Statistik Deskriptif Model Regresi Linear Berganda Analisis Statistik Deskriptif

41 6 Manajemen Laba Y suatu intervensi dengan maksud tertentu terhadap proses pelaporan keuangan eksternal dengan sengaja untuk memperoleh keuntungan pribadi Y = TAit Ait-1 – NDAit Rasio

3.6 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan SPSS, namun terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis.

3.6.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata mean, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness kemencengan distribusi Ghozali, 2013.

3.6.2 Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, maka data yang diperoleh dalam penelitian ini akan diuji terlebih dahulu untuk memenuhi asumsi dasar dengan melakukan uji asumsi klasik. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model 42 estimasi telah memenuhi kriteria ekometrik, dalam arti tidak ada penyimpangan yang serius dari asumsi-asumsi yang telah dibuat. Uji asumsi klasik meliputi:

3.6.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan f mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Menurut Ghozali 2013, ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisi grafik dan analisis statistik. a. Analisis Grafik Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. b. Analisis Statistik Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik Kolmogorov Smirnov K-S. Pedoman pengambialn keputusan rentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov yaitu: 1. smirnov dapat dilihat dari nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal, 2. nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas 0,05 maka distribusi data adalah normal. 43

3.6.2.2 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain, masalah ini muncul karena residual atau kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya Erlina, 2008. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara yang umum digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan uji Durbin Watson, terjadinya Autokorelasi jika nilai Durbin- Watson DW memiliki nilai lebih dari 5, atau Durbin-Watson DW 5. Pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut: a Bila nilai Durbin Watson DW terletak antara batas atas atau Upper Bound DU dan 4 – DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi b Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah atau Lower Bound DL, maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol, berarti ada autokorelasi positif. c Bila nilai DW lebih besar dari pada 4-DL, maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol, berarti ada autokorelasi negatif, 44 d Bila nilai DW terletak di antara batas atas DU dan batas bawah DL atau DW terletak antara 4-DU dan 4-DL, maka hasilnya tidak dapat disimpulkan. Jika nilai Durbin-Watson tidak dapat memberikan kesimpulan apakah data yang digunakan terbebas dari autokorelasi atau tidak, maka perlu dilakukan Run-Test. Pengambilan keputusan didasarkan pada acak atau tidaknya data, apabila bersifat acak maka dapat diambil kesimpulan bahwa data tidak terkena autokorelasi. Menurut Ghozali 2013 acak atau tidaknya data didasarkan pada batasan sebagai berikut : a apabila nilai probabilitas ≥ α = 0,05 maka observasi terjadi secar a acak. bapabila nilai probabilitas ≤ α = 0,05 maka observasi terjadi secara tidak acak.

3.6.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk melihat ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan mengamati grafik scatterplot antar nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedstisitas dilakukan 45 dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scarrteplot dengan dasar analisis: 1 jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas, 2 jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbuh Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Ghozali,2013.

3.6.2.4 Uji Multikolonearitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi terdapat korelasi antar variabel bebas independen Ghozali, 2013. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam regresi adalah melihat tolerance value dan varian inflation factor VIF, suatu model regresi yang bebas dari masalah multikolonieritas apabila mempunyai tolerance value 0,10 dan nilai VIF 10.

3.6.3 Model Regresi Linear Berganda

Model regresi linear berganda adalah model regresi yang memiliki lebih dari satu variabel independen. Persamaan regresi tersebut adalah sebagai berikut: 46 Y = α +β1KI + β2 KuaAud + β3 KIKuaAud + β4 Leverage +β5 Size + e Y = α +β1KO + β2 KuaAud+β3 KOKuaAud +β4 Leverage +β5 Size + e Keterangan: Y= Manajemen laba variabel dependen α= Konstanta β1 β2 β3= Koefisien regresi variabel KI = Kepemilikan Institusional KuaAud = Kualitas Audit KIKuaAud = Interaksi antara kepemilikan institusional dengan kualitas audit KOKuaAud = Interaksi antara komite audit dengan kualita audit Size, laverage. e= distribance error

3.6.4 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan pengujian secara simultan uji F dan parsial uji t.

3.6.4.1 Uji Signifikansi Simultan Uji-F

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkkan apakah semua variabel independen yang dimaksud dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama simultan terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut : 1. Jika F hitung F tabel maka H diterima atau Ha ditolak, 47 2. Jika F hitung F tabel maka H ditolak dan Ha diterima, 3. Jika tingkat signifikansi 0.05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, 4. Jika tingkat signifikansi 0.05 maka H diterima dan Ha ditolak Ghozali,2013.

