Simpulan Saran Pemanfaatan Limbah Perikanan Waduk Cirata sebagai Pupuk Organik dengan Penambahan Kascing dan Gliocladium sp.

5 SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Limbah ikan dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik kompos. Pada proses pengomposan terjadi perubahan pH dan suhu akibat aktivitas miktoorganisme. Pada awal pengomposan akan terjadi penurunan nilai pH dan kemudian nilai pH tersebut akan kembali meningkat hingga akhirnya netral, sedangkan suhu pada awal proses terjadi peningkatan dan kemudian suhu akan kembali turun hingga akhirnya mencapai suhu ruang. Kandungan C organik, N total, nilai rasio CN, P dan K pupuk organik yang dihasilkan masing-masing berkisar antara 14,98-18,61, 4,06-5,46 , 2,79-4,27, 1,35-2,78 , dan 1,01-0,78 . Pupuk terbaik berdasarkan kandungan unsur hara yaitu pupuk C 60 limbah ikan karena memiliki kandungan K dan C organik yang paling tinggi serta nilai rasio CN mendekati nilai standar dibandingkan perlakuan lain. Tetapi secara keseluruhan semua perlakuan pupuk organik yang dihasilkan belum memenuhi standar SNI 19-7030-2004 karena nilai rasio CN yang diperoleh masih di bawah standar. Berdasarkan hasil analisis statistik, pupuk organik dari limbah ikan yang dihasilkan, cocok diaplikasikan pada tanaman caisin Brasica rapa cv. caisin, Perlakuan pupuk terbaik yaitu terdapat pada pupuk C4 80 limbah ikan + 5 Gliocladium sp. yang memiliki luas daun tanaman terbesar dibandingkan dengan perlakuan lain, yaitu sebesar 26684,27 ± 4103,96 mm 2 .

5.2 Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan untuk penyempurnaan penelitian selanjutnya antara lain: 1 Perlu dilakukan pemilihan aktivator yang sesuai dengan karakterisasi bahan baku pupuk yang. 2 Perlu dilakukan pengujian hara mikro untuk melengkapi data unsur hara yang dihasilkan. 3 Perlu dilakukan pengujian hara tanah yang digunakan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap aplikasi pada tanaman. 4 Perlu dilakukan pengujian dosis pemupukan untuk menentukan dosis terbaik dari aplikasi pupuk yang dihasilkan. 5 Perlu dilakukan isolasi mikroba dari pupuk organik yang dihasilkan untuk mengetahui jumlah mikroba pada pupuk serta pengaruhnya pada pertumbuhan tanaman. 6 Perlu dilakukan penyesuaian nilai rasio CN bahan baku dan pengukuran nilai rasio CN setiap minggu untuk mengetahui perubahannya selama proses pengomposan sehingga mendapatkan nilai rasio CN pupuk yang sesuai dengan standar. 7 Perlu dilakukan pemilihan tanaman yang tepat untuk aplikasi sesuai dengan karakteristik pupuk organik yang dihasilkan. DAFTAR PUSTAKA [BSN] Badan Standarisasi Nasional. 1992. SNI 01-2891-1992 Cara Uji Makanan dan Minuman. _____________________________. 2004. SNI19-7030-2004 Spesifikasi Kompos dari Sampah Orghanik Domestik. Aminah S, Soedarsono GB, Sastro Y. 2003. Teknologi Pengomposan. Jakarta: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Amir S, Merlina G, Pinelli E, Winterton P, Revel JC, Hafidi M. 2008. Microbial community dynamics during composting of sewage sludge and straw studied through phospholipid and neutral lipid analysis. J. Hazard Mater 159 2 –3: 593–601. AOAC. 2007. Official Methods of Analysis of AOAC International. 