Terumbu Karang TWAL Pulau Pombo

4.2. Terumbu Karang TWAL Pulau Pombo

Pulau Pombo merupakan pulau tidak berpenghuni yang sepanjang garis pantainya dikelilingi oleh hamparan pasir putih ini semula ditetapkan sebagai Kawasan Suaka Alam dengan status Cagar Alam Laut, berdasarkan SK. Menteri Pertanian No. 327KptsUm71973 tanggal 25 Juli 1873 dengan luas 1.000 ha, termasuk daratan, terumbu karang dan lagun. Kemudian pada tanggal 30 Juli 1996 berdasarkan SK. Menteri Kehutanan No. 329Kpts-VI1996, kawasan terumbu karangnya berubah menjadi Kawasan Pelestarian Alam dengan status Taman Wisata Alam Laut. Sebelumnya hasil studi oleh Salm et al. 1982 dan UNEPIUCN 1988 dilaporkan bahwa kawasan ini terdiri dari 2 ha pulau karang atol Pulau Pombo dan dikelilingi terumbu karang. Terumbu karang melingkungi suatu lagun yang ada di tengah dengan kedalamam maximum 25 m dan terdapat terusan sempit yang menghubungan lagun dengan laut. Pada bagian Timur-laut, suatu rataan terumbu dengan lereng yang landai gently sloping yang luasnya antara 20 m dan 200 m dari lepas pantai dengan kedalaman antara 2 sampai6 m. Sementara bagian Tenggara terdiri dari suatu rataan terumbu karang besar dan luas yang mana memberikan suatu beting lereng yang landai dengan titik paling dalam 6 m. Sedangkan untuk bagian Barat-daya adalah daerah intertidal rataan terumbu yang paling luas yang lebarnya 400 m, pada bagian luarnya merupakan suatu beting lereng yang landai seluas 200 m berupa tepi terumbu karang reef edge pada kedalaman 6 m. Lereng terumbu lagun dari Barat-daya untuk bagian Utara adalah variabel, dengan lereng yang curam steep slopes mendominasi dimana tutupan karang adalah terbesar dan lereng yang lebih landai berlaku di area pasir dan reruntuhan karang. Gelombang keras terjadi selama angin monsoon barat, bilamana angin dan arus berlawanan dapat menghasilkan kekeruhan yang tinggi. Sebagai pebanding, kondisi relatif tenang terjadi selama angin monsoon timur, ombak memecah keras bisa tetap berlangsung lama di terumbu lapisan luar di Timur-laut dan Barat-daya dimana arus dan angin kembali berlawanan. Temperatur dan salinitas relatif seragam sepanjang kolom air Salm et al., 1982; UNEPIUCN, 1988. Salm et al. 1982 melaporkan bahwa tercatat total 105 jenis terumbu karang dari 53 genera dan subgenera. Komunitas karang di bagian Barat-laut yang merupakan tepi terumbu karang terluar outer reef edge didominasi oleh Porites lutea, sedangkan terumbu karang bagian depan fore reef terdiri dari koloni kecil yang didominasi oleh Porites nigrescens. Pada bagian Timur-laut terumbu karang lapisan luar edge reef umumnya jenis karang adalah Tubipora musica, Stylophora mordax dan Acropora tubicinaria yang berada pada kedalaman 3 m, sedangkan di antara 3 m dan 5 m adalah jenis Distichopora violacea, Tubipora musica, Hydnopora rigida, A. tubicinaria, A. mauni dan Stylophora mordax. Pada bagian Barat-daya, di kedalaman antara 1 m dan 2 meter terumbu karang di dominasi oleh Porites nigrescens dan A. symmetrica, sedangkan di kedalaman 3 m yang dominan adalah A. tubicinaria dan soft corals. Dekat dengan lereng terumbu, di kedalaman sekitar 6 m jenis yang dominan adalah G. tenuidens, Echinopora lamellosa dan Millepora platyphylla. Bagian lereng terumbu pada lagun adalah variable dengan respect bagi tutupan karang, koloni individu karang besar di atas diameter 3 m terjadi di beberapa lokasi pada bagian Barat-daya lereng lagun, dengan yang serupa di lereng bagian Tenggara hampir sama sekali tanpa tutupan karang disebabkan oleh akumulasi pasir yang berkesinambungan dari platform terumbu yang berdekatan UNEPIUCN, 1988. Invertebrata terumbu karang termasuk 142 jenis moluska yang penting secara komersil tetapi tidak umum seperti, clam bersisik Tridacna squamosa I, kerang mutiara black-lipped Pinctada margaritifera CT, trochus komersial Trochus niloticus, dan clam kuku kuda Hippopus hippopus I. Bivalva Septifer bilocularis adalah dominan yang sering berada di tempat dangkal, di rataan terumbu karang berpasir Salm et al., 1982. Ditambahkan, ada sebanyak 17 jenis echinoderm, 13 jenis kepiting dan 130 jenis ikan yang ditemukan pada terumbu karang Sumadhiharga, 1971 diacu di dalam UNEPIUCN, 1988. Hasil pengamatan oleh Manihin 1997, menggunakan metoda manta tow yang dilakukan sebanyak 18 titik towing mengitari Pulau Pombo, dilaporkan karang hidup tergolong dalam kategori 2 tutupan 11- 30 sebanyak 9 titik, dan kategori 3 tutupan 31 – 50 sebanyak 9 titik. Terakhir hasil pemantauan tim peneliti Inventarisasi Sumber Daya Alam Pesisir dan Laut di Provinsi Maluku mencatat ada beberapa jenis terumbu karang diantaranya Acropora acuminata, Acropora aspera, Acropora clathrata, Acropora cytherea, Acropora divaricata dan lain-lain. Luasan tutupan lahan adalah karang hidup 58,27, karang mati 22,28, biota bentik lain 11,42, dan pasir 8,03 Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku, 2005. 4.3. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan Pengakses Pulau Pombo 4.3.1.