Mortalitas dan Laju Eksploitasi

4.6.2. Mortalitas dan Laju Eksploitasi

Pada populasi teripang yang telah dieksploitasi mortalitas merupakan kombinasi mortalitas alami dan mortalitas akibat penangkapan. Berdasarkan analisis nilai rata-rata yang diperoleh dari masing-masing stasiun maka didapatkan mortalitas total Z untuk teripan pasir pada stasiun I adalah sebesar 4.917 pertahunnya selang kepercayaannya dari Z antara 0.73 dan teripang hitam sebesar 0.75 per tahun selang kepercaan dari Z antara -0.55, sedangkan nilai mortalitas alami M teripang pasir sebesar 2.08 per tahunnya dan untuk teripang hitam nilai mortalitas alami M sebesar 0.57 per tahunnya, maka dengan demikian mortalitas akibat penangkapan dapat dicari yaitu mortalitas alami dikurangi mortalitas total Z-M sehingga nilai mortalitas akibat penangkapan F untuk teripang pasir adalah 2.83 per tahunnya dan teripang hitam sebesar 1.30 per tahunnya. Pada stasiun II mortalitas total Z didapat sebesar 0.881 per tahun selang kepercayaan Z antara -0.31 untuk teripang pasir, sedangkan untuk teripang hitam sebesar 0.53 per tahunnya selang kepercayaanya Z antara -0.71 Mortalitas alami M teripang pasir sebesar 0.72 per tahunnya teripang hitam sebesar 0.49 per tahun maka mortalitas penangkapan F didapat sebesar 0.15 per tahunnnya untuk teripang pasir dan teripang hitam sebesar 1.23 pertahunnya. Selanjutnya pada stasiun III mortalitas total Z untuk teripang pasir 0.461 per tahunnya selang kepercayaannya Z antara -0.49 dan teripang hitam sebesar 1.27 per tahun selang kepercayaanya Z antara -0.21, sedangkan mortalitas alami M teripang pasir 0.60 per tahun dan teripang hitam sebesar 0.81 per tahunnya, maka mortalitas akibat dari penangkapan F adalah sebesar -0.14 per tahun untuk teripang pasir sedangkan untuk teripang hitam sebesar 1.48 per tahunnya. Secara keseluruhan nilai mortalitas total Z teripang pasir yang tertinggi berada pada stasiun I dengan nilai 4.91 per tahunnya sedangkan untuk teripang hitam juga berada pada stasiun I dengan nilai 0.75 per tahun dan nilai mortalitas total Z terendah teripang pasir berada pada staiun III sebesar 0.46 per tahunnya, terendah untuk teripang hitam berada di stasiun II sebesar 0.53 per tahun dan untuk mortalitas alami M tertinggi untuk teripang pasir berada pada stasiun I dengan nilai 2.08 per tahun, teripang hitam tertinggi pada stasiun III sebesar 0.81 per tahun sedangkan terendah untuk teripang pasir berada pada stasiun III dengan nilai 0.60 per tahunnya dan teripang hitam terendah berada pada stasiun II dengan nilai 0.49 Demikian juga dengan mortalitas akibat penangkapan F untuk teripang pasir tertinggi berada pada stasiun I dengan nilai 2.83 per tahun dan terendah pada stasiun III dengan nilai -0.14, untuk teripang hitam tertinggi berada pada stasiun III dengan nilai 1.48 per tahun dan terendah berada pada stasiun II dengan nilai 1.23 per tahunnya, secara keseluruha disajikan pada tabel 10. Tabel 10: Nilai mortalitas teripang pasir dan teripang hitam di tiap stasiun penelitian Stasiun Teripang pasir Teripang hitam Pertahun Pertahun Z M F Z M F I 4.91 2.08 2.83 0.75 0.57 1.3 II 0.88 0.72 0.15 0.53 0.49 1.23 III 0.46 0.60 0.14 1.27 0.81 1.48 Total 2.88 1.49 1.39 0.75 0.57 1.31 Nilai koefisien yang diperoleh baik mortalitas alami M maupun mortalitas akibat penangkapan F, mengambarkan bahwa berkurangnya stok teripang pasir maupun teripang hitam di Desa Laluin Kecamatan Kayoa Selatan dalam suatu kelompok ukuran atau umur pada satu kurung waktu tertentu lebih disebabkan oleh faktor penangkapan di bandingkan oleh faktor alami, hal ini sangatlah wajar dengan kondisi yang terjadi di lapangan dimana aktivitas penangkapan yang dilakukan oleh para nelayan teripang Desa Laluin Kecamatan Kayoa hampir setiap harinya. Eksploitasi merupakan indeks yang dapat mengambarkan tingkat pemanfaatan dari suatu stok disuatu perairan, Berdasarkan nilai mortalitas karena suatu penangkapan F dan nilai mortalitas total Z maka laju eksploitasi dapat ditentukan dengan rumus E=FZ. Lsju eksploitasi E ini berdasarkan analisis biomassa per rekrut BR dengan asumsi bahwa jika nilai E= 0.5 itu menunjukkan bahwa nisbah pemanfaatan optimum Eopt, sedangkan apabila nilai E0.5 maka suatu stok dikategorikan under fishing dan jika nilai E0.5 maka stok tersebut dikategorikan over fishing, didasarkan bahwa apabila hasil berimbang dimana F=M adalah optimum Gulland 1997 in Pauly 1981. Nilai eksploitasi E berdasarkan analisis Yield Per Rekrut YR disebut dengan E faktual, bahwa jika nilai E faktual E maksimum maka tingkat eksploitasi yang dilakukan masih berada dibawah batas maksimum lestari dan sebaliknya pula. Namun dalam hal ini untuk mempermudah perhitungan menduga laju eksploitasi, maka digunakan program FiSAT dengan metode Relative YR and BR Knife-edge selection. Pada stasiun I teripang pasir berdasarkan analisis tersebut maka didapatkan nilai dari E faktual adalah 0.57 FZ jika dilihat berdasarkan analisis biomassa per rekrut FB maka laju eksploitasinya dikategorikan over fishing, ini dikarenakan nilai E 0.57 0.5, sehingga pada stasiun I pemanfaatan sumberdaya suda 0ver eksploitasi dan pemanfaatan sumberdaya pada stasiun II nilai dari E faktual adalah 0.17 dan masuk dalam kategori under fishing karena dibawah nilai dari E faktual 0.5. Selanjutnya pada stasiun III nilai dari E faktual adalah 0.31 dan masuk kategori 0ver fishing. Ssedangkan pada teripang hitam yaitu nilai E faktual 1.74 sehingga pada stasiun I pemanfaatan sumberdaya suda 0ver eksploitasi dan pemanfaatan sumberdaya dan pada stasiun II nilai E faktual 2.35 dan pemanfaatan sumberdaya sudah 0ver eksploitasi, selanjutnya pada stasiun III nilai dari E faktual adalah 1.16 dan dikategorikan sudah 0ver eksploitasi.