18 th Edition, 2005. Current Through Revision 2, 2007. Gaithersburg, Maryland, USA: AOAC International. Damayanti RU, Kurniaty R, Ocktolina SR. 2008. Pengaruh media kascing terhadap pertumbuhan bibit surian Toona sinensis Roem. umur 5 lima bulan. Dalam: Sintesa Hasil Penelitian Hutan Tanaman. Prosiding. Workshop, Bogor, 19 Desember 2008, hlm. 155-160. Djaja W. 2008. Langkah Jitu Membuat Kompos dari Kotoran Ternak dan Sampah. Jakarta: Agro Media Pustaka. Ekowati N. 1992. Penambahan Gliocladium spp. Pada pupuk kotoran ayam untuk pengendalian Rhizoctonia solani Kuhn. pada jagung [Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Fitria Y. 2008. Pembuatan pupuk organik cair dari limbah cair industri perikanan menggunakan asam asetat dan EM 4 Effective Microorganism 4 [Skripsi]. Bogor: Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Garno YS. 2005. Kajian status kualitas perairan Jangari Cirata dan kelayakannya untuk daerah wisata air. Jurnal Teknologi Lingkungan 6 2: 424-431. Gazi AV, Kyriacou A, Kotsou M, Lasaridi KE. 2007. Microbial community dynamics and stability assessment during green waste composting. Global NEST Journal 9 1: 35-41. Giginyu BM, Fagbayide JA. 2009. Effect of nitrogen fertilizer on the growth and calyx yield of cultivar of roselle in northern guinea savanna. Journal of Sience Research 4 2: 66-71. Gil SV, Pastor S, March GJ. 2009. Quantitative isolation of biocontrol agents Trichoderma spp., Gliocladium spp. and actinomycetes from soil with culture media. Microbiological Research 164: 196-205. Ginting P. 2007. Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri. Bandung: Yrama Widya. Graves RE, Hattemer GM, Stettler D, Krider JN, Dana C. 2000. National Engineering Handbook. United States: Department of Agriculture. Hadisuwito S. 2007. Membuat Pupuk Kompos Cair. Jakarta: Agro Media Pustaka. Hidayati YA, Harlia E, Marlina ET. 2008. Analisis kandungan N, P, dan K pada lumpur hasil ikutan gasbio sludge yang terbuat dari feses sapi perah. Dalam: Seminar Nasional Teknologi Peternakan 2008, hlm. 271-275. Ibrahim B. 2005. Kaji ulang sistem pengolahan limbah cair industri hasil perikanan secara biologis dengan lumpur aktif. Buletin Teknologi Hasil Perikanan VIII 1: 31-41. Ibrahim B, Suptijah P, Prantommy. 2009. Pemanfaatan kitosan pada pengolahan limbah cair industri perikanan. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan XII 2: 154-166. Jenie BSL, Rahayu WP. 1993. Penanganan Limbah Industri Pangan. Yogyakarta: Kanisus. Kastaman R, Herwanto T, Iskandar Y. 2006. Rancang bangun dan uji kinerja kompos skala rumah tangga. Jurnal Agrikultura 11 17: 1-10. Komarawidjaja W, Sukimin S, Arman E. 2005. Status kualitas air Waduk Cirata dan dampaknya terhadap pertumbuhan ikan budidaya. Jurnal Teknologi Lingkungan 6 1: 268-273. Laos F, Mazzarino MJ, Walter I, Roselli L. 1998. Composting of fish waste with wood by-product and testing compost quality as a soil amendment: experiences in patagonia region of Argentina. Compost Science Utilization 6 1: 59-66. Lengkong JE, Kawusulan RI. 2008. Pengelolaan bahan organik untuk memelihara kesuburan tanah. Soil Environment 6 2: 91-97. Liao PH, Jones L, Lau AK, Walkemeyer S, Egan B, Holbek N. 1997. Composting of fish waste in a full scale in vessel system. Bioresource Technology 59: 163-168. Mashur, Djajakirana G, Sihombing DTH. 2001. Kajian perbaikan teknologi budidaya cacing tanah Eisenia foetida Savigny untuk meningkatkan produksi biomassa dan kualitas eksmecat dengan memanfaatkan limbah organik sebagai media. Med. Pet. XXIV 2: 28-38. Marvelia A, Darmanti S, Parman S. 2006. Produksi tanaman jagung manis Zea mays l. Saccharata yang diperlakukan dengan kompos kascing dengan dosis yang berbeda. Buletin Anatomi dan Fisiologi XIV 2: 7-18. Mattjik AA, Sumertajaya M. 2000. Perancangun Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab. Bogor: IPB Press. Mujiyati, Supriyadi. 