Melalui analisis biaya-manfaat akan diketahui bagaimana aliran tunai kas dari biaya kas keluar dan manfaat kas masuk yang menyebar dalam suatu
proyek atau tindakan. Ketepatan dalam menaksir aliran kas keluar dan kas masuk akan menentukan baik tidaknya hasil analisis.
Satu hal yang penting dalam melakukan analisis biaya-manfaat adalah nilai waktu uang time value of money. Nilai waktu menjadi pertimbangan oleh karena
proyek kapital atau tindakan mempunyai kehidupan ekonomi yang panjang hingga masa akan datang. Pengaruh waktu terhadap uang ini oleh karena pemilihan untuk
investasi dalam suatu proyek atau tindakan, dimana kemudian berbagai pilihan lain dibatalkan NCEDR, 2007. Dengan sederhana ini dapat diilustrasikan
sebagai berikut, dengan nominal uang yang sama seseorang akan senang memiliki uang sekarang dibanding memilikinya untuk waktu akan datang, dan memilih
melakukan pembayaran di akan datang dibanding melakukannya sekarang. Berkaitan dengan nilai waktu uang, maka dilakukan pendekatan suku bunga,
yang merupakan digunakan dalam menghitung nilai sekarang dari biaya dan manfaat tahunan yang diharapkan OMB, 1996. Pendiskontoan adalah suatu prosedur yang
mengurangi nilai di akan datang, yang tujuannya adalah untuk menentukan nilai sekarang dari arus biaya atau manfaat dalam hubungan dengan biaya atau manfaat pada
waktu berbeda di masa datang Lipton et al., 1998. Suku bunga ini merupakan nilai manfaat-manfaat yang bertambah bunganya dalam beberapa periode waktu yang akan
datang yang harus disesuaikan sedemikian rupa sehingga nilai dapat dibandingkan dengan nilai-nilai saat ini NCEDR, 2007.
2.9. Penelitian tentang Valuasi Ekonomi Sumber Daya Terumbu Karang
dengan Menggunakan CBA
Beberapa peneliti terdahulu dalam melakukan studi valuasi menggunakan analisis biaya manfaat CBA, pendekatan yang digunakan untuk memutuskan
bentuk pengelolaan dari skenario yang dikembangkan. Peneliti dan laporan hasil studi mereka diantaranya adalah sebagai berikut Cesar dan Chong, 2000:
1. Posner et al. 1981
Menggunakan CBA konvensional untuk Taman Nasional Virgin Islands, St. Johns. Identifikasi akan manfaat langsung dan tidak langsung yang penting
yang berhubungan dengan Taman Nasional, terutama sekali pengeluaran
wisatawan dan efek positif pada nilai lahan. Manfaat total dari Taman Nasional di St Johns diperkirakan US 8.295 1980 untuk lahan yang luasnya
sekitar 2.820 ha. 2.
Hodgson and Dixon 1988 Studi CBA mengevaluasi pilihan pengelolaan: i melanjutkan logging seperti
biasanya; ii melarang logging di daerah aliran sungai drainage basin Teluk Bacuit. Menggunakan metoda perubahan produktif EoP, studi pada teluk
Bacuit, Pilipina, yang disimpulkan bahwa PV pendapatan kotor untuk rekreasi dan turisme adalah sebesar US 6.280 dengan logging, dan US 13.334
dengan melarang logging. Perhitungan didasarkan pada rata-rata kapasitas hotel, menginap occupancy, dan tingkat hunian harian; dan diasumsikan
kemunduran tahunan mencapai 10 pada pendapatan dari turisme dikaitkan dengan penurunan kualitas air laut oleh karena adanya sedimentasi. Studi juga
memperkirakan PV pendapatan kotor untuk perikanan, yaitu sebesar US 9.108 dengan logging dan US 17.248 dengan melarang logging, yang
didasarkan pada asumsi constant returns to scale dari sistem alami. 3.
Sawyer 1992 Studi perubahan produktifitas di terumbu karang atol Takabonerate di Indonesia.
Studi CBA mengevaluasi pilihan pengelolaan, antara tidak ada pengelolaan no management
dan pengelolaan management dengan melakukan penetapan taman laut dengan melakukan regulasi terhadap penangkapan ikan. Diperkiraan
PV pendapatan kotor: antara Rp 2 milyar sampai Rp 103 milyar tanpa pengelolaan dan antara Rp 47 milyar sampai Rp 777 milyar dengan pengelolaan,
berdasarkan pada survei aktifitas penangkapan; dan analisis sensitifitas dimana kemunduran tangkapan ikan adalah 0 - 15 dan suku bunga 5 - 15.
4. Cesar 1996
Studi di lakukan di terumbu karang Indonesia dengan mengunakan CBA untuk membandingkan manfaat bersih private dan sosial dari perikanan
karang yang dikelola secara berkelanjutan, dan suatu perikanan dengan melakukan praktek-praktek yang merugikan, seperti peracunan ikan,
pemboman ikan, penambangan karang, sedimentasi dan tangkap lebih. Dengan menggunakan metoda perubahan produktifitas, NPV dari perikanan
dengan nilai yang hilang per km
2
akibat peracunan ikan sebesar US 40.000; akibat pemboman ikan sebesar US 86.000; akibat penambangan karang
sebesar US 94.000; akibat sedimentasi sebesar US 81.000; dan akibat tangkap lebih sebesar US 109.000. Didasarkan pada asumsi akan dampak
dari praktek-praktek tersebut pada terumbu karang dan perikanan. Dengan menggunakan cara yang sama juga dilakukan untuk turisme,
didasarkan pada asumsi akan dampak dari praktek peracunan ikan, pemboman ikan dan penambangan karang, dan sedimentasi yang merusak terumbu
karang dan menyebabkan penurunan pontensi penerimaan dari turisme. NPV dari turisme dengan nilai yang hilang per km
2
akibat peracunan ikan sebesar antara US 3.000 sampai US 436.000; akibat pemboman ikan dan
penambangan karang sebesar antara US 3.000 sampai US 482.000; dan akibat sedimentasi sebesar US 192.000.
2.10. Konsep Ikan Karang Ekonomis sebagai Taksiran Nilai Ekonomi Jasa