Kecepatan Spesifik Diameter Spesifik

30 Atau : ...............................................................2.11 Kecepatan spesifik N s adalah kecepatan putar turbin yang menghasilkan daya sebesar satu satuan daya pada tinggi terjun Hnetto satu satuan panjang. Kecepatan spesifik N s dapat dinyatakan dalam sistem metrik maupun sistem Inggris, korelasi dari kedua sistem tersebut dinyatakan dalam ; N s metrik = N s Inggris x 4,42.......................................................2.12 Catatan : Satuan daya yang digunakan dalam rumus diatas adalah daya kuda HP

6. Diameter Spesifik

D s Dari pers 2.9 diperoleh korelasi : D = 1 √�� � √� � 34 .............................................................2.13 Diameter Spesifik D s adalah diameter turbin yang menghasilkan daya sebesar satu satuan daya pada tinggi terjun H netto satu satuan panjang. Akhirnya pers 2.12 dapat ditulis sebagai : D s = � � 34 √� .................................................................2.14

2.2.3 Generator

Generator pada unit Pembangkitan adalah suatu alat yang berfungsi merubah energi mekanik menjadi energi listrik. Pada dasarnya, listrik dapat dibangkitkan apabila terpenuhinya 3 syarat yaitu: 31 1. Kumparan, 2. Medan magnet 3. Putaran. Proses konversi energi mekanik menjadi energi listrik pada generator adalah dengan memutar medan magnet di dalam kumparan sehingga terjadi perpotongan garis-garis medan magnet fluksi oleh kumparan dan terjadi GGL Gaya Gerak Listrik dan mengalirkan elektron pada kumparan.

2.2.3.1 PrinsipKerja Suatu Generator

Suatu generator pada dasarnya terdiri dari kumparan yang berputar di sekitar medan magnet. Akibat putaran tersebut maka terjadi perpotongan garis- garis medan magnet oleh kumparan sehingga terjadi induksi pada kumparan yang menimbulkan GGL Gaya Gerak Listrik.Jadi saat rotor diputar dan kumparan pada rotor diberi tegangan DC Direct Current maka rotor akan menimbulkan medan magnet sehingga terjadi GGL pada kumparan stator, karena kumparan Gambar 2.22 Bagian-Bagian Generator 32 Slip-ring Brush Medan Magnet Stator Rotor Sinusoidal pada stator memotong garis-garis medan magnet stator sehingga diperoleh medan magnet putar dan medan magnet inilah yang menginduksi tegangan AC 3 Fasa ke belitan stator. Proses pembangkitan tegangan tegangan induksi dapat dilihat pada Gambar 2.22. Jika rotor diputar dalam pengaruh medan magnet, maka akan terjadi perpotongan medan magnet oleh kumparan pada rotor. Hal ini akan menimbulkan tegangan induksi. Tegangan induksi terbesar terjadi saat rotor menempati posisi seperti Gambar 2.23. a dan c. Pada posisi ini terjadi perpotongan medan magnet secara maksimum oleh penghantar. Sedangkan posisi jangkar pada Gambar 2.23.b,akan menghasilkan tegangan induksi nol. Hal ini karena tidakadanya perpotongan medan magnet dengan penghantar pada rotor. Daerah medan ini disebut daerah netral. Gambar 2.23 Simulasi Prinsip kerja generator