2009. Pengaruh pupuk kandang dan NPK terhadap populasi bakteri Azotobacter dan Azospirillum dalam tanah pada budidaya cabai Capsicum annum. Bioteknologi 6 2: 63-69. Mulat T. 2003. Membuat dan Memanfaatkan Kascing Pupuk Organik Berkualitas. Jakarta: Agromedia Pustaka. Musnamar EI. 2003. Pupuk Organik: Cair dan Padat, Pembuatan dan Aplikasi. Jakarta: Penebar Swadaya. Palungkun R. 2008. Sukses Beternak Cacing Tanah Lumbricus rubellus. Jakarta: Penebar Swadaya. Plaster EJ. 2003. Soil Science and Management. United States: Delmar Learning Inc. Pramaswari IAA, Suyasa IWB, Putra AAB. 2011. Kombinasi bahan organik Rasio C:N pada pengolahan lumpur sludge limbah pencelupan. Jurnal Kimia 5 1: 64-71. Purnamaningtyas SE, Tjahjo DWH. 2008. Pengamatan kualitas air untuk mendukung perikanan di Waduk Cirata, Jawa Barat. J. Lit. Perikan. Ind 14 2: 173-180. Ramdhani D. 2007. Formulasi pupuk bioorganik campuran Trichoderma harzianum dengan kascing [Skripsi]. Bogor: Program Studi Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut pertanian Bogor. Rieuwpassa F, Salampessy J. 1997. Pemanfaatan limbah industri perikanan. Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Universitas Pattimura II: 43-47. Ruhnayat A. 2007. Penentuan kebutuhan pokok unsur hara n, p, k untuk pertumbuhan tanaman panili. Buletin Littro 18 1: 49-59. Salisbury FB, Ross CW. 1995. Fisiologi Tumbuhan, Jilid 1. Penerjemah: Lukman DR, Sumaryono. Bandung: ITB. Santoso B, Budi US, Nurnasari E. 2012. Pengaruh jarak tanam dosis pupuk npk majemuk terhadap pertumbuhan, produksi bunga dan analisis usaha tani rosella merah. Jurnal Littri 18 1: 17-23. Satya A, Sunanisari S, Ramadaniya R, Mulyana E. 2010. Pola distribusi dan laju akumulasi karbon organik dan bahan organik dalam sedimen serta hubungannya dengan padatan tersuspensi di Situ Cibitu. Limnotek 17 1: 71-84 Sentana S. 2010. Pupuk organik, peluang dan kendalanya. Dalam Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan”, Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia di Yogyakarta, 26 Januari 2010, hlm. 1-5. Setoyrini D, Saraswati R, Anwar EK. 2006. Kompos. Bogor: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Setyawan WA, Setiawan D. 2010. Pemanfaatan limbah ikan menjadi pupuk organik [Laporan penelitian]. Surabaya: Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, U niversitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Simanungkalit RDM, Suriadikarta DA, Saraswati R , Setoyrini D, Hartatik W. 2009. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Bogor: Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. Sofian. 