Data Penelitian Kesimpulan TINJAUAN PUSTAKA

48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Penelitian

Data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang didapatkan dari Indonesian Capital Market Directory ICMB tahun 2010-2013. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan masih aktif dari tahun 2010-2013. Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling dengan beberapa kriteria tertentu. Berdasarkan kriteria yang ditetapkan, terdapat 25 perusahan manufaktur yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel dan diamati selama periode 2010 sampai dengan 2013. Ringkasan prosedur pemilihan sampel dapat dilihat pada table 4.1 Tabel 4.1 Sampel Penelitian No Keterangan Jumlah 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan tidak keluar pada tahun 2010-2013 140 2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan yang lengkap selama periode penelitian tahun 2010-2013 25 49 3 Perusahaan yang memberikan informasi yang meliputi total aktiva, total hutang pendapatan, piutang dagang, aktiva tetap, laba bersih dan aliran kas dari aktivitas operasi perusahaan, KAP yang melakukan pengauditan tersedia 25 Tahun pengamatan 4 Perusahaan yang dijadikan sampel penelitian 100

4.2 Hasil Analasis Data

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif

Uji statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi dari suatu data yang dilihat dari jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata mean, dan standar deviasi dari masing-masing variabel. Berikut ini dijelaskan statistik data penelitian: Tabel 4.2 Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation ManjLaba 100 -.91 .40 -.0114 .19576 KI 100 34.01 99.14 75.2313 16.44824 KomAudit 100 34.01 99.00 74.9303 15.94591 Size 100 25.18 33.86 28.5495 1.70897 Laverage 100 .09 .90 .4492 .20861 Valid N listwise 100 50 Berdasarkan hasil yang diperoleh dari Tabel 4.2 maka dapat dijelaskan bahwa: 1. Variabel Manajemen Laba memiliki jumlah sampel sebanyak 100, nilai minimum -9.1, nilai maksimum 40, mean nilai rata-rata sebesar-0.0114 dan standart deviation atau simpangan baku sebesar 0.19576. 2. Variabel Kepemilikan institusional memiliki jumlah sampel sebanyak 100, nilai minimum 34.01, nilai maksimum 99.14, mean nilai rata-rata sebesar 75.2313 dan standart deviation atau simpangan baku sebesar 16.44824. 3. Variabel Komite Audit memiliki jumlah sampel sebanyak 100, nilai minimum 34.01, nilai maksimum 99.00, mean nilai rata-rata sebesar 74.9303 dan standart deviation atau simpangan baku sebesar 15.94591. 4. Variabel Laverage memiliki jumlah sampel sebanyak 100, nilai minimum 0.09, nilai maksimum 90, mean nilai rata-rata sebesar 0.4492 dan standart deviation atau simpangan baku 0.20861. 5. Variabel Size memiliki jumlah sampel sebanyak 100, nilai minimum 25.18, nilai maksimum 33.86, nilai mean rata-rata 28.5495, dan nilai standart deviation atau simpangan baku 1.70897. 6. Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 100 sampel. 51

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

Metode analisis yang digunakan oleh peneliti adalah metode moderated regression analysis MRA atau uji interaksi merupakan aplikasi khusus regresi berganda linear. Analisis regresi berganda berguna untuk menguji pengaruh dari vatriabel independen terhadap variabel dependen dalam suatu penelitian dan analisis regresi dengan variabel moderating, untuk menguatkan atau melemahkan hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Sebelum melakukan uji hipotesis penelitian ini terlebih dahulu peneliti akan melakukan uji asumsi klasik, hal tersebut berguna untuk melihat apakah data telah terdistribusi dengan normal dengan uji normalitas, dan untuk melihta apakah penelitian tersebut terjadi multikolineritas, heterokedastisitas dan autokorelasi atau tidak. Uji asumsi klasik harus memenuhi: a. Berdistribusi normal, b. Non-multikolinearitas, artinya antara variabel independen dalam model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna atau mendekati sempurna, c. Non-autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model regresi tidak saling korelasi. d. Non-heteroskedasitas, artinya variance variabel independen dari satu pengamatan kepengamatan yang lain adalah konstan atau sama. 52

