Untuk melihat keeratan hubungan hasil tangkapan produksi dengan lama waktu penangkapan effort maka terlebih dahulu diregresikan dan diperoleh nilai
R
2
= 0.64. Dari hasil analisa tersebut, kemudian digunakan rumus koefisien korelasi dimana r = √R
2
, dengan demikian r = √0.64, maka akan didapat nilai koefisien korelasinya r 0.67 yang artinya terdapat hubungan keeratan sebesar 67
. Hal ini mengambarkan bahwa ternyata lama waktu penangkapan effort mempengaruhi hasil tangkapan produksi teripang sebesar 67
4.7. Strategi Pengelolaan Sumberdaya Teripang Pasir dan Teripang Hitam
Teripang memiliki sejarah eksploitasi yang panjang di Afrika Timur kegiatan yang dilakukan di perbatasan Tanzania di Pulau Mafia Songo
Songomdan Mtwara menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah tangkapan yang cukup drastis selama beberapa tahun terakhir. Karena teripang memiliki
perkembangan yang lambat, maka populasinya di perairan dangkal sangat mudah dieksploitasi secara berlebihan. Ukuran rata-rata teripang yang ditangkap menjadi
lebih kecil karena teripang yang berukuran lebih besar telah ditangkap. Kithakeni
S.G.M. Ndaro, 2002. Selanjutnya diungkapkan bahwa secara umum tentang ekologi, pertumbuhan, eksploitasi dan pemasaran teripang di Pulau Mafia,
kepulauan Songo Songo dan Mtwara akhir-akhir ini terjadi penurunan jumlah teripang di Tanzania dan ukuran rata-rata yang berada dipasar menjadi lebih kecil.
Secara konvensional, model pengelolaan sumberdaya perikanan dapat dilakukan melalui pengaturan jumlah alat tangkap input control, hasil tangkapan
output control atau ukuran-ukuran teknis technical measures seperti pengaturan hasil tangkapan, lokasi penangkapan dan musim penangkapan
Hoggart et al 2006. Selanjutnya dikatakan Pengaturan upaya penangkapan dimaksudkan untuk mengurangi laju mortalitas akibat penangkapan Post et al
2003. Pengelolaan sumberdaya perikanan harus mempertimbangkan aspek
sosial, ekonomi dan biologi. Oleh karenanya, pengelolaan sumbrdaya perikanan haruslah difokuskan untuk menjaga keseimbangan aspek sosial, ekonomi dan
ekologi. Mees 1996. Selanjutnya Himman 1998, menyatakan bahwa permasalahan perikanan dalam konteks ekosistem adalah eksploitasi yang
berlebihan, kurangnya perhatian terhadap interaksi predator-mangsa dan hasil tangkapan sampingan yang disebabkan oleh penangkapan manusia.
Penangkapan sangat berpengaruh pada stabilitas stok teripang yang akhirnya juga mempengaruhi pada kelimpahan biota tersebut. Kelimpahan biota
mengambarkan baik tidaknya suatu lingkungan dmana biota tersebut hidup, dalam interaksinya dengan lingkungan sebagai faktor pembatas distribusi dan
kelangsungan hidup, tubuh dan berkembang biak, oleh karena itu maka akan dijumpai tempat dimana biota teripang pasir dan teripang hitam sangat melimpah
banyak atau jarang dan tidak terdapat biotanya sama sekali. Kurangnya biota disuatu perairan menunjukkan terganggunya keseimbangan stok teripang pasir
dan teripang hitam yang disebabkan oleh faktor lingkungan arus, suhu, kedalaman, salinitas, atau dikarenakan aktivitas penangkapan yang berlebihan,
Tujuan utama dari pengelolaan sumberdaya teripang pasir dan teripang hitam di Desa Laluin Kecamatan Kayoa Selatan Kabupaten Halmahera Selatan
adalah mengkaji produksi sumberdaya teripang pasir Holothuria scabra dan teripang hitam Holothuria edulis tersebut dari waktu ke waktu sehingga dapat
menguntungkan baik secara ekologis maupun ekonomi. Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh menunjukkan bahwa stok teripang pasir Holothuria scabra dan
teripang hitam Holothuria edulis di Desa Laluin Kecamatan Kayoa Selatan mengalami penurunan stok. Hal ini dibuktikan oleh beberapa analisis seperti
analisis pendugaan parameter pertumbuhan, mortalitas dan laju eksploitasi, analisis TKG maupun IKG.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat tingginya tekanan penangkapan terhadap sumberdaya perikanan teripang pasir dan teripang hitam yang mengarah
pada laju penangkapan yang tinggi. Ada beberapa indikasi yang adalah beberapa analisis seperti analisis pendugaan parameter pertumbuhan, mortalitas dan laju
eksploitasi, dimana laju koefisien pertumbuhan K pada stasiun I kecepatan tumbuh lebih cepat dibandingkan stasiun II dan III, ini menunjukkan erat
kaitannya dengan kondisi lokasi yang ada. Adanya perbedaan nilai koefisien pertumbuhan K kemungkinan disebabkan oleh adanya eksploitasi yang
berlebihan.
