III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Minyak akar wangi atau dalam dunia perdagangan biasa disebut dengan java vetiver oil merupakan salah satu komoditi hasil perkebunan yang sangat
potensial dikembangkan di Kabupaten Garut. Industri minyak akar wangi Kabupaten Garut tersebar di lima kecamatan, yaitu Kecamatan Samarang,
Bayongbong, Cilawu, Leles, dan mulia dikembangkan di Kecamatan Pasirwangi. Adanya permintaan minyak akar wangi dunia yang terus meningkat sebesar 250-
300 ton, mengharuskan para pelaku usaha minyak akar wangi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas minyak akar wangi. Konsumen yang
merupakan pengumpul minyak akar wangi ataupun eksportir menginginkan minyak akar wangi yang berkualitas premium, yaitu minyak akar wangi yang
menurut standar nasional mempunyai kualitas yang bagus, jernih, tidak ada campuran bahan lain dan berwarna kuning muda sampai coklat kemerahan.
Penerapan manajemen rantai pasokan dalam industri minyak akar wangi bertujuan agar minyak akar wangi yang dihasilkan dapat didistribusikan dengan
kuantitas, kualitas, tempat, dan waktu yang tepat. Anggota rantai pasok minyak akar wangi petani akar wangi, pengumpul akar wangi, penyuling akar wangi,
pengumpul minyak akar wangi, dan eksportir harus lebih proaktif dalam merespon peubahan harga dan permintaan minyak akar wangi.
Kondisi rantai pasokan yang baik sangat ditentukan oleh kinerja rantai pasokannya. Pengukuran kinerja dalam manajemen rantai pasokan melibatkan
semua pihak yang terkait dalam setiap mata rantai pasokan, yaitu dari pemasok hingga konsumen. Selama ini pengukuran kinerja rantai pasokan tidak pernah
memperhatikan aspek lingkungan. Pencemaran lingkungan yang diakibatkan industri minyak akar wangi dapat berasal dari limbah cair, limbah padat, dan
limbah udara. Penelitian ini akan membahas tentang pengukuran kinerja menggunakan pendekatan Green Supply Chain Operations Reference GSCOR
yang mengacu pada Green Supply Chain Management GSCM dengan menambahkan aspek manajemen lingkungan.
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan kualitas minyak akar wangi bukan hanya dari kinerja rantai pasokannya. Faktor tersebut juga harus didukung
oleh kinerja aspek lingkungan yang baik. Salah satunya adalah dengan menggunakan pendekatan GSCOR sebagai indikator pengukur kinerjanya.
Pengukuran kinerja dengan pendekatan GSCOR akan menghasilkan desain pengukuran kinerja dan indikator kinerja prioritas rantai pasokan minyak akar
wangi. Setelah diketahui indikator prioritas dari pengukuran kinerja tersebut, permasalahan akan dievaluasi dan hasilnya disarankan kepada para pelaku usaha
minyak akar wangi agar kinerja rantai pasokan minyak akar wangi dapat lebih baik. Kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Kerangka pemikiran penelitian
Permintaan minyak akar wangi meningkat Peningkatan kuantitas dan kualitas minyak akar wangi
Desain pengukuran kinerja rantai pasokan Manajemen rantai pasokan yang memperhatikan aspek
lingkungan
Pengukuran kinerja rantai pasokan dengan menggunakan pendekatan GSCOR
Hasil pengukuran menjadi evaluasi dan solusi bagi para pelaku industri minyak akar wangi dalam
mengoptimalkan kinerja rantai pasokan Adanya pencemaran lingkungan yang berasal dari
industri minyak akar wangi berupa limbah cair, limbah padat, dan limbah udara.
3.2. Tahapan Penelitian