4.2.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residul memiliki distribusi normal. seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residul mengikuti distribusi normal. kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistic menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik Ghozali,2013. Menurut Ghozali 2013 memberikan pedoman pengambilan keputusan tentang data mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkna uji Kolmogorov Smirnov yang dapat dilihat dari: a. Nilai sig. atau signifikan atau probabilitas 0.05, maka distribusi data adalah tidak normal, b. Nilai sig. atau signifikan atau probabilitas 0.05, maka distribusi data adalah normal. Hasil uji normalitas dengan menggunakan model Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini: 53 Tabel 4.3 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardi zed Residual N 100 Normal Parameters a,b Mean .0000000 Std. Deviation .19403233 Most Extreme Differences Absolute .058 Positive .040 Negative -.058 Kolmogorov-Smirnov Z .579 Asymp. Sig. 2-tailed .891 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Berdasarkan hasil Uji normalitas tabel 4.3 maka hasil yang di dapatkan adalah data terdistribusi secara normal karena dari hasil pengolahan data tersebut, besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0.579 dan signifikansinya pada 0.891. maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal, karena 0.8910.05 dan dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya. Untuk lebih jelas, berikut ini turut dilampirkan grafik histogram, dan normal probability plot yang terdistribusi normal. 54 Gambar 4.1 Uji Normalitas 55 Data yang telah terdistribusi normal dapat kita ketahui dengan melihat histrogram dan grafik pada gambar 4.1, grafik histogram pada uji normalitas di atas dapat terlihat bahwa data terdistribusi mengikuti garis diagonal yang tidak melenceng Skewness ke kiri maupun ke kanan. Data yang telah terdistribusi normal juga bisa diketahui dengan melihat grafik plot. Menurut Ghozali 2013 pendeteksian normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran titik pada sumbu diagonal dari grafik, yaitu jika data titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, hal ini menunjukkan data telah terdistribusi normal. Pada gambar 4.2 dapat terlihat bahwa penyebaran data titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, oleh sebab itu dapat diketahui bahwa data telah terdistribusi dengan normal.

4.2.2.2 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi Ghozali,2013. Pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi, yaitu: 56 Tabel 4.4 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Durbin-Watson Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0dd1 Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada keputusan d lddu Tidak ada korelasi negatif Tolak 4-dld4 Tidak ada korelasi negatif Tidak ada keputusan 4-dud4-dl Tidak ada autokorelasi positif atau negative Tidak ditolak Dud4-du Hasil uji autokorelasi Durbin Watson terlihat seperti pada tabel dibawah ini: Tabel 4.5 Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .386 a .149 .114 .18717 2.143 a. Predictors: Constant, KI, KomIndependen,KomAudit,Size,Laverage b. Dependent Variable: ManjLaba Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa nilai DWadalah 2.143. selanjutnya nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan tingkat signifikansi 5, jumlah sampel 100 n=100 dan variabel independen 2 k=5. Maka dari tabel Durbin Watson didapatkan nilai batas dI adalah 1.441 dan batas atas du sebesar 57 1.647. Oleh karena DW 2.143 lebih besar dari batas atas du 1.647 dan lebih kecil dari 4 – 1.647 = 2.353 4-du, maka dapat disimpulkan tidak terdapat masalah autokorelasi positif atau negatif dud4-du atau 1.6472.1432.353 atau dengan kata lain tidak terdapat autokorelasi.

4.2.2.3 Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali,2013. Dasar pengambilan keputusannya menurut Ghozali 2013 adalah sebagai berikut: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang,melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 58 Gambar 4.2 Uji Heteroskedisitas Pada gambar 4.2 pada grafik Scatterplot diatas dapat terlihat bahwa titik data menyebar secara acak dan tidak terlihat pola tertentu, dan pada grafik scatterplot diatas juga dapat terlihat bahwa tidak tersebar diatas maupun dibawah sumbu y dan angka 0. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas di dalam penelitian ini, dan model regresi ini layak dipakai dalam penelitian.

