Fraksinasi RUANG LINGKUP USAHA

8 b. BATCH REFINARY PLANT Minyak yang telah mengalami proses pengolahan dari continuous refinery plant berupa RBDPO, selanjutnya akan dikirim ke batch refinery plant untuk diproses sesuai dengan jenis produk yang diinginkan. Di batch refinery plant minyak akan mengalami proses antara lain sebagai berikut.

1. Fraksinasi

Fraksinasi adalah proses pemisahan fraksi-fraksi yang ada dalam minyak yaitu fraksi berat yang disebut stearin dan fraksi ringan yang disebut olein sawit. Pemisahan ini dilakukan berdasarkan perbedaan melting point dari keduanya, di mana melting point stearin lebih tinggi daripada melting point olein sawit. Dalam fraksinasi terdapat dua tahapan proses, yaitu: 1.a. Kristalisasi Kristalisasi adalah proses pembentukan kristal di dalam crystallizer. Proses kristalisasi merupakan proses batch. Supaya pabrik dapat beroperasi kontinyu, maka PT SMII menyediakan 4 unit crystallizer dengan kapasitas masing-masing 40 ton dilengkapi dengan agitator. Pada tahap awal proses fraksinasi dilakukan pemanasan PO selama 5-15 menit sampai suhunya 70-80 o C. Tujuan pemanasan ini adalah agar tidak ada fraksi padat pada minyak sehingga proses kristalisasi dapat berjalan dengan baik. Setelah itu, minyak didinginkan dengan menggunakan cooling water dengan suhu 27 o C, hingga mencapai perbedaan suhu minyak dan air sebesar 12-15 o C. Pendinginan ini menyebabkan terjadinya proses nukleasi pembentukan inti kristal. Pada saat suhu minyak mencapai 40 o C, minyak didinginkan dengan menggunakan chilled wáter. Proses pendinginan yang berkelanjutan ini menyebabkan pertumbuhan inti kristal yang banyak. Inti kristal yang terbentuk ini akan tumbuh membentuk kristal. Proses pembentukan kristal ini berlangsung pada saat perbedaan suhu minyak dengan air sebesar 4- 5 o C selama 350-450 menit. Pendinginan dilanjutkan hingga mencapai perbedaan suhu 6-12 o C dengan menggunakan chilled water bersuhu 9-11 o C selama 45 menit untuk penyempurnaan pembentukan kristal. Lalu masuk ke tahap end cooling oil sampai suhu mencapai 17,5 o C, setelah itu dilakukan holding time selama 180 menit yang berguna untuk pembentukan kristal yang solid dengan menjaga suhu tetap 17,5 o C, selanjutnya akan dikirim ke filter press. 1.b. Filtrasi Filtrasi adalah proses pemisahan fraksi stearin sawit dan olein sawit di membrane filter press. Minyak dari crystallizer dipompakan sebanyak 4,5 ton. Untuk satu crystallizer dilakukan 9-10 siklus filtrasi. Setelah minyak masuk, maka akan dilakukan pengepresan dengan udara bertekanan. Proses ini disebut squeezing. Squeezing dilakukan secara bertahap sebanyak 5 kali dengan tekanan dan waktu yang berbeda. Tahapan selanjutnya adalah core blowing, di mana udara bertekanan dihembuskan ke dalam membrane filter press. Tujuannya adalah untuk memisahkan Olein sawit dari stearin yang menempel pada membrane filter press. Setelah tahapan ini selesai maka akan dilakukan cake discharge di mana membrane filter press akan dibuka dan stearin akan terjatuh ke bak penampungan. Olein sawit yang dihasilkan akan dialirkan melalui selang-selang kecil yang terdapat di bagian samping membrane filter press untuk dipompakan ke filter bag untuk menyaring stearin yang terikut. Selanjutnya Olein sawit dipanaskan kembali sampai suhu 60 o C dengan 9 heat exchanger, lalu dialirkan ke dalam tank penyimpanan farm tank. Dan stearin juga dipanaskan pada suhu 70 o C lalu dialirkan ke farm tank. 2. Weight Blend Weight blend bertujuan menimbang dan mencampur minyak, baik itu komponen tunggal maupun beberapa komponen menurut spesifikasi produk yang telah ditetapkan Quality Control QC. Minyak yang akan ditimbang diambil dari Bleached Oil Tank BOT dengan suhu transfer antara 65-75 o C atau dari farm tank dengan suhu antara 35-75 o C yang dilakukan secara elektrik. Weigh blend yang dimiliki PT SMII ada dua unit dengan kapasitas masing-masing 5 ton, serta dua unit drop tank dengan kapasitas 10 ton yang berada tepat di bawah weigh blend. Sebelum dilakukan pencampuran minyak, QC akan terlebih dahulu melakukan