memegang serta memasukkan makanan ke dalam mulutnya, pasangan kaki ke- 2 sampai ke- 4 menjadi kaki jalan, sedangkan pasangan kaki kelima berfungsi
sebagai pendayung atau alat renang sehingga sering disebut sebagai kepiting renang swimming crab. Kaki renang pada rajungan betina juga berfungsi sebagai
alat pemegang dan inkubasi telur Oemarjati dan Wisnu 1990.
2.2 Komposisi Kimia Limbah Rajungan
Menurut Hirano 1989 dalam Hafiludding 2003 menyatakan bahwa cangkang merupakan bagian terkeras dari semua komponen rajungan yang dapat
dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan pupuk organik karena kandungan mineralnya, terutama kandungan kalsiumnya yang cukup tinggi. Selain itu cangkang rajungan
mengandung kitin, protein, CaCO
3
, serta sedikit MgCO
3
dan pigmen astaxanthin. Muskar 2007 menyatakan bahwa cangkang rajungan diekspor dalam bentuk
kering sebagai sumber kitin, kitosan dan karotenoid yang dimanfaatkan oleh berbagai industry sebagai bahan baku obat, kosmetik, pangan dan lain-lain. Bahan-bahan
tersebut memegang peranan sebagai anti virus, anti bakteri dan digunakan juga sebagai obat untuk meringankan dan mengobati luka bakar. Selain itu cangkang
rajungan dapat juga digunakan seabagai bahan pengawet makanan yang murah dan aman seperti kitosan. Kandungan gizi tepung cangkang rajuangan dapat dilihat pada
Tabel 1. Tabel1 Kandungan gizi tepung cangkang rajungan
Zat gizi BBPMHP
Kadar air 4,45
Kadar abu 55,21
Kadar lemak 0,54
Kadar protein 13,58
Kadar kalsium 24,78
Kadar fosfor 0,49
Cangkang rajungan hasil penelitian BBPMHP 2000
2.3 Pengembangan Nanokalsium
Sejak tahun 1973, rajungan Portunus sp. merupakan hasil laut yang penting dalam sektor perikanan. Limbah industri rajungan Portunus pelagicus adalah berupa
cangkang dan kaki rajungan yang mencapai 75-85, dapat diolah menjadi kitin dan kitosan dengan rentang pemanfaatan yang luas, yaitu dapat diaplikasikan pada bidang
nutrisi, pangan, medis, kosmetik, lingkungan, dan pertanian Suhartono 2006.
Pengembangan produk kitin dan kitosan perlu dilanjutkan dengan upaya pemanfaatan hasil samping industri tersebut seperti protein dan mineral. Hasil
samping dari proses demineralisasi cangkang rajungan berupa kalsium klorida CaCl
2
. Proses demineralisasi mineral akan larut pada larutan asam seperti asam klorida HCl. Mineral hasil recovery limbah demineralisasi juga dapat dimanfaatkan
sebagai
sumber kalsium untuk pemanfaatan gips dan suplemen kalsium Flick et al. 2000.
Nanokalsium merupakan smart kalsium dengan ukuran partikel yang sangat kecil hingga mencapai 500x10
-9
nm sehingga apabila dikonsumsi akan langsung terserap oleh tubuh dengan sempurna 100 Suptijah 2009.
Nanokalsium memiliki bioavailabilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan kalsium yang berukuran makro sehingga nanokalsium yang terbuang melalui urin
lebih rendah. Nanokalsium lebih efektif memasuki sel daripada kalsium mikro karena
ukurannya yang sangat kecil, maka nanokalsium lebih banyak dan lebih cepat memasuki sel untuk melakukan fungsinya. Gao et al. 2007 menambahkan, tikus
yang diberi pakan nanokalsium memiliki tingkat buangan kalsium yang rendah pada feses dan urin dibandingkan dengan tikus yang diberi pakan mikro kalsium.
Hal ini menunjukan semakin kecil ukuran partikel, maka tingkat penyerapan kalsium dalam tubuh semakin meningkat.
2.4 Kalsium
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh,yaitu 1,5-2 dari berat badan orang dewasa. Tubuh manusia terdapatkurang
lebih 1 kg kalsium Granner 2003. Jumlah ini 99 berada di dalam jaringan keras,yaitu
tulang dan
gigi dalam
bentuk hidroksiapatit
{3Ca
3
PO
4 2
.CaOH
2
}.Kalsium tulang berada dalam keadaan seimbang dengan kalsium plasma pada konsenterasi kurang lebih 2,25-2,60 mmolL 9-10,4
mg100mL. Densitas tulang berbeda menurut umur, meningkat pada bagian pertama kehidupan dan menurun secara berangsur setelah dewasa. Selebihnya
kalsium tersebar luas didalam tubuh. Di dalam cairan ekstraselular dan intraselular kalsium memegang peranan penting dalam mengatur fungsi sel,seperti untuk
transmisi saraf, kontraksi otot, penggumpalan darah dan menjaga permebilitas
membran sel. Kalsium juga mengatur pekerjaan hormon-hormon dan faktor pertumbuhan Almatsier2004.
2.5 Kebutuhan Kalsium dalam Tubuh