Latar Belakang Aplikasi Nanokalsium dari Cangkang Rajungan (Portunus sp.) pada Effervescent

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rajungan merupakan salah satu komoditas perairan yang jumlahnya cukup melimpah di Indonesia. Ekspor rajungan memberikan kontribusi yang baik bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia dikarenakan komoditi rajungan merupakan salah satu komoditi perikanan yang termasuk kedalam salah satu andalan ekspor komoditi perikanan Indonesia. Hal tersebut diperkuat dengan data KKP 2010 yang menyatakan bahwa dari tahun ke tahun komoditi rajungan mengalami peningkatan nilai ekspor yang cukup signifikan khususnya pada tahun 2007-2008 yang mengalami peningkatan nilai ekspor sebesar 4,77. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Suptijah 1992 limbah kulit rajungan mengandung 13-15 kitin. Kitin merupakan polisakarida terbesar kedua setelah selulosa yang mempunyai rumus kimia poli 2asetamida-2-dioksi-ß- D-Glukosa dengan ikatan ß-glikosidik 1,4 yang menghubungkan antar unit ulangnya. Kitin tidak mudah larut dalam air, sehingga penggunaannya terbatas. Namun dengan modifikasi kimiawi dapat diperoleh senyawa turunan kitin yang mempunyai sifat kimia yang lebih baik. Salah satu turunan kitin adalah kitosan. Kitosan merupakan senyawa dengan rumus kimia poli 2-amino-2-dioksi-ß-D- Glukosa yang dapat dihasilkan dengan proses hidrolisis kitin menggunakan basa kuat yang disebut deasetilasi. Saat ini terdapat lebih dari 200 aplikasi dari kitin dan kitosan serta turunannya di industri makanan, bioteknologi, pertanian, farmasi, kesehatan, dan lingkungan Balleyet al. 1977. Salah satu pemanfaatan limbah kitosan adalah pemanfaatannya dalam bidang farmasi dan kesehatan adalah sebagai penguat tulang dan gigi karena kandungan kalsiumnya. Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh, yaitu 1,5-2 dari berat badan orang dewasa atau kurang lebih sebanyak 1 kg.Berdasarkan jumlah ini, 99 berada didalam jaringan keras, yaitu tulang dan gigi. Kalsium tulang berada dalam keadaan seimbang dengan kalsium plasma pada konsentrasi kurang lebih 2,25-2,60 mmolL. Densitas tulang berbeda menurut umur, meningkat pada bagian pertama kehidupan dan menurun secara berangsur setelah dewasa, selebihnya kalsium tersebar luas didalam tubuh. Kalsium mengatur pekerjaan hormon-hormon dan faktor pertumbuhan Almatsier 2004. Salah satu fungsi kalsium bagi tubuh adalah sebagai nutrisi untuk tumbuh, menunjang perkembangan fungsi motorik agar lebih optimal dan berkembang dengan baik. Usia dibawah 1 tahun memerlukan kalsium 200-400 mghari, usia 1-6 tahun memerlukan kalsium sebanyak 500 mghari, usia 7-9 tahun memerlukan kalsium sebanyak 600 mghari, usia 10-18 tahun memerlukan kalsium sebanyak 1000 mghari dan dewasa memerlukan kalsium sebanyak 800 mghari Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi 2004. Kekurangan kalsium pada masa pertumbuhan dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan tulang, osteoporosis, sistem syaraf terganggu, dan osteomalasia Nieves 2005. Pola hidup dengan trend pada suplemen makanan menyebabkan banyak orang mengkonsumsi suplemen makanan dalam berbagai produk. Ketergantungan pada suplemen makanan untuk meningkatkan ketahanan tubuh, mencegah penyakit, dan mengurangi penyakit tentu sudah menjadi suatu kebiasaan masyarakat sekarang. Oleh karena itu, dilakukanpembuataneffervescent nanokalsium. Tablet merupakan sediaan yang mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan dengan bentuk sediaan farmasi lainnya, yaitu dosis zat aktif yang diberikan sama, mudah digunakan atau praktis, serta stabil secara fisik maupun kimiawi. Sediaan dalam bentuk tablet effervescent dimaksudkan untuk mengurangi rasa tidak enak ketika mengkonsumsi obat Lachman et al. 1994.Tablet effervescent lebih mudah dan lebih menyenangkan dalam penggunaannya, sehingga meningkatkan minat masyarakat terhadap penggunaan tablet Ansel1989.

1.2 Tujuan