada  umumnya semakin  halus  suatu  permukaan
semakin  jauh  panjang  gelombang  untuk  sensor  menerima  dan  mengakibatkan sinyal balik menjadi rendah Lillesand dan Kiefer 1979.
Gambar 2  Efek geometri sensormedan pada citra SLAR. Sumber :Lillesand dan Kiefer 1979
Sifat  khas  elektrik  merupakan  kenampakan  medan  bekerja  sangat  erat dengan  sifat  geometris  dalam  menentukan  intesitas  hasil  balik  RADAR.  Satu
ukuran  bagi  sifat  khas  elektrik  obyek  adalah tetapan  dielektrik  komplek. Parameter  ini  merupakan  suatu  indikasi  bagi  daya  pantul  dan  konduktivitas
berbagai material Lillesand dan Kiefer 1979.
2.4 Karakteristik ALOS PALSAR