4.6.3. Pengaruh Dinamika Stok Dengan Eksploitasi Teripang

Dokumen yang terkait

Malaria In North Sumatera Province The Situation and Characteristics

0 25 8

Ecobiology and Dynamics Stocks of Sandfish (Holothuria scabra), Black Sea Cucumber (Holothuria edulis) and Relation With Exploitation At Laluin Village, North Maluku Province

0 11 238

Karakteristik Tablet dan Kapsul Teripang Pasir (Holothuria scabra)

0 6 39

Pengaruh Tepung Teripang Pasir (Holothuria Scabra) Terhadap Perilaku Seksual Dan Kadar Testosteron Darah Mencit (Mus Musculus) - Effect Of Sandfish (Holothuria Scabra) Powder On The Sexual Behavior And The Blood Testosterone Level Of The Male Mouse (Mus M

1 1 8

Pengaruh Ekstrak Steroid Teripang Pasir (Holothuria Scabra) Terhadap Perilaku Seksual Dan Kadar Testosteron Darah Mencit (Mus Musculus) - Effect Of Sandfish (Holothuria Scabra) Steroid Extract On The Sexual Behaviour And The Blood Testosterone Level Of Th

0 0 17

Potential of Sea Cucumber Rivet Red Extract (Holothuria leucospilota) As Antibacterial MDR (Multi Drug Resistant)

0 0 20

Kadar Protein Daging Teripang Hitam (Holothuria edulis) dan Teripang Pasir (Holothuria scabra) Serta Implementasinya sebagai Media Pembelajaran | Yunita | EJIP BIOL 9220 30163 1 SM

0 1 9

Kadar Lemak Daging Teripang Hitam (Holothuria edulis) dan Teripang Pasir (Holothuria scabra) Serta Implementasinya Sebagi Media Pembelajaran | Dewi | EJIP BIOL 9368 30584 1 SM

0 1 12

ANTIBACTERIAL ACTIVITY TEST SEA CUCUMBER EXTRACT (Holothuria scabra) SIDAYU COAST GRESIK USING DISK DIFFUSION METHOD

0 0 6

An Application of Geographic Information System to Identify the Suitability of Sea Cucumbers (Holothuria scabra) in West Lombok Waters

0 0 6