Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

4. Hirarki bersifat stabil dan fleksibel. Stabil dalam arti bahwa perubahan yang kecil mempunyai efek yang kecil dan fleksibel dalam arti penambahan elemen pada struktur yang telah tersusun baik tidak akan mengganggu kinerjanya.

2.6. Penelitian Terdahulu

Asril 2009, melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kondisi dan Desain Indikator Kinerja Rantai Pasokan Brokoli Brassica Olerecea di Sentra Hortikultura Cipanas – Cianjur, Jawa Barat”. Penelitian tersebut bertujuan untuk menganalisis kondisi rantai pasokan brokoli, menganalisis nilai tambah rantai pasokan brokoli, dan merancang indikator kinerja rantai pasokan brokoli. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu analisis deskriptif, metode Hayami, Supply Chain Operations Reference SCOR, dan Analythical Hierarchy Process AHP. Desain indikator kinerja dibangun dengan model SCOR, terdiri dari tingkat 1 yaitu proses bisnis yang terdiri dari perencanaan, pengadaan, budidaya, pengolahan, dan pengiriman. Tingkat 2 yaitu parameter kinerja industri sayuran yang terdiri dari nilai tambah, kualitas, dan resiko. Tingkat 3 yaitu atribut kinerja yang terdiri dari reliability, responsiveness, flexibilityquality, biaya, dan asset. Tingkat 4 yaitu indikator kinerja yang terdiri dari kinerja pengiriman, pemenuhan pesanan sempurna, siklus pemenuhan pesanan, lead time pemenuhan pesanan, fleksibilitas pemenuhan pesanan, kesesuaian standar mutu, biaya transportasi optimal, cash to cash cycle, dan inventory days of supply. Sedangkan berdasarkan penghitunagn AHP, indikator yang menjadi pilihan berdasarkan atribut kinerja adalah kesesuaian standar mutu, kinerja pengiriman, biaya transportasi optimal, cash to cash cycle time, dan lead time pemenuhan pesanan. Mulyati dkk 200 9 melakukan penelitian dengan judul “Rancang Bangun Sistem Manajemen Rantai Pasokan Dan Risiko Minyak Akar Wangi Berbasis IKM Di Indonesia”. Tujuan khusus dari penelitian tersebut dibagi menjadi tiga tahapan berdasarkan tahun penelitian. Tujuan tahun pertama adalah 1 mengkaji potensi pengembangan minyak atsiri umumnya dan minyak akar wangi khususnya, 2 menganalisis rantai pasokan dan risiko minyak akar wangi, dan menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman IKM minyak akar wangi di Indonesia. Indonesia tercatat sebagai negara eksportir terbesar untuk komoditi minyak akar wangi. Minyak akar wangi Indonesia memiliki keunggulan komparatif paling baik dibandingkan negara lainnya. Sentra produksi akar wangi di Indonesia berada di Kabupaten Garut, Jawa Barat yang mampu mengekspor hampir 90 persen minyak akar wangi. Para petani dan penyuling minyak akar wangi tersebar di empat kecamatan yaitu Samarang, Bayongbong, Cilawu, dan Leles. Anggota primer rantai pasokan minyak akar wangi terdiri dari petani akar wangi sebagai pemasok bahan baku, pengumpul akar wangi, penyuling akar wangi, pengumpul minyak akar wangi, dan eksportir minyak akar wangi.

III. METODE PENELITIAN