Tujuan Manfaat Penginderaan Jauh Remote Sensing

Penerapan teknik penginderaan jauh untuk berbagai keperluan telah cukup lama dilakukan di Indonesia. Namun teknik penginderaan jauh berbasis citra optik memiliki kelemahan untuk monitoring biomassa di dalam suatu kawasan hutan. Hal ini terkait dengan kondisi geografi Indonesia yang mempunyai dua musim. Keberadaan awan yang terjadi pada musim hujan dan kemarau akan sangat menggangu dalam perekaman untuk proses identifikasi dan pemantauan objek dipermukaan bumi dan tidak dapat memberikan informasi yang akurat khususnya objek-objek yang berada pada di bawah awan. Sistem penginderaan jauh aktif RADAR merupakan salah satu teknologi yang dikembangkan untuk mengatasi kendala yang terjadi dalam penggunaan data citra optik. Sistem RADAR mempunyai kemampuan dalam perekaman dalam segala cuaca, baik dilakukan pada siang hari maupun malam hari serta mengatasi keberadaan tutupan akibat awan dan asap. Pada tanggal 24 Januari 2006 pemerintah Jepang meluncurkan salah satu satelit yang membawa sensor RADAR, yaitu satelit ALOS Advanced Land Observing Sattelite. ALOS memliki tiga jenis sensor yaitu PRISM Panchromatic Remote-sensing Instrument for Stereo Mapping, AVNIR-2 Advanced Visible and Near Infrared Radiometer type-2, dan PALSAR Phased Array type L-band Synthetic Aperture Radar. Sensor PALSAR merupakan sensor gelombang mikroaktif yang memiliki keunggulan dapat menembus lapisan awan dan asap tebal. Dalam penelitan ini, sensor PALSAR digunakan untuk pendugaan distribusi biomassa di lahan bekas tambang di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

1.2 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk menduga distribusi biomassa lahan-lahan bekas tambang di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan menggunakan citra ALOS PALSAR beresolusi 50 m

1.3 Manfaat

Penelitian ini diharapkan : 1 Dapat memberikan informasi yang dapat dipergunakan sebagai dasar pembuatan kebijakan bagi pengelolaan dalam pengambilan keputusan pemerintah mengenai perdagangan karbon, 2 Monitoring keberhasilan reklamasi dan pengelolaan lahan khususnya di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung 3 Membantu konsep REDD dalam penerapan penyimpanan karbon pada suatu kawasan hutan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penginderaan Jauh Remote Sensing

Penginderaan jauh remote sensing merupakan ilmu dan seni pengukuran untuk mendapatkan informasi dan pada suatu obyek atau fenomena, dengan mnggunakan suatu alat perekaman dari suatu kejauhan, dimana pengukuran dilakukan tanpa melakukan kontak langsung secara fisik dengan obyek atau fenomena yang diukur atau diamati Jaya 2010. Kegiatan penginderaan jauh tidak cukup hanya melakukan dengan pengumpulan data secara mentah namun diperlukan pula pengolahan data secara otomatis komputerisasi dan manual interpretasi, analisis citra dan penyajian data yang diperoleh. Kegiatan penginderaan dibatasi pada penggunaan energi elektromagnetik Jaya 2010. Menurut Lillesand dan Kiefer 1972 penginderaan jauh merupakan ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu objek, daerah atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan obyek, daerah, atau fenomena yang dikaji. Gambar 1 menunjukan skematis proses dan elemen yang terkait di dalam sistem penginderaan jauh dengan menggunakan energi elektromagnetik untuk sumber daya alam. Elemen yang diperlukan dalam proses pengumpulan data meliputi : a sumber energi, b perjalanan energi, c interaksi antara energi Gambar 1 Pengindraan jauh elektromagnetik untuk sumber daya bumi. Sumber :Lillesand dan Kiefer 1979 dengan kenampkana muka bumi, d sensor wahana pesawat terbang danatau satelit, dan e hasil pembentukan data dalam bentuk pictorial dan atau bentuk numeric. Sedangkan untuk dalam proses pengalisan data meliputi f pengujian data dengan menggunakan alat interpretasi dan alat pengamatan untuk mengalisis data pictorial, danatau computer untuk mengalisis data sensor numerk, g data yang disajikan lokasi, bentang alam, kondisi sumber daya yang dinformasikan oleh sensor pada umumnya dalam bentuk peta, tabel, dan suatu bahasan tertulis laporan h pemanfaatan oleh pengguna untuk proses pengambilan keputusan informasi yang dikhususkan untuk penggunaan lahan dan data statistik tentang suatu luas tanaman.

2.2 Sistem informasi Geografis SIG