4.2.2.4 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan korelasi antara variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variable l independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel ini tidak ortogonal. 59 Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antara sesame variabel independen sama dengan nol Ghozali,2013. Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas adalah dengan melihat tolerance dan variance inflation faktor VIF. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi karena VIF = 1tolerance. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance 0.1 atau sama dengan VIF 10 Ghozali,2013. Hasil pengujian terhadap multikolinearitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.6 Tabel 4.6 Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardi zed Coefficie nts t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Toleran ce VIF 1 Constant .057 .347 .165 .869 KI .003 .001 .031 .296 .768 .921 1.085 KuaAudit -.053 .054 -.128 -.985 .327 .616 1.623 KomAudit -.050 .001 -.003 -.033 .974 .948 1.055 Size -.001 .013 -.005 -.042 .967 .803 1.245 Laverage -.135 .120 -.144 - 1.130 .261 .640 1.562 a. Dependent Variable: ManjLaba 60 Berdasarkan data olahan spss diatas dapat diketahui bahwa data penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas. Hal tersebut dapat diketahui bahwa data penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas. Hal tersebut dapat diketahui bahwa tidak ada satupun variabel independen yang memiliki VIF di atas 10 ataupun tolerance dibawah 0.1. dari hasil uji multikolinearitas ini didapatkan bahwa nilai VIF untuk kepemilikan institusional adalah 1.085 10 dan nilai tolerance sebesar 0.921 0.1. Nilai VIF untuk proporsi dewan komite audit adalah 1.055 10 dan nilai tolerance sebesar 0.948, Nilai VIF untuk size adalah 1.245 10 dan nilai tolerance sebesar 0.803 0.1. Nilai VIF untuk leverage adalah1.562 10 dan nilai tolerance sebesar 0.640 0.1 Nilai VIF untuk kualitas audit adalah 1.623 10 dan nilai tolerance 0.616 0.1. Kesimpulan dari uji multikolinearitas ini adalah bahwa semua variabel independen dan variabel kontrol telah lolos dari uji multikolinearitas.

4.2.3. Analisis Regresi

Moderated regression analysis MRA atau uji interaksi merupakan aplikasi khusus regresi berganda linear dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi perkalian dua atau lebih variabel independen, yang terdaftar pada analisis pengaruh kepemilikan institusional terhadap manajemen laba dan pengaruh interaksi anatara kepemilikan intitusional terhadap manjemen laba dengan kualitas audit sebagai moderating hasil berikut: 61 Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .066 .355 .185 .854 KI .003 .001 .027 .244 .807 KuaAudit -.053 .055 -.126 -.957 .341 KI_KuaAudit -.003 .025 -.013 -.116 .908 Size -.001 .013 -.007 -.064 .949 Laverage -.134 .120 -.143 -1.117 .267 a. DependentVariabel: Manajemen Laba Berdasarkan data diatas, dapat dirumuskan suatu persamaan regresi untuk manejemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2010-2013 adalah sebagai berikut: Y = 0.066 + 0.003 X1 – 0.53 X2 – 0.003 X3 – 0.001 X4 – 0.134 X5+ € Keterangan : 1. Konstanta α sebesar 0.0066 menunjukkan bahwa variabel independen sama dengan nol kepemilikan institusional = 0, komite audit = O, variabel control sama dengan nol leverage = 0, ukuran perusahaan size = 0 dan variabel moderating sama dengan nol kualitas audit = 0 2. Koefisien regresi kepemilikan institusional β1 sebesar 0.003 menunjukkan bahwa setiap kenaikan dari kepemilikan institusional sebesar 1 satuan akan diikuti oleh kenaikan manajemen laba sebesar 0.003 62 3. Koefisien regresi kualitas audit β2 sebesar -0.53 menunjukkan bahwa setiap kenaikan dari kualitas audit sebesar 1 satuan akan diikuti oleh kenaikkan manajemen laba sebesar -0.53 4. Koefisien regresi interaksi antara kepemilikan institusional dengan kualitas audit β3 sebesar -0.003 menujukkan bahwa setiap kenaikan interaksi antara kepemilikan institusional sebesar 1 satuan akan diikuti oleh kenaikan manajemen laba sebesar -0.003 5. Koefisien regresi laverage β4 sebesar -0.001 menunjukkan bahwa setiap kenaikan laverage sebesar 1 satuan akan diikuti oleh kenaikan manajemen laba sebesar -0.001 6. Koefisien regresi ukuran perusahaan size sebear -0.134 menunjukkan bahwa setiap kenaikan ukuran perusahaan sebesar 1 satuan akan diikuti oleh kenaikan manajemen laba sebesar -0.134. Analisis pengaruh komite audit terhadap manajemen laba dengan interaksi antara komite audit dengan kualitas audit sebagai berikut: 63 Tabel 4.8 Hasil Analisis Regresi Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .047 .347 .136 .892 KomAudit -.001 .001 -.005 -.052 .958 KuaAudit -.050 .054 -.120 -.920 .360 KA_KUA -.014 .021 -.071 -.687 .494 Size .001 .013 .007 .063 .950 Laverage -.131 .119 -.139 -1.097 .276 a. Dependent Variable: ManjLaba Berdasarkan data diatas, dapat dirumuskan suatu persamaan regresi untuk manejemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2010-2013 adalah sebagai berikut: Y = 0.047 - 0.001 X1 – 0.50 X2 – 0.014 X3 + 0.001 X4 – 0.131 X5 Keterangan : 1. Konstanta α sebesar 0.047 menunjukkan bahwa variabel independen sama dengan nol komite audit = O, variabel control sama dengan nol leverage = 0, ukuran perusahaan size = 0 dan variabel moderating sama dengan nol kualitas audit = 0 2. Koefisien regresi komite audit β1 sebesar -0.001 menunjukkan bahwa setiap kenaikan dari kepemilikan institusional sebesar 1 satuan akan diikuti oleh kenaikan manajemen laba sebesar -0.001 64 3. Koefisien regresi kualitas audit β2 sebesar -0.50 menunjukkan bahwa setiap kenaikan dari kualitas audit sebesar 1 satuan akan diikuti oleh kenaikkan manajemen laba sebesar -0.50 4. Koefisien regresi interaksi antara kepemilikan institusional dengan kualitas audit β3 sebesar -0.014 menujukkan bahwa setiap kenaikan interaksi antara kepemilikan institusional sebesar 1 satuan akan diikuti oleh kenaikan manajemen laba sebesar -0.014 5. Koefisien regresi laverage β4 sebesar 0.001 menunjukkan bahwa setiap kenaikan laverage sebesar 1 satuan akan diikuti oleh kenaikan manajemen laba sebesar 0.001 6. Koefisien regresi ukuran perusahaan size sebear -0.131 menunjukkan bahwa setiap kenaikan ukuran perusahaan sebesar 1 satuan akan diikuti oleh kenaikan manajemen laba sebesar -0.131.