Tingginya penangkapan disuatu perairan merupakan suatu indikasi terhadap penurunan suatu stok diperairan tersebut James and Covich 1991 maka
dapat disimpulkan bahwa faktor yang menyebabkan sumberdaya teripang baik teripang pasir maupun teripang hitam di Desa Laluin Kecamatan Kayoa Selatan
Kabupaten Halmahera Selatan karena faktor makanan alami dan juga karena faktor penangkapan. Analisi laju mortalitas diketahui bahwa mortalitas akibat
penangkapan cenderung lebih besar dibandingkan mortalitas alami, sedangkan berdasarkan hasil analisis laju eksploitasi over eksploitas pada stasiun I, II
sedangkan pada stasiun III under fishing dibawah batas maksimum lestari dan teripang hitam menunjukkan stasiun I, II dan III sudah 0ver eksploitasi atau diatas
batas maksimum lestari. Berdasarkan nilai TKG menunjukkan bahwa hampir tiap stasiun dan
kedalaman didominasi oleh TKG III baik teripang pasir maupun teripang hitam, maka sangat dikhawatirkan bahwa biota tersebut sedang mengalami proses
pematangan gonad, oleh karena itu perlu dilakukan pembatasan penangkapan dan sebaiknya penangkapan yang dilakukan pada ukuran yang sudah besar dan pada
waktu serta kedalaman tertentu. Dari analisis diatas menunjukkan bahwa sumberdaya teripang pasir
Holothuria scabra dan teripang hitam Holothuria edulis di Desa Laluin Kecamatan Kayoa Selatan telah mengalami over eksploitasi. Maka pemanfaatan
sumberdaya teripang pasir Holothuria scabra dan teripang hitam Holothuria edulis adanya perhatian khusus dari pemerintah dan masyarakat setempat guna
membatasi eksploitasi teripang sehingga keberlanjutan sumberdaya ini tetap terjaga.
5. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan secara lansung di lokasi penelitia dan hasil analisis dapat diambil beberapa kesimpulkan bahwa:
1. Sumberdaya teripang pasir Holothuria scabra dan teripang hitam Holothuria
edulis di Desa Laluin Kecamatan Kayoa Selatan didapatkan mulai dari tepi pantai kedalaman 0-5 m sampai dengan kedalaman 15 m, teripang pasir
Holothuria scabra maupun teripang hitam Holothuria edulis yang paling mendominasi kedalaman 0-5 m.
2. Kepadatan rerata dari teripang pasir Holothuria scabra secara keseluruhan
memperlihatkan bahwa stasiun I merupakan stasiun yang mempunyai kepadata tertinggi yaitu dengan nilai 2 ind.m², berdasarkan kedalaman berada pada
kedalaman 0-5 m, sedangkan kepadatan terendah berada pada stasiun III dengan nilai 1 ind.m², dan teripang hitam Holothuria edulis kepadatan
tertinggi berada pada stasiun I dengan nilai kepadatan 2 ind.m², sedangkan berdasarkan kedalaman berada pada kedalaman 5-19 m sedangkan nilai paling
rendah berada pada stasiun II dengan nilai kepadatan 1 ind.m², dan kedalaman terendah berada pada kedalaman 10-15 m. Sebaran tingkat kematangan gonad
TKG pada teripang pasir Holothuria scabra maupun teripang hitam Holothuria edulis jantan dan betina dari TKG I sampai TKG V di masing-
masing stasiun umumnya di dominasi oleh TKG III. 3.
Berdasarkan persentase struktur stok atau kelompok ukuran teripang pasir yang terdapat pada saat sampling selama bulan Agustus-September 2010 mempunyai
panjang total 70-238 mm. Pada stasiun III terdapat tiga nilai tengah ukuran yaitu 122 dan 165 mm dan teripang hitam pada stasiun I dan II terdapat dua
nilai tengah ukuran dan pada stasiun III terdapat III nilai tengah ukuran. 4.
Tingkat eksploitasi teripang pasir Holothuria scabra maupun teripang hitam Holothuria edulis telah menunjukkan over eksploitasi atau diatas batas
maksimum lestari.
5.2. Saran