Metode Pengukuran Parameter Biologi

Gambar 9. Stasiun pengamatan pada setiap kedalaman

3.2. Metode Pengukuran

Penelitian di lapangan di lakukan dengan metode transek kuadran atau systematic random sampling Setyobudiandi et al. 2009 yang berukuran 1X1 meter dan dilakukan pemasangan 3 buah transek garis line transek dengan jarak antara transek 50 m, mulai dari garis pantai kearah laut pada saat surut dengan kedalaman 0-5 m, 5-10 m dan 10-15 m kemudian pada masing-masing garis transek diletakkan kuadran berukuran 1X1 m Gambar 10. Seluruh teripang yang diambil di kelompokkan berdasarkan lokasi stasiun penelitian dan dihitung jumlahnya serta diidentifikasi. Kemudia disaat yang bersamaan akan dilakukan pengukuran parameter kualitas perairan Tabel 2. ST.I: Kedalaman 0-5 M Kedalaman 5-10 M Kedalaman 10-15 M ST.II: Kedalaman 0-5 M Kedalaman 5-10 M Kedalaman 10-15 M ST.III: Kedalaman 0-5 M Kedalaman 5-10 M Kedalaman 10-15 M Tabel 2: Parameter fisika, kimia dan biologi perairan Parameter Satuan Alat dan Metode Keterangan Parameter Fisika,Kimia -Suhu C Water Ceckker HORIBA tipe U10 Insitu -Kecepatan Arus Cmdt Insitu -Salinitas Permil Insitu -Oksigen terlarut mgL Water Ceckker HORIBA tipe U10 Insitu -Derajat keasamanpH pH meter Insitu -Tekstur sedimen Hidrometer Lab -Kedalaman perairan m Ekosinder Insitu Parameter Biologi -Teripang Ind.m 2 Kuadran 1x1 m Insitu -Panjang tubuh mm Mistar ukur Insitu -Bobot tubuh g Timbangan O Hauss digital Insitu -TKG g InsituLab Parameter Dinamika Stok - Data tangkapan nelayan kgjam Kuesioner Insitu L. I L.II L. III 0 m 5 m 50 M 10 m 15 m Gambar 10. Skema desain sampling dengan menggunakan transek kuadran Daratan Garis pantai Kedalaman yang berbeda pada 1 transek Garis transek Permukaan air laut Gambar 11. Pengamatan profile dasar perairan di setiap transek Gambar 12. Tipe substrat berdasarkan segitiga Miller Brwer et al. 1990

3.3. Parameter Biologi

a. Pengambilan contoh teripang pasir Holothuria scabra dan teripang hitam Holothuria edulis dilakukan dengan dua cara,yang pertama pengambilan teripang dilakukan pada sore hingga malam hari Dalam kuadran berukuran Substrat Air Laut 1X1 m, akan dilakukan pengamatan penghitungan jumlah jenis teripang yang berada dalam kuadran dan semua jenis teripang yang berada dalam kuadran diambil untuk dilakukan identifikasi jenis b. Teripang pasir maupun teripang hitam diambil lalu di lakukan pengukuran panjang, pengukuran panjang dilakukan pada saat teripang masih dalam kondisi basah. c. Teripang pasir dan teripang hitam yang terdapat pada saat sampling dilakukan penimbang berat teripang, penimbangan berat teripang dilakukan pada saat teripang masih dalam kondisis basah Gambar 13 d. Pengosongan organ tubuh dilakukan juga untuk pengamatan dan penimbangan gonad dengan mengacu pada Conand 1990 Tabel 3. Gambar 13. Pengukuran panjang dan berat A. Teripang pasir B. Teripang hitam A B Tabel 3: Karateristik utama, tingkat kematangan gonad TKG Holothuroidea Conand 1990. Tingkat kematangan Morfologi Mikroskopik I. Belum matang Sedikit tubulus yang transparan dengan sedikit Sel-sel germinal berbentuk bola, dengan diameter kurang dari 20 mikron II. Istirahat percambangan, pendek dan tipis, ujung distal tubulus membentuk tongkat atau petungan III. Pertumbuhan - Jantan Banyak pembuluh berwarna keputih-putihan dan bercabang-cabang, panjang dan diameternya bertambah Perkembangan beberapa spermatid dan sedikit spermatozoa - Betina Oosit yang berbentuk seperti bola, berwarna buram, berdiameter 20-120 mikron IV. Matang - Jantan Tubulus dengan volume maksimum, putih, membengkak, saluran gonad mungkin mengandung sperma Sisaan tubulus memperlihatkan sperma yang berenang-renang - Betina Tubuh membengkak tambah besar, transparan atau berwarna merah muda, oosit matang Distribusi oosit tersebar luas, diameter 150-200 mikron. Oosit bebas atau berdempetan membran folikel dengan sejumlah mikrofil V. Sesudah memijah - Jantan Beberapa spermatozoa sisanya mengumpul atau tersebar - Betina Beberapa tubulus seperti pada tingkat IV, yang lainnya pendek, atresia, berwarna kuning atau coklat Sedikit oosit matang berpencar sekeliling tubulus, tahap penyebaran kembali, atresia dan pengosongan folikel membran

3.4. Parameter dinamika stok dan tingkat eksploitasi

Dokumen yang terkait

Malaria In North Sumatera Province The Situation and Characteristics

0 25 8

Ecobiology and Dynamics Stocks of Sandfish (Holothuria scabra), Black Sea Cucumber (Holothuria edulis) and Relation With Exploitation At Laluin Village, North Maluku Province

0 11 238

Karakteristik Tablet dan Kapsul Teripang Pasir (Holothuria scabra)

0 6 39

Pengaruh Tepung Teripang Pasir (Holothuria Scabra) Terhadap Perilaku Seksual Dan Kadar Testosteron Darah Mencit (Mus Musculus) - Effect Of Sandfish (Holothuria Scabra) Powder On The Sexual Behavior And The Blood Testosterone Level Of The Male Mouse (Mus M

1 1 8

Pengaruh Ekstrak Steroid Teripang Pasir (Holothuria Scabra) Terhadap Perilaku Seksual Dan Kadar Testosteron Darah Mencit (Mus Musculus) - Effect Of Sandfish (Holothuria Scabra) Steroid Extract On The Sexual Behaviour And The Blood Testosterone Level Of Th

0 0 17

Potential of Sea Cucumber Rivet Red Extract (Holothuria leucospilota) As Antibacterial MDR (Multi Drug Resistant)

0 0 20

Kadar Protein Daging Teripang Hitam (Holothuria edulis) dan Teripang Pasir (Holothuria scabra) Serta Implementasinya sebagai Media Pembelajaran | Yunita | EJIP BIOL 9220 30163 1 SM

0 1 9

Kadar Lemak Daging Teripang Hitam (Holothuria edulis) dan Teripang Pasir (Holothuria scabra) Serta Implementasinya Sebagi Media Pembelajaran | Dewi | EJIP BIOL 9368 30584 1 SM

0 1 12

ANTIBACTERIAL ACTIVITY TEST SEA CUCUMBER EXTRACT (Holothuria scabra) SIDAYU COAST GRESIK USING DISK DIFFUSION METHOD

0 0 6

An Application of Geographic Information System to Identify the Suitability of Sea Cucumbers (Holothuria scabra) in West Lombok Waters

0 0 6