4.2.4 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan maksud untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen dengan variabel moderating. 65 Tabel 4.9 Pemasukan dan PengeluaranVariabel Variables EnteredRemoved a Mode l Variables Entered Variables Removed Method 1 Laverage, KI_KUA, size, KI, KuaAudit b . Enter a. Dependent Variable: ManjLaba b. All requested variables entered. Berdasarkan tabel 4.9 diatas, maka dapat dijelaskan bahwa: 1. Variabel yang dimasukkan kedalam persamaan adalah variabel independen yaitu kepemilikan institusional, variabel kontrol yaitu laverage, size, dan variabel moderating yaitu kualitas audit. 2. Variabel independen tidak yang dikeluarkan. Tabel 4.10 Pemasukan dan Pengeluaran Variabel Variables EnteredRemoved a Mode l Variables Entered Variables Removed Method 1 Laverage, KA_KUA, KomAudit, size, KuaAudit b . Enter a. Dependent Variable: ManjLaba b. All requested variables entered. 66 Berdasarkan tabel 4.10 diatas, maka dapat dijelaskan bahwa: 1. Variabel yang dimasukkan kedalam persamaan adalah variabel independen yaitu komite audit, variabel kontrol yaitu laverage, size, dan variabel moderating yaitu kualitas audit. 2. Variabel independen tidak yang dikeluarkan.

4.2.4.1 Uji Koefisien Determinan

Uji koefisien determinan digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabel-variabel independen, moderating, dan kontrol menjelaskan variabel dependen. Nilai yang digunakan untuk mengetahui hasil koefisien determinasi adalah nilai adjusted R 2 . “ Adjusted R 2 dianggap lebih baik dari R 2 karena nilai adjusted R 2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model” Ghozali,2013. Tabel 4.11 Adjusted R 2 Model Summary b Mode l R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .133 a .018 -.035 .19911 a. Predictors: Constant, Laverage, KI_KuaAudit, size, KI, KuaAudit b. Dependent Variable: ManjLaba Hasil uji koefisien determinasi diatas menunjukkan besarnya Adjusted R 2 adalah -0.035. Dengan demikian besarnya pengaruh leverage, kepemilikan 67 institusional, interaksi antara kualitas audit dengan kepemilikan institusional, ukuran perusahaan size, dan kualitas audit terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2010-2013 adalah hanya sebesar -3.5. Sedangkan sisanya sebesar 103.5 adalah dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Tabel 4.12 Model Summary b Mode l R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .147 a .022 -.030 .19872 a. Predictors: Constant, Laverage, KO_KUA, KomAudit, size, KuaAudit b. Dependent Variable: ManjLaba Hasil uji koefisien determinasi diatas menunjukkan besarnya Adjusted R 2 adalah -0.030. Dengan demikian besarnya pengaruh leverage, komite audit, interaksi antara kualitas audit dengan komite audit, ukuran perusahaan size, dan kualitas audit terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2010-2013 adalah hanya sebesar -3.0. Sedangkan sisanya sebesar 103 adalah dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 68

