74
4.3 Pembahasan Hasil penelitian
4.3.1 Pengaruh Simultan Uji F
Berdasarkan hasil uji simultan tabel 4.13, dapat diketahui bahwa F
hitung
lebih kecil dari F
tabel
0.338 2.31 pada tingkat signifikansinya 0.888 0.05. Oleh karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa variabel kepemilikan intitusional, interaksi
antara kepemilikan institusional dan kualitas audit, laverage, ukuran perusahaan kualitas audit secara bersama – sama tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
Berdasarkan uji signifikan simultan tabel 4.14 tersebut, maka didapat nilai F
hitung
lebih kecil dari F
tabel
0.414 2.31 pada tingkat signifikansinya 0.838 0.05. Oleh karena itu , maka dapat disimpulkan bahwa variabel komite audit, interaksi antara
komite audit dan kualitas audit, laverage, ukuran perusahaan kualitas audit secara bersama – sama tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
4.3.2 Pengaruh Parsial
a. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap manajemen laba
Berdasarkan pengujian yang dilakukan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kepemilikan institusional tidak berpengaruh
terhadap manajemen laba, dapat dilihat pada tabel 4.15 dimana thitung lebih kecil dari t
tabel
0.244 1.986 dan signifikansi t lebih besar dari 0.05 0.807 0.05. Hal ini membuktikan bahwa tingkat kepemilikan
institusional yang tinggi tidak mampu mengurangi tindakan manajemen laba, tingkat kepemilikan institusional yang tinggi belum tentu
75
menimbulkan pengawasan yang lebih besar oleh pihak investor institusional untuk mengurangi perilaku opurtunistik manajer dalam
melakukan manajemen laba. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan Fidayati 2004 yang menyatakan kepemilikan
institusional signifikan berpengaruh terhadap manajemen laba.
b. Pengaruh kualitas audit terhadap manajemen laba
Hasil pengujian pengaruh kualitas audit terhadap manajemen laba dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa kualitas audit tidak berpengaruh
terhadap manajemen laba, dapat dilihat pada tabel 4.15-4.16 dimana t
hitung
t
tabel
-0.957 1.986 dan signifikansi t lebih besar dari 0.05 0.341 0.05dan t
hitung
t
tabel
-0.920 1.986 dan signifikansi t lebih besar dari 0.05 0.360 0.05 Hal ini membuktikan bahwa pengauditan yang salah
satu kegunaannya untuk mengurangi asimetri informasi yang ada ternyata tidak mempunyai pengaruh bagi manajemen untuk tidak melakukan
manajemen laba. Salah satu sebabnya adalah karena pengauditan itu sendiri memang tidak ditujukan untuk mendeteksi manajemen laba akan tetapi
meningkatkan kreadibilitas laporan keuangan.
c. Pengaruh interaksi antara kepemilikan institusional dengan kualitas
auditorterhadap manajemen laba dan pengaruh interaksi komite audit anatara kualitas audit terhadap manajemen laba
76
Berdasarkan pengujian yang dilakukan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa interaksi komite audit antara kualitas audit tidak
berpengaruh terhadap manajemen laba dan bukan merupakan variabel moderating, dapat dilihat t
hitung
t
tabel
-0.687 1.986 dan signifikan t lebih besar dari 0.05 0.494 0.05, dan dari hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa interaksi kepemilikan institusional dengan kualitas audit tidak berpengaruh terhadap manajemen labadan bukan merupakan
variabel moderating , dapat dilihat t
hitung
t
tabel
-0.116 1.986 dan signifikansi t lebih besar dari 0.05 0.908 0.05.Ada hubungan saling
ketergantungan antara kepemilikan institusional dengan KAP. Kepemilikan institusional membutuhkan KAP untuk meningkatkan
kredibilitas laporan keuangan yang disusun oleh manajemen, sehingga kepemilikan institusional dapat mengawas perilaku manajemen dalam
melakukan manajemen laba, sedangkan KAP biasanya dipilih oleh manajemen atas persetujuan komite audit membutuhkan perusahaan
sebagai pendapatan atas jasa pengauditan laporan keuangan perusahaan. Kondisi ini membuat pengawasan yang dilakukan auditor
terhadap perusahaan menjadi tidak maksimal. Karena auditor bukan dipilih oleh kepemilikan institusional, auditor khawatir apabila terlalu
ketat dalam melakukan pengawasan mereka akan kehilangan perusahaan tersebut sebagai kliennya sebab perusahaan biasanya
77
cenderung memilih KAP yang tidak terlalu ketat dalam melakukan pengawasan.
d. Pengaruh ukuran perusahaan size dan Laverage
Hasil pengujian pengaruh ukuran perusahaan size terhadap manajemen laba dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa t
hitung
t
tabel
- 0.064 1.986, dan 0.0631.986 dan signifikansi t lebih besar dari 0.05
0.949 0.05, dan 0.950.05,tidak berpengaruh terhadap manajemen. Hasil pengujian pengaruh leverage terhadap manajemen laba dalam
penelitian ini menyimpulkan –1.117, dan -1.097 dan nilai koefisien - 0.134,dan -0.131 dengan tingkat signifikansi 0.267, dan 0.276 oleh karena
itu, t
hitung
t
tabel
-1.117 1.986, dan -1.0971.986 dan signifikansi t lebih besar dari 0.05 0.267 0.05, dan 0.2760.05, tidak berpengaruh terhadap
manajemen laba. Dengan semakin tinggi tingkat hutang dan ukuran perusahaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan maka hal tersebut
mendorong manajemen untuk memanipulasi laba untuk meningkatkan citra perusahaan dimata masyarakat dan agar investor tetap mau berinvestasi
diperusahaan tersebut. Walaupun kenyataannya keuangan perusahaan sedang tidak sehat atau bahkan terancam akan dilikuidasi.
78
e. Pengaruh Komite audit terhadap manajemen laba
Berdasarkan pengujian yang dilakukan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel komite audit tidak berpengaruh terhadap
manajemen laba, dapat dilihat pada tabel 4.16 dimana t
hitung
lebih kecil dari t
tabel
-1.117 1.986 dan signifikansi t lebih besar dari 0.05 0.267 0.05. Hal ini berarti kehadiran komite audit belum dapat mengurangi tindakan
manajemen laba yang terjadi meskipun keharusan akan adanya komite audit telah muncul beberapa tahun yang lalu. Dan kehadiran komite audit
belum dirasa perlu bagi perusahaan sebagai pihak yang memonitor perusahaan.
79
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan