Derajat Keasaman Aplikasi Nanokalsium dari Cangkang Rajungan (Portunus sp.) pada Effervescent

produk yang memiliki rasa pahit, asin ataupun tawar Ansel 1989. Karbondioksida termasuk gas yang tidak memiliki warna, tidak berbau, dan tidak ada rasanya. Karbondioksida juga sangat mudah larut dalam air dan dapat dibuat padat melalui tekanan tertentu. Pada saat dimasukkan dalam air, gas akan segera larut, karena gasnya larut secara otomatis butiran-butiran obat atau vitamin akan ikut larut juga. Dalam air, karbondioksida akan merubah menjadi asam karbonat. Asam inilah yang memberikan rasa “menggigit” pada minuman bersoda atau pada larutan effervescent Surya 2006. Reaksi effervescent adalah sebagai berikut : H 3 C 6 H 5 O 7 H 2 O + 3 NaHCO 3 Na 3 C 6 H 5 O 7 + 4 H 2 O + 3 CO 2 Asam sitrat Na-bikarbonat Na-sitrat air karbondioksida H 2 C 2 H 4 O 6 + 2 NaHO 3 Na 2 C 4 H 4 O 6 + 2 H 2 O + 2 CO 2 Asam tartrat Na-bikarbonat Na-tartrat air karbondioksida Pengujian yang dilakukan pada effervescent nanokalsium ini adalah waktu larut. Waktu larut menunjukan lamanya waktu yang dibutuhkan oleh tablet dalam suatu ukuran saji serving size untuk dapat larut sempurna dalam volume tertentu air. Waktu larut yang diperlukan untuk effervescent nanokalsium adalah 0,94 detik. Waktu larut tersebut telah memenuhi waktu larut minuman effervescent yang baik. Minuman effervescent yang baik memiliki waktu larut tidak lebih dari 2 menit Ervina 2010.

4.6 Derajat Keasaman

Derajat keasaman atau pH digunakan untuk menyatakan tingginya keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu zat, larutan ataupun benda. pH normal memiliki nilai 7 atau biasa disebut netral, sementara apabila nilai suatu zat tersebut berkisar antara 8-14 menunjukkan zat tersebut memiliki basa, sedangkan apabila nilai suatu zat tersebut berkisar antara 1-6 menujukkan sifat asam. Umumnya indikator sederhana yang digunakan adalah kertas lakmus yang akan berubah warna menjadi merah apabila keasamannya tinggi dan akan berubah menjadi biru apabila tingkat keasamannya rendah. Selain menggunakan kertas lakmus, indikator asam basa dapat diukur dengan pH meter yang bekerja berdasarkan prinsip elektrolit atau konduktivitas suatu larutan. Penelitian ini menggunakan alat ukur pH berupa pH meter karena tingkat keakuratannya dari pH meter lebih tinggi Khopkar 1990 Nilai pH berkaitan dengan nanokalsium sebagai bahan tambahan pangan. Analisis pH menunjukkan bahwa nanokalsium memiliki nilai pH 9,00. Bahan penyusun nanokalsium adalah kalsium oksida CaO. Kalsium oksida merupakan serbuk putih dengan pH tinggi yaitu 12,6 Estrela dan Holland 2003. Proses netralisasi dengan menggunakan akuades dapat membuat nilai pH nanokalisum lebih rendah. Nilai pH yang basa tersebut tidak berbahaya bagi tubuh karena umumnya nanokalsium akan difortifikasi kedalam suatu produk, dalam hal ini adalah produk effervescent nanokalsium. Fortifikasi nanokalsium kedalam bentuk effervescent perlu memperhatikan mengenai pH larutan effervescent yang dihasilkan. Nilai pH ini sangat dipengaruhi oleh pembentuk effervescent mix dalam hal ini yaitu asam sitrat, asam tartrat, dan natrium bikarbonat. Jika perbandingan antara ketiganya tidak sesuai maka pH yang ditimbulkan dapat mendekati asam ataupun mendekati basa. Hasil uji pH yang telah dilakukan menggunakan pH meter diketahui bahwa pH effervescent nanokalsium adalah sekitar 7,0 sehingga cukup baik untuk dikonsumsi secara oral.

4.7 Bioavailabilitas