Prinsip Kerja Rumus perhitungan

48 Top oil indicator : 46 C Winding temp oil : 46 C Top oil : 60 C Average wind : 65

2.2.4.4 Rumus perhitungan

C Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan primer, tegangan sekunder, dan jumlah lilitan sekunder, dapat dinyatakan dalam persamaan: Vp = Tegangan primer volt Vs = Tegangan sekunder volt Np = Jumlah lilitan primer Ns = Jumlah lilitan sekunder Pada transformator trafo besarnya tegangan yang dikeluarkan oleh kumparan sekunder adalah: Sebanding dengan banyaknya lilitan sekunder Sebanding dengan besarnya tegangan primer Vs ~ Ns. VS ~ VP . 49 Berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan primer, Sehingga dapat dituliskan:

2.3 Data Teknis PLTA Renun

Data pembanding yang terdapat dilapangan diperoleh dengan data dbagai berikut : Debit maksimum pengambilan Tinggi jatuh Tinggi jatuh efektif Elevasi air Fully supply Elevasi air minimum untuk operasi Elevasi air tertinggi di tail race Elevasi air terendah di tail race Kapasitas terpasang Energi yang dihasilkan pertahun Pengambilan Utama Main Intake Pengambilan anak sungai 22 m 3 s 467,6 m 434,6 m EL. 1370 m EL. 1365 m EL. 905 m EL. 902,4 m 82 MW 41 x 2 unit 313,5 Gwh Tipe aliran langsung Debit maskimum 5,63 m 3 s Tipe aliran langsung 50 Tributary Intake Terowongan penghantar bagian hulu Kolam pengatur Terowongan pengantar bagian hilir Terowongan cabang Surge tank Pipa penstock Peralatan pembangkit Terowongan aliran bebas Diameter 3,4 m Length 8.781,237 m Berbentuk segi enam dilapisi aspal Daya tampung 500.000 m 3 Terowongan tekan Diameter 3,4 m Panjang 11.205,19 m Terowongan tekan Diameter 2,5 m Panjang 3.381,5 m Tipe lubang terbatas Diameter 8,0 m Pipa baja tertanam dalam beton Diameter 3,3 – 2,2 m Panjang 821.3 m Turbin tipe francis dengan poros Vertikal 41.000 Kw x 2 unit Generator tipe convetional dengan Poros vertical 46.000 KVA x 2 unit Tabel 2.3 Data Teknis PLTA Renun 51

BAB III KEHILANGAN ENERGI LOSSES

3.1 Rugi-Rugi Hidrolisis

Perhitungan kehilangan energi pada intake kemudian saluran hingga intake tunnel merupakan salah satu tahapan yang diperlukan dalam penentuan tinggi jatuh bersih H netto maupun perhitungan daya yang dapat dibangkitkan. Perhitungan kehilangan energi dibedakan dalam dua bagian antara lain :

3.1.1 Kehilangan Tinggi Tekan

Head Losses Pada Saluran Terbuka A. Kehilangan Tinggi Tekan pada Kisi Sampah trash rack Kehilangan tinggi tekan akibat trash track dapat dihitung dengan persamaan : g d V d H l . . 2 . . 33 , 1 sin 2 α β = .................................................................3.1 Dimana : H l = kehilangan head ft β= koefisien aliran d = lebar maksimum antara batang – batang V = kecepatan aliran melewati trash track fts α= sudut dan batang – batang terhadap bidang horizontal B. Kehilangan Tinggi Tekan Akibat Pemasukan Kehilangan tinggi tekan pada pemasukan disebabkan oleh perubahan arah aliran juga karena adanya kontraksi mendadak dari luar daerah pembelokan. Kehilangan tinggi tekan akibat pemasukan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut : 52 g V k h c e . 2 2 = ................................................................................................3.2 dimana : h e = head loss akibat pemasukan m k e = koefisien kehilangan tinggi tekan karena pemasukan V = Kecepatan aliran pada pemasukan g = Percepatan gravitasi bumi C. Kehilangan Tinggi Tekan Akibat Gesekan pada Saluran Penghantar