test blend, kemudian menguji nilai kandungan lemak padatnya SFC sesuai dengan permintaan konsumen. Minyak olein sawit kualitas minyak goreng yang ditimbang langsung dikirim ke packing room dan diberi antioksidan seperti BHA, TBHQ dan tokoferol. Untuk minyak yang digunakan untuk membuat margarin atau shortening, setelah ditimbang di weigh blend, minyak kemudian disimpan dalam drop tank dan disirkulasi selama kurang lebih 35 menit agar homogen. Pada minyak yang telah dicampur ini, ditambahkan antioksidan. Minyak ini lalu diukur FFA, PV, IV, SFC dan warnanya. Hasil pengukuran menentukan proses selanjutnya. Jika SFC tidak memenuhi spesifikasi, maka dapat ditangani dengan cara: a. Apabila SMP melebihi spesifikasi yang telah ditetapkan, maka dapat ditambahkan olein sawit yang mempunyai SMP rendah 18 o C, namun dapat pula dilakukan proses hidrogenasi. b. Apabila SMP campuran kurang dari spesifikasi yang telah ditetapkan maka dapat ditambahkan palm stearin dengan SMP lebih tinggi yaitu 46-48 o C atau ditambahkan HPKO36 Hydrogenated Palm Kernel Oil 36 o C, HCNO36 Hydrogenated Coconut Oil 36 o C, dll. Penambahan tersebut diatur sedemikian rupa sehingga sesuai dengan spesifikasi produk yang diinginkan. c. Jika warna tidak memenuhi spesifikasi, maka akan dilakukan proses pemucatan dan deodorisasi. d. Jika FFA tidak memenuhi spesifikasi, maka dilakukan proses deodorisasi. e. Jika SFC, Iodine Value IV, warna dan asam lemak bebas sudah memenuhi spesifikasi, maka proses selanjutnya adalah deodorisasi. 3. Hidrogenasi Proses hidrogenasi adalah suatu proses pemutusan rangkap minyak dengan mereaksikannya dengan hidrogen. Tujuannya adalah untuk menurunkan bilangan iod IV. Penurunan IV akan mengubah sifat minyak menjadi plastis serta meningkatkan SMP minyak. Proses hidrogenasi dilakukan dalam tangki hidrogenasi hidrogenator yang berkapasitas 10 ton selama 6 jam. Sebelum proses dimulai, sampel diambil terlebih dahulu untuk mengetahui bilangan iod awal minyak. Katalis yang digunakan adalah nikel yang dicampur dengan filter aid. Adanya filter aid bertujuan membantu proses pemisahan nikel dari minyak. Penggunaan katalis pada hidrogenasi untuk masing-masing jenis minyak berbeda-beda. Filter aid yang ditambahkan akan mengisi pori-pori kain penyaring pada filter press sehingga dapat bertindak sebagai penyaring. Tangki hidrogenasi dilengkapi dengan agitator dengan putaran 105 rpm, koil pemanas maupun pendingin. Pada awalnya minyak dipanaskan mencapi suhu sekitar 160 o C. Setelah 10 mencapai suhu tersebut, katalis dan filter aid yang telah disiapkan dimasukkan ke dalam tangki melalui hopper di bagian atas tangki hidrogenasi dengan sistem vakum. Setelah kondisi vakum tercapai dan katalis telah masuk ke dalam tangki, selanjutnya gas hidrogen dimasukkan ke dalam tangki. Masuknya gas hidrogen ke dalam tangki dapat menaikkan tekanan dan suhu tangki. Namun selama terjadinya reaksi tekanan akan turun sedikit demi sedikit. Proses kontak antara gas hidrogen dengan minyak tak jenuh dibantu dengan pengadukan memakai agitator. Pengujian dilakukan terhadap sampel setelah selesai reaksi di mana tekanan pada tangki sudah tidak turun lagi tidak lagi terjadi reaksi. Pengujian yang utama adalah pengujian bilangan iod. Apabila pengujian bilangan iod setelah reaksi telah memenuhi spesifikasi yang diinginkan maka minyak akan segera didinginkan. Jika bilangan iod belum memenuhi syarat maka akan ditambahkan gas hidrogen sehingga bilangan iod-nya memenuhi spesifikasi yang diinginkan. Setelah selesai, minyak didinginkan sampai suhu 90-120 o C selama kurang lebih 30 menit dan dimasukkan ke dalam drop tank yang berada di bawah tangki hidrogenasi. Drop tank merupakan tangki penampung sementara sebelum minyak difiltrasi oleh plate and frame filter press. Plate and frame filter press berfungsi untuk memisahkan minyak dari katalis dan filter aid. Minyak dari plate and frame filter press dikembalikan ke drop tank untuk disirkulasi selama 10 menit lalu dialirkan ke tangki NWB untuk proses lanjut.

4. Neutralising, Washing, Bleaching NWB