Kondisi Hidro Oseanografi Keadaan Umum Pulau Pombo 1.

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Keadaan Umum Pulau Pombo 4.1.1. Letak dan Luas Pulau Pombo secara geografis terletak di Selat Haruku, berada di antara Pulau Haruku dan Pulau Ambon pada koordinat 128 22’09” BT dan 3 31’35” LS. Sedangkan secara administratif pemerintahan kawasan ini termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku. Pulau Pombo luas daratannya 4,02 ha BKSDA Maluku, 2008 dan panjang garis pantai 1,852 km dengan luas kawasan konservasi 1.000 ha, termasuk daratan, terumbu karang dan lagun Dinas Kelautan dan Perikanan Maluku Tengah, 2003. Umumnya permukaan daratannya datar dengan ketinggian antara 0 sampai 4 m di atas permukaan laut. Daratannya ditumbuhi oleh berbagai jenis flora, hasil inventarisasi oleh BKSDA Wilayah VIII-Kanwil Dephut Provinsi Maluku 1995, di antaranya: Kayu Marsegu Nauclea orientalis, Croton sp., Salimuli Cordia subcordata, Gumira pantai Premna corymbosa, Sayur putih Pisonia alba, Kayu mata ikan Hernandia peltata, Hutung Barringtonia asiatica, Beringin Ficus benjamina, Ketapang Terminalia catappa dan Dadap Erythrina variegata.

4.1.2. Kondisi Hidro Oseanografi

a Suhu Suhu perairan merupakan salah satu faktor oseanografi yang cukup mempengaruhi eksistensi sumber daya hayati baik di perairan pesisir maupun laut. Fluktuasi suhu perairan cenderung terbentuk karena perbedaan kedalaman perairan. Secara umum, kisaran suhu rata-rata yang ditemukan di perairan Pulau Pombo antara 22,67 sampai dengan 30,71 o C. Variasi suhu ini menurun mengikuti bertambahnya kedalaman perairan. Hal ini sesuai dengan kisaran tertinggi 30,71 o C ditemukan pada permukaan perairan, sedangkan kisaran suhu terendah 22,67 o C Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku, 2005. b Salinitas Distribusi salinitas di perairan pesisir dan laut juga merupakan salah satu faktor oseanografi yang turut mempengaruhi eksistensi sumberdaya hayati di perairan pesisir dan laut. Data tentang salinitas memberikan justifikasi tentang kondisi kadar garam suatu perairan. Untuk perairan Pulau Pombo, kisaran salinitas rata-rata antara 31,35 sampai dengan 31,73 o oo . Walaupun distribusinya berdasarkan kedalaman menunjukkan perbedaan salinitas tidak terlalu besar, namun penting dikemukakan bahwa salinitas tertinggi 31,73 o oo ditemukan pada kedalaman 100 meter, sedangkan antara permukaan perairan sampai dengan kedalaman 50 meter berkisar antara 31,35 – 31,46 o oo Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku, 2005. c Arus Organisme benthik juga dipengaruhi oleh kecepatan arus arus dasar karena arus mengontrol ukuran substrat, oksigenasi dan kandungan organik, dan juga mempengaruhi penyebaran larva pelagis dan proses metamerfosis organisme tersebut di dasar laut. Arus dasar juga penting dalam transport partikel makanan, membuangnya dari suatu areal dan mengkonsentrasikannya pada tempat lain. Hal ini berarti keberadaan sumber daya hayati perairan pesisir sangat dikendalikan oleh arus laut. Arus pasang surut yang terjadi pada perairan pantai terbuka perairan Pulau Pombo, rata-rata kurang dari 0,03 ms. Perbedaan pola arus permukaan yang diukur untuk dua musim Peralihan I dan Timur tidak terlalu jauh. Berdasarkan nilai rata-rata kecepatan arus, ditemukan kecepatan arus rata-rata untuk Musim Peralihan I ialah 0,088 ms dengan kisaran 0,020 – 0,235 ms. Sedangkan kecepatan arus rata-rata untuk Musim Timur ialah 0,070 ms dengan kisaran 0,0473 sampai dengan 6,6590 ms Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku, 2005. d Pasang Surut Seperti halnya kondisi topografi, maka pasang surut juga mempengaruhi penyebaran organisme, terutama yang mendiami zonasi pasang surut. Pasang surut juga merupakan penyebab arus laut yang mendominasi perairan pantai. Tipe pasang surut perairan Pulau Pombo adalah Pasang harian campuran mirip harian ganda the mixed prevaling semi-diurnal tide, dimana terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari, pasang pertama umumnya lebih besar dari pasang yang kedua dan juga berbeda waktu pasang tingginya. Kisaran maksimum pasang surut di perairan ini umumnya lebih besar dari 2,5 m meso tidal Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku, 2005. Gambar 6. Saat Air Surut Terjauh Dengan Jarak 408,30 m gambar kiri dan Saat Air Pasang gambar kanan, di Timur Barat Pulau Pombo e Gelombang Gelombang laut di perairan Pulau Pombo disebabkan oleh angin musim. Gelombang laut juga mempengaruhi dinamika dan penyebaran substrat, dimana komunitas biologis berada, gelombang secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi penyebaran komunitas dan ekosistem perairan pesisir. Selain itu gelombang juga mempengaruhi “kecerahan air” dan kelangsungan hidup tanaman laut di perairan pantai dan upaya melekatkan diri dari larva organisme benthic di dasar laut proses metamorfosis. Bagi nelayan iformasi gelombang adalah penting sebagai penunjuk waktu melaut. f Kecerahan Hasil pengukuran kecerahan untuk dua periode musim Peralihan I bulan Pebruari-Maret dan Musim Timur Agustus-September menunjukkan rata-rata kecerahan perairan laut di Pulau Pombo tidak terlalu berbeda untuk kedua musim. Rata-rata kecerahan untuk Musim Peralihan I ialah 21 meter, sedangkan untuk Musim Timur 23 meter. Kisaran tingkat kecerahan perairan untuk Musim Peralihan I berkisar antara 16 meter sampai dengan 27 meter. Sedangkan untuk Musim Timur kisaran kecerahan berkisaran antara 17 meter sampai dengan 30 meter Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku, 2005.

4.2. Terumbu Karang TWAL Pulau Pombo