MINYAK OLEIN SAWIT Karakteristik campuran minyak sawit dan olein sawit pada berbagai proporsi di pt sinar meadow international Indonesia

17

B. MINYAK OLEIN SAWIT

Olein sawit merupakan fraksi cair dari minyak sawit yang didapatkan dari proses fraksinasi minyak sawit. Minyak ini didominasi oleh asam lemak tak jenuh sehingga bersifat cair pada suhu ruang. Fraksinasi minyak sawit dapat dilakukan karena triasilgliserol di dalam minyak mempunyai SMP yang berbeda. Pada suhu tertentu, triasilgliserol yang mempunyai SMP lebih rendah akan mengkristal menjadi padatan sehingga memisahkan minyak sawit menjadi fraksi cair olein dan fraksi padat stearin. Fraksi yang terbentuk kemudian dipisahkan dengan penyaringan. Gambaran umum fraksinasi kelapa sawit disajikan pada Gambar 4. Pemisahan fraksi padat dan cair dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu penyaringan kering viz dry dan penyaringan basah detergent fractionation. Secara umum, industri pengolahan kelapa sawit cenderung memakai teknik penyaringan kering, karena lebih ekonomis dan ramah lingkungan. Olein sawit yang dihasilkan dari penyaringan kering melalui tahap kristalisasi dan penyaringan menggunakan mesin membrane filter press Pahan 2006. Olein sawit merupakan produk utama dari fraksinasi, sedangkan stearin merupakan produk samping. Komposisi asam lemak yang terkandung di dalam olein sawit disajikan pada Tabel 4. Olein sawit dapat dicampur dengan berbagai minyak makan lain, sehingga sering kali olein sawit disebut dengan ‘blending partner’. Olein sawit hasil dari fraksinasi langsung dapat dikemas menjadi minyak goreng Gunstone 2005. Olein sawit juga dikenal sebagai minyak dengan stabilitas tinggi terhadap proses degradasi selama penggorengan. Olein sawit memiliki slip melting point sekitar 22.7 ± 0.4°C atau maksimal 24°C CODEX 1999 dan dapat digunakan untuk menggantikan permintaan terhadap lemak hewan serta fungsinya sebagai lemak reroti shortening maupun minyak goreng frying fats Basiron 2005. Harga jual olein sawit merupakan yang tertinggi dari olahan kelapa sawit, namun cukup terjangkau untuk menggantikan lemak hewani. Gambar 4. Alur Proses Fraksinasi Minyak sawit O’Brien 1994 18 Tabel 4. Komposisi Asam Lemak Olein Sawit Asam Lemak Olein Sawit 12:0 0.1-0.5 14:0 0.9-1.4 16:0 37.9-41.7 16:1 0.1-0.4 18:0 4.0-4.8 18:1 40.7-43.9 18:2 10.4-13.4 18:3 0.1-0.6 20:0 0.2-0.5 Sumber: Bailey 1994

C. KARAKTERISTIK MINYAK TERKAIT DENGAN KUALITAS MARGARIN