4.2.4.2 Uji Signikansi Simultan F

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen, variabel moderating, dan variabel kontrol yang dimaksud dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama simultan terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut: 1. Jika F hitung F tabel maka H0 diterima atau Ha ditolak 2. Jika F hitung F tabel maka H0 diterima atau Ha diterima 3. Jika tingkat signifikansi 0.05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, 4. Jika tingkat signifikansi 0.05 maka H0 diterima dan Ha ditolak Berikut ini peneliti menampilkan hasil uji signifikan simultan F pada tabel 4.13 dan 4.14: Tabel 4.13 Uji Simultan F ANOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression .067 5 .013 .338 .888 b Residual 3.727 94 .040 Total 3.794 99 a. Dependent Variable: ManjLaba b. Predictors: Constant, Laverage, KI_KuaAudit, size, KI, KuaAudit Berdasarkan uji signifikan simultan F tersebut, maka didapat nilai F hitung 0.338 dan tingkat signifikansi 0.888 sedangkan F tabel pada tingkat kepercayaan 95 α=0.05 adalah 2.31. Oleh karena itu , nilai F hitung F tabel atau 0.338 2.31 pada tingkat signifikansinya 0.888 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel 69 kepemilikan intitusional, interaksi antara kepemilikan institusional dan kualitas audit, laverage, ukuran perusahaan kualitas audit secara bersama – sama tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Tabel 4.14 Uji Simultan ANOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression .082 5 .016 .414 .838 b Residual 3.712 94 .039 Total 3.794 99 a. Dependent Variable: ManjLaba b. Predictors: Constant, Laverage, KO_KUA, KomAudit, size, KuaAudit Berdasarkan uji signifikan simultan F tersebut, maka didapat nilai F hitung 0.414 dan tingkat signifikansi 0.838 sedangkan Ftabel pada tingkat kepercayaan 95 α=0.05 adalah 2.31. Oleh karena itu , nilai F hitung F tabel atau 0.414 2.31 pada tingkat signifikansinya 0.838 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel komite audit, interaksi antara komite audit dan kualitas audit, laverage, ukuran perusahaan kualitas audit secara bersama – sama tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