3.6.4.2 Uji Signifikansi Parsial Uji-t

Pengujian t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui secara parsial variabel bebas berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut : 1. Jika t hitung t tabel maka H diterima atau Ha ditolak, 2. Jika t hitung t tabel maka H ditolak dan Ha diterima, 3. Jika tingkat signifikansi 0.05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, 4. Jika tingkat signifikansi 0.05 maka H diterima dan Ha ditolak Ghozali, 2007. 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Penelitian

Data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang didapatkan dari Indonesian Capital Market Directory ICMB tahun 2010-2013. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan masih aktif dari tahun 2010-2013. Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling dengan beberapa kriteria tertentu. Berdasarkan kriteria yang ditetapkan, terdapat 25 perusahan manufaktur yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel dan diamati selama periode 2010 sampai dengan 2013. Ringkasan prosedur pemilihan sampel dapat dilihat pada table 4.1 Tabel 4.1 Sampel Penelitian No Keterangan Jumlah 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan tidak keluar pada tahun 2010-2013 140 2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan yang lengkap selama periode penelitian tahun 2010-2013 25 49 3 Perusahaan yang memberikan informasi yang meliputi total aktiva, total hutang pendapatan, piutang dagang, aktiva tetap, laba bersih dan aliran kas dari aktivitas operasi perusahaan, KAP yang melakukan pengauditan tersedia 25 Tahun pengamatan 4 Perusahaan yang dijadikan sampel penelitian 100

4.2 Hasil Analasis Data

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif

Uji statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi dari suatu data yang dilihat dari jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata mean, dan standar deviasi dari masing-masing variabel. Berikut ini dijelaskan statistik data penelitian: Tabel 4.2 Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation ManjLaba 100 -.91 .40 -.0114 .19576 KI 100 34.01 99.14 75.2313 16.44824 KomAudit 100 34.01 99.00 74.9303 15.94591 Size 100 25.18 33.86 28.5495 1.70897 Laverage 100 .09 .90 .4492 .20861 Valid N listwise 100 50 Berdasarkan hasil yang diperoleh dari Tabel 4.2 maka dapat dijelaskan bahwa: 1. Variabel Manajemen Laba memiliki jumlah sampel sebanyak 100, nilai minimum -9.1, nilai maksimum 40, mean nilai rata-rata sebesar-0.0114 dan standart deviation atau simpangan baku sebesar 0.19576. 2. Variabel Kepemilikan institusional memiliki jumlah sampel sebanyak 100, nilai minimum 34.01, nilai maksimum 99.14, mean nilai rata-rata sebesar 75.2313 dan standart deviation atau simpangan baku sebesar 16.44824. 3. Variabel Komite Audit memiliki jumlah sampel sebanyak 100, nilai minimum 34.01, nilai maksimum 99.00, mean nilai rata-rata sebesar 74.9303 dan standart deviation atau simpangan baku sebesar 15.94591. 4. Variabel Laverage memiliki jumlah sampel sebanyak 100, nilai minimum 0.09, nilai maksimum 90, mean nilai rata-rata sebesar 0.4492 dan standart deviation atau simpangan baku 0.20861. 5. Variabel Size memiliki jumlah sampel sebanyak 100, nilai minimum 25.18, nilai maksimum 33.86, nilai mean rata-rata 28.5495, dan nilai standart deviation atau simpangan baku 1.70897. 6. Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 100 sampel. 51

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

Dokumen yang terkait

Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris dan Komite Audit Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 79 86

Pengaruh Kepemilikan Intitusional, Komite Audit Terhadap Manajemen Laba Dengan Kualitas Audit sebagai Variabel Moderating (Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2 40 99

Pengaruh Komite Audit Terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan Dengan Kualitas Audit Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

14 239 98

Pengaruh Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Struktur Kepemilikan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 67 129

Pengaruh Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba dengan Fee Audit sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek)

1 13 109

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Kepemilikan Intitusional, Komite Audit Terhadap Manajemen Laba Dengan Kualitas Audit sebagai Variabel Moderating (Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 1 15

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Kepemilikan Intitusional, Komite Audit Terhadap Manajemen Laba Dengan Kualitas Audit sebagai Variabel Moderating (Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Keagenan (Agency Theory) - Pengaruh Komite Audit Terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan Dengan Kualitas Audit Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

0 1 22

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Komite Audit Terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan Dengan Kualitas Audit Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

0 1 9

Pengaruh Komite Audit Terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan Dengan Kualitas Audit Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

0 0 11