2006. Sukses Membuat Kompos dari Sampah. Jakarta: Agromedia Pustaka. Subaedah S. 2007. Pemanfaatan jamur mikoriza dalam meningkatkan ketersediaan hara fosfat dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan bibit jarak pagar. Jurnal Agrivigor VI 2: 174-177. Subowo YB, Sugiharto A, Suliasih, Widawato S. 2010. Pengujian pupuk hayati kalbar untuk meningkatkan produktivitas tanaman kedelai Glicine max var. baluran. Cakara Tani XXV 1: 112-118. Sulistyawati E, Mashita N, Choesin DN. 2008. Pengaruh agen decomposer terhadap kualitas hasil pengomposan sampah organik rumah tangga [Makalah]. Dalam Seminar Nasional Penelitian Lingkungan di Perguruan Tinggi di Universitas Trisakti, 7 Agustus 2008, hlm. 1-10. Supadma AAN, Arthagama DM. 2008. Uji formulasi kualitas pupuk kompos yang bersumber dari sampah organik dengan penambahan limbah ternak ayam, sapi, babi, dan tanaman pahitan. Jurnal Bumi Lestari 8 2: 113-121. Suriadikarta DA, Setoyrini D, Hartatik W. 2004. Petunjuk Teknis Uji Mutu dan Efektivitas Pupuk Alternatif Anorganik. Bogor: Balai Penelitian Tanah. Susila AD. 2006. Panduan Budidaya Tanaman Sayuran. Bogor: Departemen Agronomi dan Holtikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Sutanto R. 2002. Pertanian Organik. Yogyakarta: Kanisius. Suwahyono U. 2011. Petunjuk Praktis Penggunaan Pupuk Organik secara Efektif dan Efisien. Jakarta: Penebar Swadaya. Suyono I. 2007. Kematian ikan. http:www.vaksinikan.comberita12-juni- 200713-kematian-ikan.html?start=35 [20 Maret 2012]. Syafei LS. 2005. Penebaran ikan untuk pelestarian sumberdaya perikanan. Jurnal Ikhtiologi Indonesia 5 2: 69-75. Talkah A. 2009. Pengaruh pupuk organik vermikompos limbah jengkok tembakau pabrik rokok terhadap produktivitas budidaya tanaman melon Cucurmis melo L varitas red aroma. Cendikia: 1-9. Tondok ET. 2006. Pemanfaatan agens biokontrol dan filtrate guano untuk menekan penyakit busuk phomopsis pada terong [Laporan Kegiatan]. Dalam Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat, Dosen Muda. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Usman. 2012. Teknik penetapan nitrogen total pada contoh tanah secara destilasi titimetri dan kolorimetri menggunakan autonalyzer. Buletin Teknik Pertanian 17 1: 41-44. Utami SNH, Handayani S. 2003. Sifat kimia entisol pada sistem pertanian organik. Ilmu Pertanian 10 2: 63-69. Wasis B, Sandrasari A. 2011. Pengaruh pemberian pupuk kompos terhadap pertumbuhan semai mahoni Swietenia macrophylla King. pada media tanah bekas tambang emas tailing. Jurnal Silvikultur Tropika 03 01: 109-112. Wasito A, Nuryani W. 2005. Dayaguna kompos limbah pertanian berbahan aktif cendawan Gliocladium terhadap dua varietas krisan. Jurnal Hort. XV 2: 97-101. Yuliarti N. 2009. 1001 Cara Menghasilkan Pupuk Organik. Yogyakarta: Lily Publisher. Yun SI, Ro HM. 2009. Natural 15N abundance of plant and soil inorganic-N as evidence for over-fertilization with compost. Soil Biology and Biochemistry 41: 1541 –1547. Yuwono D. 2007. Kompos. Jakarta: Penebar Swadaya. Zhang J, Zeng G, Chen Y, Yu M, Yu Z, Li H, Yu Y, Huang H. 2011. Effects of physico-chemical parameters on the bacterial and fungal communities during agricultural waste composting. Bioresource Technology 102: 2950 –2956. LAMPIRAN Lampiran 1 Data perhitungan analisis proksimat bahan baku a. Kadar air Kadar Air Bahan Baku Pupuk Parameter Sampel Limbah Ikan Kascing Ulangan 1 2 1 2 Berat cawan g 19,46 18,92 17,21 17,34 Berat sampel g 2,00 2,00 2,01 2,00 Berat akhir g 20,22 19,68 18,18 18,26 Berat kering g 0,76 0,77 0,97 0,93 Kadar air 61,93 61,72 51,98 53,72 Rata-rata 61,83 52,85 Standar Deviasi 0,00 0,01

b. Kadar abu