4.2.4.3 Uji Signifikansi Parsial Uji t

Pengujian t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui 70 secara parsial variabel bebas berpengaruh secara signifikan atau tiak terhadap variabel terikat. Kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut: 1. Jika t hitung t tabel maka H0 diterima atau Ha ditolak 2. Jika t hitung t tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima 3. Jika tingkat signifikansi 0.05 maka H0 ditolak dan Ha diterima 4. Jika tingkat signifikansi 0.05 maka H0 diterima dan Ha ditolak Berikut ini penelitian menampilkan hasil uji signifikan parsial t pada tabel 4.15 dan 4.16 dibawah ini: Tabel 4.15 Uji Signifikan Parsial t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardiz ed Coefficient s T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .066 .355 .185 .854 KI .003 .001 .027 .244 .807 KuaAudit -.053 .055 -.126 -.957 .341 KI_KuaAu dit -.003 .025 -.013 -.116 .908 Size -.001 .013 -.007 -.064 .949 Laverage -.134 .120 -.143 -1.117 .267 a. Dependet Variabel : Manajemen laba 71 Tabel 4.16 Uji Signifikan Parsia t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardiz ed Coefficien ts t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .047 .347 .136 .892 KomAudit -.001 .001 -.005 -.052 .958 KuaAudit -.050 .054 -.120 -.920 .360 KO_KUA -.014 .021 -.071 -.687 .494 Size .001 .013 .007 .063 .950 Laverage -.131 .119 -.139 -1.097 .276 a. Dependent Variable: ManjLaba T tabel dalam penelitian ini adalah sebesar 1.986. Dari hasil uji signifikan parsial t diatas dapat dijelaskan pengaruh variabel independen, variabel moderating dan variabel interaksi secara satu persatu parsial, yaitu: 1. Nilai t hitung untuk kepemilikan institusional KI adalah 0.244,dan nilai koefisien 0.003 dengan tingkat signifikansi 0.807oleh karena itu, t hitung t tabel 0.244 1.986 dan signifikansi t lebih besar dari 0.05 0.807 0.05 hal ini menunjukkan bahwa variabel kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap manajemen laba dalam perusahaan manufaktur 2. Nilai t hitung untuk kualitas audit KuaAudit adalah -0.957 dan nilai koefisien -0.053 dengan tingkat signifikansi 0.341 oleh karena itu, t hitung t tabel -0.957 1.986 dan signifikansi t lebih besar dari 0.05 0.341 0.05 72 hal ini menunjukkan bahwa variabel kualita audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. 3. Nilai t hitung untuk interaksi antara kualitas audit dengan kepemilikan institusional KI_KuaAudit adalah -0.116 dan nilai koefisien -0.003 dengan tingkat signifikansi 0.908 oleh karena itu, t hitung t tabel -0.116 1.986 dan signifikansi t lebih besar dari 0.05 0.908 0.05 hal ini menujukkan bahwa variabel KI_KuaAudit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba dan bukan merupakan variabel moderating. 4. Nilai t hitung untuk ukuran perusahaan size adalah – 0.064 dan nilai koefisien -0.001 dengan tingkat signifikansi 0.949 oleh karena itu, t hitung t tabel -0.064 1.986 dan signifikansi t lebih besar dari 0.05 0.949 0.05 hal ini menujukkan bahwa variabel size tidak berpengaruh terhadap manajemen laba 5. Nilai t hitung untuk laverage adalah –1.117 dan nilai koefisien -0.134 dengan tingkat signifikansi 0.267 oleh karena itu, t hitung t tabel -1.117 1.986 dan signifikansi t lebih besar dari 0.05 0.267 0.05 hal ini menujukkan bahwa variabel laverage tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. 6. Nilai t hitung untuk komite audit KomAudit adalah -0.052,dan nilai koefisien -0.001 dengan tingkat signifikansi 0.958 oleh karena itu, t hitung t tabel -0.052 1.986 dan signifikansi t lebih besar dari 0.05 0.958 0.05 hal ini menunjukkan bahwa variabel kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap manajemen laba dalam perusahaan manufaktur 73 7. Nilai t hitung untuk kualitas audit KuaAudit adalah -0.920 dan nilai koefisien -0.05 dengan tingkat signifikansi 0.360 oleh karena itu, t hitung t tabel -0.920 1.986 dan signifikansi t lebih besar dari 0.05 0.360 0.05hal ini menunjukkan bahwa variabel kualitastidak audit berpengaruh terhadap manajemen laba. 8. Nilai t hitung untuk interaksi antara kualitas audit dengan komite audit KO_KuaAudit adalah -0.687 dan nilai koefisien -0.014 dengan tingkat signifikansi 0.494 oleh karena itu, t hitung t tabel -0.687 1.986 dan signifikansi t lebih besar dari 0.05 0.494 0.05 hal ini menujukkan bahwa variabel KO_KuaAudit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba dan bukan merupakan variabel moderating. 9. Nilai t hitung untuk ukuran perusahaan size adalah -0.063 dan nilai koefisien 0.001 dengan tingkat signifikansi 0.949 oleh karena itu, t hitung t tabel -0.063 1.986 dan signifikansi t lebih besar dari 0.05 0.950 0.05 hal ini menujukkan bahwa variabel size tidak berpengaruh terhadap manajemen laba 10. Nilai t hitung untuk laverage adalah -1.097 dan nilai koefisien -0.131 dengan tingkat signifikansi 0.276 oleh karena itu, t hitung t tabel -1.097 1.986 dan signifikansi t lebih besar dari 0.05 0.276 0.05 hal ini menujukkan bahwa variabel laverage tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. 74

4.3 Pembahasan Hasil penelitian

4.3.1 Pengaruh Simultan Uji F

Berdasarkan hasil uji simultan tabel 4.13, dapat diketahui bahwa F hitung lebih kecil dari F tabel 0.338 2.31 pada tingkat signifikansinya 0.888 0.05. Oleh karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa variabel kepemilikan intitusional, interaksi antara kepemilikan institusional dan kualitas audit, laverage, ukuran perusahaan kualitas audit secara bersama – sama tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Berdasarkan uji signifikan simultan tabel 4.14 tersebut, maka didapat nilai F hitung lebih kecil dari F tabel 0.414 2.31 pada tingkat signifikansinya 0.838 0.05. Oleh karena itu , maka dapat disimpulkan bahwa variabel komite audit, interaksi antara komite audit dan kualitas audit, laverage, ukuran perusahaan kualitas audit secara bersama – sama tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

4.3.2 Pengaruh Parsial

a. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap manajemen laba Berdasarkan pengujian yang dilakukan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, dapat dilihat pada tabel 4.15 dimana thitung lebih kecil dari t tabel 0.244 1.986 dan signifikansi t lebih besar dari 0.05 0.807 0.05. Hal ini membuktikan bahwa tingkat kepemilikan institusional yang tinggi tidak mampu mengurangi tindakan manajemen laba, tingkat kepemilikan institusional yang tinggi belum tentu 75 menimbulkan pengawasan yang lebih besar oleh pihak investor institusional untuk mengurangi perilaku opurtunistik manajer dalam melakukan manajemen laba. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan Fidayati 2004 yang menyatakan kepemilikan institusional signifikan berpengaruh terhadap manajemen laba. b. Pengaruh kualitas audit terhadap manajemen laba Hasil pengujian pengaruh kualitas audit terhadap manajemen laba dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa kualitas audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, dapat dilihat pada tabel 4.15-4.16 dimana t hitung t tabel -0.957 1.986 dan signifikansi t lebih besar dari 0.05 0.341 0.05dan t hitung t tabel -0.920 1.986 dan signifikansi t lebih besar dari 0.05 0.360 0.05 Hal ini membuktikan bahwa pengauditan yang salah satu kegunaannya untuk mengurangi asimetri informasi yang ada ternyata tidak mempunyai pengaruh bagi manajemen untuk tidak melakukan manajemen laba. Salah satu sebabnya adalah karena pengauditan itu sendiri memang tidak ditujukan untuk mendeteksi manajemen laba akan tetapi meningkatkan kreadibilitas laporan keuangan. c. Pengaruh interaksi antara kepemilikan institusional dengan kualitas auditorterhadap manajemen laba dan pengaruh interaksi komite audit anatara kualitas audit terhadap manajemen laba 76 Berdasarkan pengujian yang dilakukan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa interaksi komite audit antara kualitas audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba dan bukan merupakan variabel moderating, dapat dilihat t hitung t tabel -0.687 1.986 dan signifikan t lebih besar dari 0.05 0.494 0.05, dan dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa interaksi kepemilikan institusional dengan kualitas audit tidak berpengaruh terhadap manajemen labadan bukan merupakan variabel moderating , dapat dilihat t hitung t tabel -0.116 1.986 dan signifikansi t lebih besar dari 0.05 0.908 0.05.Ada hubungan saling ketergantungan antara kepemilikan institusional dengan KAP. Kepemilikan institusional membutuhkan KAP untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan yang disusun oleh manajemen, sehingga kepemilikan institusional dapat mengawas perilaku manajemen dalam melakukan manajemen laba, sedangkan KAP biasanya dipilih oleh manajemen atas persetujuan komite audit membutuhkan perusahaan sebagai pendapatan atas jasa pengauditan laporan keuangan perusahaan. Kondisi ini membuat pengawasan yang dilakukan auditor terhadap perusahaan menjadi tidak maksimal. Karena auditor bukan dipilih oleh kepemilikan institusional, auditor khawatir apabila terlalu ketat dalam melakukan pengawasan mereka akan kehilangan perusahaan tersebut sebagai kliennya sebab perusahaan biasanya 77 cenderung memilih KAP yang tidak terlalu ketat dalam melakukan pengawasan. d. Pengaruh ukuran perusahaan size dan Laverage Hasil pengujian pengaruh ukuran perusahaan size terhadap manajemen laba dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa t hitung t tabel - 0.064 1.986, dan 0.0631.986 dan signifikansi t lebih besar dari 0.05 0.949 0.05, dan 0.950.05,tidak berpengaruh terhadap manajemen. Hasil pengujian pengaruh leverage terhadap manajemen laba dalam penelitian ini menyimpulkan –1.117, dan -1.097 dan nilai koefisien - 0.134,dan -0.131 dengan tingkat signifikansi 0.267, dan 0.276 oleh karena itu, t hitung t tabel -1.117 1.986, dan -1.0971.986 dan signifikansi t lebih besar dari 0.05 0.267 0.05, dan 0.2760.05, tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Dengan semakin tinggi tingkat hutang dan ukuran perusahaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan maka hal tersebut mendorong manajemen untuk memanipulasi laba untuk meningkatkan citra perusahaan dimata masyarakat dan agar investor tetap mau berinvestasi diperusahaan tersebut. Walaupun kenyataannya keuangan perusahaan sedang tidak sehat atau bahkan terancam akan dilikuidasi. 78 e. Pengaruh Komite audit terhadap manajemen laba Berdasarkan pengujian yang dilakukan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, dapat dilihat pada tabel 4.16 dimana t hitung lebih kecil dari t tabel -1.117 1.986 dan signifikansi t lebih besar dari 0.05 0.267 0.05. Hal ini berarti kehadiran komite audit belum dapat mengurangi tindakan manajemen laba yang terjadi meskipun keharusan akan adanya komite audit telah muncul beberapa tahun yang lalu. Dan kehadiran komite audit belum dirasa perlu bagi perusahaan sebagai pihak yang memonitor perusahaan. 79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini menguji pengaruh kepemilikan institusional, komite audit terhadap manajemen laba dengan kualitas audit sebagai moderating pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia pada tahun 2010-2013. Diperoleh sampel sebanyak 25 perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia. Berdasarkan hasil uji simultan diketahui bahwa variabel kepemilikan intitusional, interaksi antara kepemilikan institusional dan kualitas audit, laverage, dan ukuran perusahaan kualitas audit secara bersama – sama tidak berpengaruh terhadap manajemen laba dan variabel komite audit, interaksi antara komite audit dan kualitas audit, laverage, ukuran perusahaan kualitas audit secara bersama – sama tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Secara parsial, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini membuktikan bahwa tingkat kepemilikan institusional yang tinggi tidak mampu mengurangi tindakan manajemen laba, tingkat kepemilikan institusional yang tinggi belum tentu menimbulkan pengawasan yang lebih besar oleh pihak investor institusional untuk mengurangi perilaku opurtunistik manajer dalam melakukan manajemen laba. 80 Kualitas audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini membuktikan bahwa pengauditan yang salah satu kegunaannya untuk mengurangi asimetri informasi yang ada ternyata tidak mempunyai pengaruh bagi manajemen untuk tidak melakukan manajemen laba. Salah satu sebabnya adalah karena pengauditan itu sendiri memang tidak ditujukan untuk mendeteksi manajemen laba akan tetapi meningkatkan kreadibilitas laporan keuangan. Interaksi komite audit antara kualitas audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba dan bukan merupakan variabel moderating dan interaksi kepemilikan institusional dengan kualitas audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba dan bukan merupakan variabel moderating. Ada hubungan saling ketergantungan antara kepemilikan institusional dengan KAP. Kepemilikan institusional membutuhkan KAP untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan yang disusun oleh manajemen, sehingga kepemilikan institusional dapat mengawas perilaku manajemen dalam melakukan manajemen laba, sedangkan KAP biasanya dipilih oleh manajemen atas persetujuan komite audit membutuhkan perusahaan sebagai pendapatan atas jasa pengauditan laporan keuangan perusahaan. Kondisi ini membuat pengawasan yang dilakukan auditor terhadap perusahaan menjadi tidak maksimal. Pengaruh ukuran perusahaan size tidak berpengaruh terhadap manajemen. Dengan semakin tinggi tingkat hutang dan ukuran perusahaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan maka hal tersebut mendorong manajemen untuk memanipulasi laba 81 untuk meningkatkan citra perusahaan dimata masyarakat dan agar investor tetap mau berinvestasi diperusahaan tersebut. Menunjukkan bahwa variabel komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini berarti kehadiran komite audit belum dapat mengurangi tindakan manajemen laba yang terjadi meskipun keharusan akan adanya komite audit telah muncul beberapa tahun yang lalu. Dan kehadiran komite audit belum dirasa perlu bagi perusahaan sebagai pihak yang memonitor perusahaan.

5.2 Saran

Dokumen yang terkait

Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris dan Komite Audit Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 79 86

Pengaruh Kepemilikan Intitusional, Komite Audit Terhadap Manajemen Laba Dengan Kualitas Audit sebagai Variabel Moderating (Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2 40 99

Pengaruh Komite Audit Terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan Dengan Kualitas Audit Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

14 239 98

Pengaruh Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Struktur Kepemilikan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 67 129

Pengaruh Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba dengan Fee Audit sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek)

1 13 109

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Kepemilikan Intitusional, Komite Audit Terhadap Manajemen Laba Dengan Kualitas Audit sebagai Variabel Moderating (Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 1 15

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Kepemilikan Intitusional, Komite Audit Terhadap Manajemen Laba Dengan Kualitas Audit sebagai Variabel Moderating (Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Keagenan (Agency Theory) - Pengaruh Komite Audit Terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan Dengan Kualitas Audit Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

0 1 22

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Komite Audit Terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan Dengan Kualitas Audit Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

0 1 9

Pengaruh Komite Audit Terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan Dengan Kualitas Audit Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

0 0 11